Owner CV Bechips Indonesia, Niko Saputra dan sang istri saat menunjukkan produk andalannya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ayo Biz

Menembus Pasar Global Lewat Cita Rasa Lokal, Kisah Niko Saputra dan Bechips Indonesia

Rabu 24 Sep 2025, 15:28 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Langkah pertama Bechips Indonesia dimulai dari sebuah keputusan sederhana namun berani. Pada tahun 2015, Niko Saputra mendirikan usaha kecil di Bandung yang bergerak di bidang perdagangan produk ritel. Namun, ia segera menyadari bahwa untuk bertahan dan berkembang, bisnisnya harus memiliki identitas yang kuat dan nilai tambah yang membedakan.

Transformasi besar terjadi pada 2018. Niko mengubah arah bisnisnya menjadi produsen camilan berbasis hasil pertanian dan perikanan lokal. Ia tidak sekadar menjual produk, tetapi membangun merek yang mengangkat kekayaan rasa Indonesia ke panggung internasional.

“Kenapa memilih camilan tradisional atau kearifan lokal? Karena saya bukan tipe yang suka Red Ocean. Saya lebih percaya bahwa di sekian banyaknya produk itu, cara kita masuk adalah kita harus punya nilai yang beda, harus unik,” ujar Niko kepada Ayobandung.

Dengan visi menjadi produsen dan eksportir terpercaya, Bechips mulai mengembangkan produk seperti keripik pisang, keripik talas, tempe chips, dan keripik ikan khas Jawa Barat. Semua dirancang dengan pendekatan modern, namun tetap mempertahankan cita rasa autentik.

Niko menolak mengikuti arus pasar yang jenuh. Ia percaya bahwa peniru tidak akan bertahan lama. “Emang sanggup kita untuk ngikutin, misalkan saingan sama yang udah besar? Kita niruni, nggak akan jadi apa-apa. Biasanya nggak bertahan. Karena pasti yang bertahan itu adalah yang punya ide awal," tegas Niko.

Filosofi ini menjadi fondasi Bechips dalam menghadapi persaingan. Alih-alih meniru, Niko memilih jalur inovasi dan diferensiasi. Ia menciptakan produk dengan karakter dan rasa yang ia rancang sendiri, bukan sekadar mengikuti tren.

“Kalau kita cuma ngikut-ngikut, sekedar enak aja, cuma begitu mah nggak kelar-kelar. Lebih baik kita berjuangnya sama diri sendiri. Bukan saingan sama orang lain," lanjutnya.

Langkah ini terbukti efektif. Setelah sukses di pasar domestik, Niko mulai menjajaki peluang ekspor melalui jalur tidak langsung seperti agen, pameran, dan komunitas diaspora. Camilan sehat Bechips pun mulai dikenal di berbagai negara.

Sejumlah produk ekspor andalan dari CV Bechips Indonesia,. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Melalui kurasi standar ekspor dan partisipasi aktif dalam pameran internasional, Bechips berhasil menembus pasar Jepang, Taiwan, Malaysia, Australia, Belanda, dan Belgia. Produk-produk Bechips kini menjadi representasi cita rasa Nusantara di meja konsumen global.

Pabrik Bechips berlokasi di Holis, Bandung, dengan kantor pusat di M Square, C-19. Selain itu, mereka juga memiliki fasilitas produksi di Magelang, memperkuat kapasitas untuk memenuhi permintaan ekspor yang terus meningkat.

Pada September 2025, Bechips mencatat pencapaian penting dengan ekspor mandiri ke Jepang melalui buyer Sariraya Ltd. Sebanyak 770 karton produk senilai USD14.851 atau sekitar Rp247 juta dikirim, menandai tonggak baru dalam ekspansi global UMKM asal Jawa Barat.

Keberhasilan ini bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang bagaimana sinergi antara inovasi pelaku usaha dan dukungan institusi mampu melahirkan kisah sukses inspiratif. Bechips menjadi contoh nyata UMKM lokal yang bertransformasi menjadi pemain global.

Menurut Niko, tantangan terbesar bukan hanya kompetisi, tetapi juga menjaga orisinalitas di tengah banjir produk serupa. “Di online udah kerasa perbedaannya jadi makin sepi. Karena apa? Pilihan makin banyak,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya memiliki identitas produk yang jelas. “Biasanya kalau orang cuma ngikut-ngikut itu, dia daya juangnya nggak ada karena cuma ngikut. Dia nggak punya rasa memiliki untuk ngebikin produk itu,” katanya.

Dengan pendekatan berbasis ide dan nilai unik, Niko mampu mengatur rasa dan karakter produk sesuai visi pribadinya. Hal ini menjadi pembeda utama Bechips dibanding kompetitor yang hanya mengejar tren.

“Siapa tahu idenya nanti bisa kepake untuk pangsa ekspor karena saya juga dulu nggak tahu,” kata Niko. Ia mengaku baru menyadari potensi ekspor setelah ada buyer dari Taiwan yang tertarik dengan produknya.

Dari situ, ia mulai mengulik dan meng-upgrade produknya agar sesuai dengan preferensi pasar luar negeri. Proses ini melibatkan riset, adaptasi rasa, dan peningkatan kualitas bahan baku lokal.

Kini, Bechips tidak hanya menjadi produsen camilan, tetapi juga simbol keberanian dan kreativitas dalam menghadapi red ocean bisnis. Niko membuktikan bahwa inovasi dan nilai lokal bisa menjadi kekuatan utama dalam menembus pasar global.

"Menurut saya punya nilai yang beda dan unik lebih bagus, lebih sehat. Kenapa? Karena dari situ ada ide bermunculan," pungkasnya.

Link pembelian produk UMKM Kuliner dari Bechips:

  1. https://s.shopee.co.id/5AjLExxgdJ
  2. https://s.shopee.co.id/2qLQShVo8O
  3. https://s.shopee.co.id/70AzQOOy5U
Tags:
Bechipsprodusen camilanrasa Indonesiakearifan lokalcamilan tradisionalinovasieksporUMKM

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor