Produk NVSR (Foto: Instagram NVSR)

Ayo Biz

3 Kunci Penting Jika Ingin Nyemplung ke Bisnis Fashion

Jumat 19 Sep 2025, 16:25 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Perjalanan sebuah usaha kecil menengah (UMKM) kerap diwarnai oleh cerita jatuh bangun. Dari keterbatasan modal, tekanan persaingan, hingga tantangan teknologi, semua menjadi bagian dari proses yang membentuk ketangguhan pelaku usaha.

Tiga brand asal Bandung, yakni Never Surrender (NVSR), ASNH/ASOHEH, dan Hoops, memperlihatkan bagaimana tekad, konsistensi, dan kemampuan beradaptasi mampu membawa bisnis kecil melangkah lebih jauh.

Mulai Saja Dulu

Kisah NVSR bermula dari keputusan berani pasangan Jodi Fuadi Rahman dan Rani Rahma untuk menjual mobil pribadi demi modal usaha di tengah pandemi. Berawal dari garasi rumah dengan produksi kaos sederhana, mereka sempat melewati tiga bulan tanpa pemasukan sama sekali.

Namun, semangat pantang menyerah membuat NVSR terus melakukan riset pasar dan mengembangkan desain produk sesuai selera konsumen. Kini NVSR tumbuh menjadi brand fashion dengan lebih dari 250 jenis produk dan produksi ribuan potong setiap bulan.

Kunci keberhasilannya tidak hanya terletak pada strategi pemasaran digital melalui media sosial dan e-commerce, tetapi juga pada budaya kerja kekeluargaan yang membuat karyawan betah berkembang bersama.

Fokus dan Konsisten

Sementara itu, kisah Ahmad Soheh, pendiri ASNH, juga penuh lika-liku. Berawal sebagai buruh panggul, ia merintis usaha fesyen dari bawah hingga akhirnya bisa mencetak omzet ratusan juta rupiah per bulan.

Ahmad Soheh dan sang istri (Foto: Rizma Riyandi)

Pernah mengalami kegagalan, bahkan sempat berhenti karena pandemi dan musibah keluarga, Soheh memilih untuk bangkit kembali. Ia meluncurkan brand baru bernama Asoheh yang fokus pada fesyen muslim, sekaligus mempertahankan ASNH dan Astore untuk produk outdoor.

Konsistensi dan keyakinannya membuat bisnis ini kembali stabil, bahkan mampu menembus pasar Asia Tenggara. Bahkan, bisnisnya bisa bertahan hingga saat ini.

Manfaatkan Platform Digital Sebaik Mungkin

Berbeda dengan dua cerita sebelumnya, Hoops milik Muhammad Abdul Rozak Mulia lahir dan berkembang di era digital. Mengandalkan platform TikTok Live, Hoops berhasil menjual hingga 70 produk jas per hari dengan omzet belasan hingga puluhan juta rupiah.

Namun, ketika akses Live TikTok sempat ditutup selama tiga hari, kerugian besar pun tidak terelakkan. Situasi ini mengajarkan bahwa fleksibilitas adalah hal penting dalam bisnis.

Staf NVSR sedang melakukan Live Streaming produk di platform digital. (Foto: Rizma Riyandi)

Rozak pun beradaptasi dengan memaksimalkan penjualan melalui e-commerce dan media sosial lainnya agar roda usaha tetap berputar.

Dari ketiga kisah tersebut, tampak jelas bahwa keberhasilan UMKM tidak hanya ditentukan oleh besarnya modal, melainkan oleh keberanian mengambil risiko, keteguhan untuk tidak menyerah, serta kemampuan beradaptasi menghadapi perubahan.

Semangat pantang menyerah ala NVSR, konsistensi dan doa dari perjalanan ASNH, serta fleksibilitas Hoops dalam memanfaatkan kanal digital menjadi cermin bahwa kunci kesuksesan UMKM ada pada daya juang dan inovasi.

Ketiga brand ini menunjukkan bahwa usaha kecil pun bisa tumbuh, bertahan, bahkan merambah pasar global jika dijalankan dengan strategi yang tepat dan tekad yang kuat.

Tags:
fashionbisnis fesyenNVSRASNH StoreHoops

Rizma Riyandi

Reporter

Rizma Riyandi

Editor