Grunge Tak Pernah Mati: Kisah Kolektif Bandung Ngagerung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 22 Sep 2025, 19:10 WIB
Ilustrasi. Bandung Lautan Grunge, festival atau konser yang menunjukkan tren positif dalam skena musik Bandung. (Sumber: instagram.com/lautan_grunge)

Ilustrasi. Bandung Lautan Grunge, festival atau konser yang menunjukkan tren positif dalam skena musik Bandung. (Sumber: instagram.com/lautan_grunge)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung tak pernah kehabisan cerita musik. Di antara arus tren yang silih berganti, satu komunitas memilih untuk tetap setia pada suara-suara serak dan distorsi khas grunge. Bandung Ngagerung, yang berakar dari pertemuan lima sahabat di Palasari pada malam tahun baru 2017, tumbuh menjadi ruang kolektif yang merawat semangat perlawanan dan ekspresi otentik.

“Dulu saya bersama empat orang punya inisiatif gimana kalau misalnya kita menyatukan komunitas-komunitas grunge yang ada di kota Bandung," ungkap Yusandi atau Ojel, sang penggagas komunitas, saat berbincang dengan Ayobandung.

Ojel melihat antusiasme anak muda Bandung terhadap musik grunge sebagai peluang untuk membentuk wadah yang tak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga ruang edukasi dan kolaborasi. Di tengah maraknya komunitas grunge yang bermunculan di media sosial, Bandung Ngagerung tampil sebagai ruang yang otentik dan konsisten.

"Kalau saya pribadi dengan anak-anak yang kumpul memang tumbuh saat tahun 90-an, pas zaman musik indie hip banget. Dan dulu kita nongkrong pas masih zaman kuliah itu di jalan Purnawarman yang sekarang jadi BEC," kenang Ojel, mengingat masa keemasan skena musik Bandung.

Meski berasal dari generasi yang lebih senior, Ojel dan rekan-rekannya tetap aktif mengikuti perkembangan musik grunge dan komunitas serupa. Mereka bukan sekadar penggemar lama, tetapi pelaku yang terus menjaga nyala api semangat musik alternatif di Bandung.

Rekan-rekan yang kini tergabung dalam Bandung Ngagerung adalah teman seperjuangan Ojel saat skena grunge Bandung sedang meledak di era 90-an. “Sebelumnya pun, saya dan teman-teman lain udah ada kenal, sering nongkrong bareng pas di Purnawarman. Tapi karena mungkin kesukaan selera, akhirnya kita bikinlah perencanaan atau agenda kumpul,” ujarnya.

Komunitas ini dihuni oleh para pelaku seni lintas disiplin mulai dari musisi, fotografer, hingga desainer yang memiliki kecintaan mendalam terhadap grunge. Mereka bukan hanya penikmat, tetapi juga pencipta yang aktif berkontribusi dalam ekosistem seni lokal.

Setelah memiliki bascamp di Majectic Twelve Cafe, Bandung Ngagerung semakin fokus mengembangkan komunitas dan menyelenggarakan berbagai acara musik. “Setelah ada tempat, kita akhirnya bisa konsen mengembangkan komunitas seperti ngadain acara atau gigs yang tentunya berhubungan dengan musik grunge,” papar Ojel.

Komunitas ini sempat mencoba berbagai waktu temu, namun akhirnya menetapkan Rabu sore sebagai waktu rutin berkumpul. Di hari itu, mereka menggelar acara “hearing session”, sebuah forum mendengarkan dan mendiskusikan karya musik lokal secara kolektif.

“Karena kesibukan pribadi dan sebagainya jadi udah aja kita kumpulnya di hari Rabu aja. Kebetulan kita di hari Rabu rutin bikin acara yang namanya hearing session,” jelas Ojel.

Acara ini menjadi ruang kritik edukatif dan apresiasi terhadap karya musisi lokal Bandung. “Diskusi atau bedah karya itu ibarat kritik edukasi atau masukan tentang hasil rekamannya. Apakah ada yang kurang atau gimana. Diskusi ini dilakukan dua arah dari si band ke pendengar atau si pendengar ke band," ungkapnya.

Tak hanya diskusi, hearing session juga menghadirkan pertunjukan akustik dan pembacaan lirik yang dipuisikan. “Jadi pembacaan lirik ini semisal alih wahana lirik lagu yang dibacakan secara puisi. Jadi lirik yang selama ini bersatu dengan musik dilepaskan dan dijadikan puisi yang mandiri,” beber Ojel.

Alih wahana karya menjadi bentuk intermedia seperti puisi, desain kaos, hingga tarian menjadi bagian dari eksplorasi seni yang dilakukan komunitas ini. Menurut Ojel, hal semacam itu memperkaya industri seni dan menunjukkan bahwa musik bisa dioprek-oprek.

“Ini bisa menunjukkan bahwa musik dalam hal ini bisa dioprek-oprek,” ujarnya. Eksplorasi ini menjadi bukti bahwa Bandung Ngagerung tak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mendorong inovasi dalam seni.

Meski mandiri, komunitas ini terbuka terhadap kerja sama dengan sponsor atau media partner. “Komunitas ini pengennya tidak bergantung ada sebuah corporate, dan terus bisa mandiri,” terang Ojel, menegaskan semangat independen yang menjadi napas komunitas.

Menurut Ojel, setiap gerakan seni, politik, budaya, bahkan agama, membutuhkan media untuk menyebarkan gagasan. Musik pun demikian. “Contohnya dulu tahun 1990-an musik yang asalnya di bawah tanah langsung meledak. Faktor publikasi lah yang membuat hal itu dikenal hingga saat ini," tutupnya.

Alternatif produk fashion skena atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/3qDkzFhEO5
  2. https://s.shopee.co.id/6fXwMWU4Zu
  3. https://s.shopee.co.id/5Aj8ZpchkT

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:36 WIB

ACCRA, Dessert Rumahan Rasa Sultan di Bandung

Dessert rumahan dengan cita rasa sultan. ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya.
ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 13:34 WIB

Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Kasus Reynhard Sinaga mengguncang dunia. Pria asal Depok itu menyimpan rahasia kelam. Di penjara Wakefield, ia menua bersama 3,29 terabita dosa yang tak bisa dikompresi.
Reynhard Sinaga.
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 12:45 WIB

Menyelami Makna di Balik Mereka(h), Wisata Rasa dan Imajinasi di Tengah Ruang Seni

Tak hanya untuk pecinta seni, Grey Art Gallery mengundang siapa pun yang ingin menikmati keindahan.
Suasana pengunjung Grey Art Gallery yang menjadi bagian dari cerita mereka yang perlahan merekah, 4 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Mutiara Khailla Gyanissa Putri)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 11 Nov 2025, 17:22 WIB

Hikayat Buahbatu, Gerbang Kunci Penghubung Bandung Selatan dan Utara

Pernah jadi simpul logistik kolonial dan medan tempur revolusi, Buahbatu kini menjelma gerbang vital Bandung Raya.
Suasana Buahbatu zaman baheula. (Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 17:00 WIB

Proyeksi Ekonomi Jawa Barat 2025: Menakar Potensi dan Risiko Struktural

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 15:20 WIB

Bakmi Tjo Kin Braga Jadi Ikon Kuliner yang Tak Lekang Waktu

Sejak 1920 Bakmi Tjo Kin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Bandung, sebuah warung tua yang bernuansa klasik ini terletak di Jalan Braga No. 20
Tampak Depan Warung Bakmi Tjo Kin (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:38 WIB

Bandung, Antara Heritage dan Hype

Bangunan heritage makin estetik, tapi maknanya makin pudar. Budaya Sunda tersisih di tengah tren kafe dan glamping.
Salah satu gedung terbengkalai di pusat Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:21 WIB

Mengintip Cara Pengobatan Hikmah Therapy yang 'Nyentrik' di Bandung

Praktik pijat organ dalam di Bandung yang memadukan sentuhan, doa, dan ramuan herbal sebagai jalan pemulihan tubuh dan hati.
Ibu Mumut berada di ruang depan tempat praktik Hikmah Therapy. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fira Amarin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:00 WIB

Potret Inspiratif Cipadung Kidul dari Sales Keliling hingga Kepala Seksi Kelurahan

Budi Angga Mulya, Kepala Seksi Pemerintahan Cipadung Kidul, memaknai pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian.
Kepala Seksi Pemerintah Kelurahan Cipadung Kidul, Budi Angga Mulya (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 13:05 WIB

Menapak Jejak Pandemi dalam Galeri Arsip Covid-19 Dispusipda Jawa Barat

Dispusipda Jawa Barat menghadirkan Galeri Arsip Covid-19 sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Koleksi Manekin Alat Pelindung Diri (APD) dikenal dengan nama baju Hazmat yang mengenakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid 19 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)