Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 17 Sep 2025, 18:12 WIB
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)

Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung bukan sekadar kota dengan udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat. Kota ini selayaknya kanvas hidup tempat kreativitas tumbuh subur, terutama dalam dunia kuliner. Di balik gemerlap kafe kekinian dan tren makanan viral, tersimpan warisan rasa yang telah membentuk identitas kota ini selama puluhan tahun.

Kuliner khas Bandung bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita. Setiap jajanan legendaris menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM yang menjaga nyala tradisi di tengah arus modernisasi. Dari surabi yang dibakar di tungku tanah liat hingga colenak yang mengubah peuyeum menjadi sajian revolusioner, Bandung adalah rumah bagi cita rasa yang tak lekang oleh waktu.

Surabi. (Sumber: surabicihapit.com)
Surabi. (Sumber: surabicihapit.com)

1. Surabi: Rasa Hangat dari Tungku Tradisi

Surabi bukan sekadar makanan, penganan ini adalah simbol kehangatan dan kebersamaan. Dibuat dari campuran tepung beras dan kelapa parut, surabi dibakar di atas tungku tanah liat, menghasilkan aroma khas yang menggoda. Di Jalan Setiabudi misalnya, surabi hadir dalam berbagai varian topping, dari keju hingga durian, membuktikan bahwa tradisi bisa beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.

Namun, tantangan muncul ketika generasi muda lebih tertarik pada makanan instan atau viral. Surabi harus bersaing dengan tren makanan Korea atau Jepang yang mendominasi media sosial. Pelaku usaha pun mulai mengemas surabi dengan tampilan modern agar tetap relevan.

Batagor. (Sumber: Instagram/@batagorkingsley.id)
Batagor. (Sumber: Instagram/@batagorkingsley.id)

2. Batagor: Inovasi Sunda yang Mendunia

Batagor, singkatan dari Baso Tahu Goreng, lahir dari kreativitas warga Bandung yang gemar menyederhanakan istilah. Berbahan dasar ikan tenggiri, tahu, dan kulit pangsit, batagor disajikan dengan saus kacang yang gurih dan manis. Kudapan ini menjadi ikon kuliner Bandung yang dikenal hingga mancanegara.

Meski populer, batagor menghadapi tantangan dari segi kualitas dan konsistensi. Banyak pedagang kaki lima yang menurunkan standar demi harga murah, sehingga mengaburkan cita rasa asli. Di sisi lain, batagor premium mulai bermunculan, menyasar pasar wisatawan dan foodies urban.

Cireng Cipaganti. (Sumber: Cireng Cipaganti)
Cireng Cipaganti. (Sumber: Cireng Cipaganti)

3. Cireng: Aci yang Bertransformasi

Cireng, atau aci digoreng, adalah bukti bahwa makanan sederhana bisa menjadi primadona. Awalnya hanya tepung kanji yang digoreng, kini cireng hadir dengan berbagai isian seperti abon, keju, hingga oncom. Popularitasnya melonjak berkat kemudahan produksi dan harga yang terjangkau.

Namun, cireng juga menghadapi dilema untuk menjaga kualitas di tengah produksi massal. Banyak produk beku yang beredar di pasaran, tapi tidak semua mampu mempertahankan tekstur dan rasa khas cireng Bandung.

Cimol. (Sumber: Instagram @cimolbojotaa)
Cimol. (Sumber: Instagram @cimolbojotaa)

4. Cimol: Si Bulat Kenyal yang Digemari

Cimol, singkatan dari aci digemol, adalah saudara dekat cireng. Bentuknya bulat kecil, kenyal saat digigit, dan biasanya disajikan dengan bumbu bubuk berbagai rasa. Cimol menjadi jajanan favorit anak sekolah dan remaja, terutama karena harganya yang ramah kantong.

Namun, keberadaan cimol sering kali dianggap sebagai jajanan ā€œrendahanā€ oleh sebagian kalangan. Padahal, dengan pengemasan yang tepat, cimol bisa naik kelas dan menjadi bagian dari kuliner kreatif yang membanggakan.

Peuyeum. (Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Peuyeum. (Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

5. Peuyeum: Fermentasi Warisan yang Bertahan

Peuyeum adalah hasil fermentasi singkong yang telah menjadi oleh-oleh khas Bandung sejak lama. Teksturnya lebih kering dibanding tape, dan rasanya manis legit. Peuyeum bukan hanya makanan, tapi juga simbol ketekunan dan kearifan lokal.

Di era modern, peuyeum mulai kehilangan pamor. Generasi muda menganggapnya kuno, kecuali jika disajikan dengan topping kekinian. Beberapa pelaku UMKM mulai mengemas peuyeum dalam bentuk dessert modern, seperti brownies peuyeum atau cake tape, untuk menarik minat pasar baru.

Mie Kocok. (Sumber: bandung.go.id)
Mie Kocok. (Sumber: bandung.go.id)

6. Mie Kocok: Kikil dan Kaldu dalam Satu Mangkok

Mie Kocok adalah sajian hangat yang menggugah selera. Proses ā€œmengocokā€ mie dalam wadah berlubang menjadi ciri khasnya. Disajikan dengan kuah kaldu sapi, kikil, tauge, dan jeruk nipis, mie kocok menawarkan rasa gurih segar yang tak terlupakan.

Namun, mie kocok belum banyak dieksplorasi secara visual di media sosial. Padahal, dengan plating yang menarik dan storytelling yang kuat, mie kocok bisa menjadi ikon kuliner Bandung yang lebih dikenal luas.

Bandros. (Sumber: Ayobandung.id)
Bandros. (Sumber: Ayobandung.id)

7. Bandros: Cita Rasa Santan dalam Cetakan Cekung

Bandros adalah jajanan yang dibuat dari campuran tepung terigu dan santan, dipanggang dalam cetakan cekung, lalu ditaburi kelapa parut. Rasanya gurih dan legit, cocok dinikmati saat hangat bersama kopi atau teh.

Bandros sempat tenggelam di tengah gempuran jajanan modern. Namun kini, beberapa pelaku usaha mulai menghidupkan kembali bandros dengan varian rasa seperti coklat, green tea, dan keju, serta kemasan yang lebih estetik.

Es Cendol. (Sumber: Instagram @escendolelizabethofficial)
Es Cendol. (Sumber: Instagram @escendolelizabethofficial)

8. Es Cendol: Segarnya Tradisi dalam Gelas

Es Cendol adalah minuman legendaris yang menyegarkan. Terbuat dari tepung beras hijau, santan, dan gula aren, es cendol sering dijual keliling atau di warung tradisional. Tambahan buah seperti nangka dan kelapa muda membuatnya semakin nikmat.

Di tengah tren minuman boba dan kopi susu, es cendol harus berjuang mempertahankan eksistensinya. Beberapa brand lokal mulai mengemas es cendol dalam botol modern dan menjualnya secara online untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Colenak. (Sumber: Instagram @colenakmurdi)
Colenak. (Sumber: Instagram @colenakmurdi)

9. Colenak: Cocol Enak yang Melegenda

Colenak adalah singkatan dari ā€œcocol enakā€, hasil olahan peuyeum yang dibakar dan disajikan dengan gula merah cair serta kelapa parut. Rasanya manis, gurih, dan penuh nostalgia. Colenak adalah bukti bahwa inovasi bisa lahir dari tradisi.

Namun, colenak kini jarang ditemukan di pusat kuliner modern. Untuk menghidupkannya kembali, dibutuhkan narasi yang kuat dan kemasan yang menarik agar colenak bisa bersaing di pasar digital dan generasi Z.

Kuliner Legendaris vs Tren Kekinian

Kuliner Bandung menghadapi tantangan besar salah satunya untuk menjaga warisan rasa di tengah arus globalisasi dan digitalisasi? Generasi muda cenderung memilih makanan yang ā€œInstagramableā€ dan viral, sementara jajanan tradisional sering kali dianggap kurang menarik secara visual.

Pelaku UMKM menjadi garda terdepan dalam menjaga eksistensi kuliner legendaris. Mereka tidak hanya menjual makanan, tapi juga merawat cerita, teknik, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Dukungan terhadap UMKM kuliner menjadi kunci keberlanjutan rasa Bandung.

Beberapa pelaku usaha mulai melakukan rebranding terhadap jajanan tradisional. Surabi dikemas dalam box estetik, peuyeum dijadikan bahan dessert modern, dan bandros hadir dalam varian rasa kekinian. Strategi ini terbukti mampu menarik perhatian pasar muda.

Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi etalase baru bagi kuliner Bandung. Jajanan yang dulu hanya dikenal secara lokal kini bisa viral dan dikenal secara nasional bahkan internasional. Namun, visual bukan segalanya, cerita di balik makanan pun masih tetap menjadi daya tarik utama.

Wisata kuliner bukan hanya pelengkap pariwisata Bandung, tapi juga identitas kota. Makanan khas menjadi pintu masuk untuk memahami budaya, sejarah, dan karakter masyarakatnya. Oleh karena itu, pelestarian kuliner harus menjadi bagian dari strategi pembangunan kota.

Di tengah popularitas, tantangan terbesar adalah menjaga konsistensi rasa dan kualitas bahan. Banyak jajanan yang mengalami penurunan mutu karena produksi massal. Edukasi terhadap pelaku usaha dan konsumen menjadi penting agar kuliner legendaris tetap otentik.

Kolaborasi antara generasi tua dan muda bisa menjadi solusi. Generasi tua menjaga resep dan teknik, sementara generasi muda membawa inovasi dalam pemasaran dan pengemasan. Sinergi ini bisa melahirkan produk kuliner yang kuat secara rasa dan branding.

Alternatif kuliner khas Bandung atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/9pUzlHgMZK
  2. https://s.shopee.co.id/gGkqWDAgK
  3. https://s.shopee.co.id/6AbhOh8Hjk

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 12:29 WIB

Bermain dengan Sabar, Reza Gebuk 2 Ganda Malaysia, BL Negeri Jiran Marah!

Ini adalah kemenangan ketiga Sabar/Reza dari pasangan Malaysia itu dalam empat pertemuan.
Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Jelajah 02 Nov 2025, 11:00 WIB

Hikayat Kasus Penganiayaan Brutal IPDN Jatinangor, Tumbangnya Raga Praja di Tangan Senior Jahanam

Tradisi koreksi berubah jadi ritual kekerasan mematikan. Kasus Cliff Muntu membongkar budaya militeristik yang mengakar di IPDN.
Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, mengikuti Upacara Penutupan Praktik Lapangan I di Lapang Upakarti Soreang, Selasa (13/8/2019). (Sumber: Humas Pemkab Bandung)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 10:05 WIB

Tempat Nongkrong Favorit Mahasiswa Bandung dengan Konsep Otomotif Unik

Ice Cream Service Autoshop & Dine menghadirkan pengalaman kuliner unik di Bandung dengan konsep otomotif yang menarik perhatian.
Ice Cream Service Autoshop & Dine (Foto: Ramzy Ahmad)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 07:30 WIB

Tips Aman Berselancar Internet: Hindari Jebakan Phishing dan Penipuan Online

Waspadai jebakan di dunia maya! Temukan cara mengenali tautan palsu, pesan penipuan, dan trik phishing yang sering menjerat.
Waspada terhadap phishing dan penipuan online. (Sumber: Pexels/Markus Winkle)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 05:42 WIB

Menggenggam Asa Hafalan, Sang Penghidup Tradisi Tahfiz MTs Kifayatul Achyar

Kisah inspiratif Sholihin, pembina tahfiz yang berhasil menghidupkan kembali program hafalan para siswa di MTs Kifayatul Achyar.
Sosok Sholihin yang giat membina tahfiz siswa/i MTs Kifayatul Achyar (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 15:18 WIB

Transformasi Pusat Perbelanjaan Bandung, Menjawab Tantangan Ritel dengan Inovasi dan Koneksi Sosial

Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal.
Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 14:22 WIB

Membentuk Karakter Gen Z di Era Digital: Antara Teknologi, Kreativitas, dan Tantangan Edukasi

Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.
Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:50 WIB

Sarapan, 'Ritual' yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa Kos

Sarapan yang sering terlupakan bagi anak kos, padahal penting banget buat energi dan fokus kuliah.
Bubur ayam sering jadi menu sarapan umum di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Zaky Hadi)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)