Kecantikan Berkelanjutan: Mengapa Skin Quality Kini Jadi Prioritas Utama

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Minggu 21 Sep 2025, 17:16 WIB
dr. Marlina, owner Emglow Aesthetic Centre Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

dr. Marlina, owner Emglow Aesthetic Centre Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Dalam beberapa tahun terakhir, dunia estetika mengalami pergeseran paradigma yang signifikan. Jika sebelumnya standar kecantikan banyak berpusat pada perubahan bentuk wajah secara drastis, kini masyarakat mulai memahami bahwa mempertahankan kualitas kulit yang sehat dan alami jauh lebih penting untuk jangka panjang.

Fenomena ini terlihat jelas di berbagai klinik kecantikan, termasuk Emglow Aesthetics Centre Bandung yang dipimpin oleh dr. Marlina. Menurutnya, tren kecantikan saat ini masih banyak mengacu pada Korea dan Eropa, di mana estetika awet muda lebih diutamakan daripada transformasi wajah yang berlebihan.

“Patokan kecantikan kita itu masih berpatokan pada Korea ataupun Eropa. Mereka mengedepankan aspek awet muda yang estetis tanpa merubah bentuk terlalu berlebihan,” ujarnya saat ditemui Ayobandung di kliniknya.

Salah satu inovasi yang kini menjadi sorotan adalah penggunaan benang cair dalam prosedur tanam benang. Berbeda dari metode konvensional yang menggunakan benang padat, benang cair menawarkan efek anti-aging yang lebih natural, aman, dan nyaman digunakan dalam jangka panjang. Inovasi ini menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat yang semakin kritis terhadap keamanan dan efektivitas prosedur kecantikan.

“Sekarang ada juga prosedur baru yakni benang cair yang memberikan efek anti-aging yang lebih natural dan juga aman serta nyaman digunakan jangka panjang tanpa efek samping yang membahayakan,” jelas dr. Marlina.

Namun, dr. Marlina menekankan bahwa perawatan kecantikan bukanlah solusi instan. Ia menyebut bahwa tanggung jawab pengguna sangat besar dalam menjaga hasil treatment. Rutinitas harian seperti penggunaan produk home care pagi dan malam, maintenance bulanan, serta konsultasi berkala menjadi kunci keberhasilan perawatan jangka panjang.

“Perawatan kecantikan itu mewajibkan kita untuk bertanggung jawab untuk melakukan pengulangan-pengulangan, bukan hanya hari ini tapi berkesinambungan,” katanya.

Alih-alih melakukan koreksi berlebihan, dr. Marlina menyarankan pendekatan yang lebih bijak melalui maintenance yang tepat. “Mungkin kita gak terlalu butuh koreksi berlebihan tapi maintenance yang tepat akan menghadirkan efek awet muda nanti setelah beberapa waktu ke depan,” ujarnya.

Pendekatan ini juga bertujuan agar ketika seseorang berhenti melakukan treatment yang berlebihan, tidak terjadi kemerosotan yang drastis pada kondisi kulit. “Gunanya apa? Ketika kita tidak melakukan treatment itu lagi tidak terjadi kemerosotan yang terlalu berlebihan, jadi diberikan sesuai kebutuhan,” tambahnya.

Tren estetika tahun 2025 menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya kualitas kulit. Menurut dr. Marlina, skin quality kini menjadi fokus utama dibandingkan perubahan bentuk wajah. Skin quality mencakup kelembapan kulit, warna kulit yang natural, serta pemilihan bahan skincare yang aman dan tidak berbahaya.

“Daripada mengubah, sekarang kayaknya udah banyak banget yang paham mempertahankan skin quality itu jauh lebih baik untuk efek jangka panjangnya,” katanya.

Kesadaran ini juga didukung oleh regulasi yang semakin ketat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Langkah ini penting untuk melindungi konsumen dari paparan bahan berbahaya yang dapat merusak kulit dalam jangka panjang.

"Saya mengapresiasi kinerja BPOM yang belakangan ini benar-benar selektif, benar-benar ketat untuk mengawasi ingredients-ingredients yang aman jangka panjang pada produk yang beredar,” ungkap dr. Marlina.

Perubahan cuaca yang tidak menentu juga menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan kulit. Kulit yang kering dan turun tone menjadi keluhan umum. Untuk itu, dr. Marlina menekankan pentingnya penggunaan sunscreen secara berkala.

Ia menyarankan agar sunscreen digunakan ulang setiap 3–4 jam, atau setelah berwudhu bagi yang muslim. SPF 30 cukup untuk aktivitas indoor, sementara SPF 50 disarankan untuk aktivitas outdoor.

“Jangan pernah kita abaikan konsep reapply sunscreen, itu yang paling penting,” katanya.

Menariknya, paparan polusi dan gaya hidup modern menyebabkan masalah kulit seperti jerawat muncul lebih dini, bahkan pada anak-anak usia sekolah dasar. “Beda kan dulu dengan sekarang, paparan polusi dan sebagainya, makanya sekarang keluhan kulit terkait masalah jerawat itu juga bisa terjadi pada anak-anak lebih dini,” jelas dr. Marlina.

Hal ini menunjukkan bahwa perawatan kulit tidak lagi eksklusif untuk orang dewasa, tetapi juga penting bagi anak-anak yang aktif di luar ruangan. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan kulit, dr. Marlina merekomendasikan penggunaan basic skincare yang terdiri dari tiga komponen utama akni face wash, moisturizer, dan sunscreen.

“Face wash itu pastikan non perfume, non SLS, non paraben itu akan menghindari kulit jadi rusak skin barriernya. Sementara skincare malam disesuaikan dengan kebutuhan koreksi masing-masing, karena lebih personal dan tidak bisa disamaratakan," lanjutnya.

Sayangnya, kebiasaan berganti-ganti produk skincare tanpa konsultasi dapat berdampak buruk pada kulit. Menurut dr. Marlina, hal ini bisa menyebabkan resistensi, gangguan skin barrier, dan munculnya masalah kulit lebih dini.

“Kalau skincare ganti-ganti, dampak ke kulit akan menyebabkan tiga hal yaitu resistensi, gangguan skin barrier, dan mulai muncul permasalahan kulit lebih dini,” jelasnya.

Ia menyarankan agar pengguna setia pada produk yang sudah terbukti cocok dengan kulit mereka. Konsistensi dalam penggunaan produk yang sesuai menjadi kunci menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang.

“Kalau kita udah menemukan yang tepat, lakukan penggunaannya dengan lebih setia jangka panjang satu merek itu aja,” ujarnya.

Tren bahan aktif dalam dunia estetika juga mengalami perkembangan. Bahan seperti PDRN, eksosom, dan miniprotein kini mulai digunakan untuk mendukung regenerasi kulit secara alami.

Keseluruhan tren ini menunjukkan bahwa masyarakat kini lebih sadar dan bertanggung jawab dalam merawat kulit mereka. Estetika bukan lagi soal menjadi cantik hari ini, tetapi bagaimana menjaga kesehatan kulit untuk lima hingga sepuluh tahun ke depan.

dr. Marlina menilai, dengan pendekatan yang lebih bijak, natural, dan berkelanjutan, dunia estetika Indonesia siap menyambut era baru yang lebih sehat dan bertanggung jawab. “Kita wajib kritis untuk memutuskan treatment apa yang kita butuhkan tanpa berlebihan karena yang berlebihan itu juga gak baik,” pungkas dr. Marlina.

Alternatif link produk perawatan kulit atau skincare dari Emglow:

  1. https://s.shopee.co.id/1VpyDTB4JE
  2. https://s.shopee.co.id/3fuSnUFDAT
  3. https://s.shopee.co.id/40XJC8Laej
  4. https://s.shopee.co.id/3fuSnY4Nqy
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 21 Sep 2025, 19:16 WIB

Sky Tree dan Fenomena Kafe Estetik di Bandung: Lebih dari Sekadar Tempat Ngopi

Bandung terus melahirkan destinasi baru yang memanjakan mata dan lidah, terutama lewat tren kafe estetik yang kini menjamur di berbagai sudut kota.
Sky Tree Coffee & Eatery. (Sumber: instagram.com/skytreecoffee.bdg)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 19:09 WIB

'Berfoto bersama Idola', Tren Penggunaan Generative AI yang Melanggar Batas Privasi

Tren berfoto bersama idola bukan lagi fantasi fans tapi sudah masuk dalam kategori kekerasan gender berbasis online (KGBO).
Trend Menggunakan Generative AI dengan Idola. (Sumber: Kolase Instagram)
Ayo Biz 21 Sep 2025, 17:16 WIB

Kecantikan Berkelanjutan: Mengapa Skin Quality Kini Jadi Prioritas Utama

Kini masyarakat mulai memahami bahwa mempertahankan kualitas kulit yang sehat dan alami jauh lebih penting untuk jangka panjang.
dr. Marlina, owner Emglow Aesthetic Centre Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 21 Sep 2025, 16:35 WIB

Bandung dan Jazz: Sepuluh Tahun Menjaga Napas Musik yang Merangkul

Di Bandung, musik jazz bukan sekadar genre, namun juga napas yang mengalir di antara lorong-lorong kota, tumbuh bersama komunitas, dan terus berevolusi sebagai bagian dari identitas budaya.
Di tengah arus musik populer dan digitalisasi industri hiburan, komunitas jazz Bandung tetap eksis dan adaptif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 21 Sep 2025, 16:07 WIB

Jejak Sejarah Kelahiran Partai Faisis Indonesia di Bandung, Supremasi ala Pribumi yang Bikin Heboh Wangsa Kolonial

Bandung pernah jadi tempat lahir partai yang menyebut diri fasis. Tapi lebih cepat bubar daripada sempat bikin rapat akbar. Bagaimana ceritanya?
Kongres kedua Partai Indonesia Raya (Parindra) yang berhaluan fasis di Bandung tahun 1939. (Sumber: KITLV)
Beranda 21 Sep 2025, 15:32 WIB

Pengalaman Pemuda Asal Cimahi, dari Telur Rebus di Kawah Tangkubanparahu Hingga Menjejakkan Kaki di Puncak Everest

Pendaki asal Cimahi ini berhasil menorehkan namanya dalam sejarah pendakian Indonesia sebagai salah satu dari sepuluh orang yang menaklukkan 7 Summits.
Sofyan Arif Fesa dan ketiga temannya di Camp III Gunung Everest di ketinggian 7.300 meter di atas permukaan laut. (Sumber: Dokumen pribadi Sofyan Arif Fesa.)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 12:04 WIB

Laboratorium Gunung Api Purba Nglanggeran

Proses terbentuknya Gunung Api Purba Nglanggeran dimulai dari gunung api dasar laut yang terangkat.
Gunungapi purba Nglanggeran dibentuk oleh endapan aglomerat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Beranda 21 Sep 2025, 10:58 WIB

Di Antara Macet dan Ongkos Mahal, Warga Kota Bandung Rindu Transportasi Umum yang Manusiawi

Di balik keluh kesah terjebak macet, ada harapan yang sama-sama disuarakan warga Kota Bandung: transportasi umum yang murah, nyaman, dan bisa diandalkan.
Kota Bandung disebut kota termacet se-Indonesia pada 2024 oleh lembaga riset internasional yang berkantor di Belanda, TomTom. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 10:32 WIB

Ijazah, Penting atau Tidak Penting Tergantung dengan Konteksnya

Apabila engkau bukan anak raja atau putra ulama besar maka menulislah. Jika kamu tau ijazah tidak begitu penting di Indonesia maka menulislah juga.
Ijazah sebagai Legalisasi Mahasiswa Baik di Dunia Kerja atau Pendidikan (Sumber: pexels)
Ayo Netizen 21 Sep 2025, 08:06 WIB

Hompimpa, Endog-endogan, Punten Mangga

Semua itu menjadi tanda penting untuk mencegah salah paham, mempererat kekerabatan dan persaudaraan, serta iktiar merawat tradisi dan menjaga harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 20 Sep 2025, 20:11 WIB

Kiat Sukses Manfaatkan Platform Digital untuk Dongkrak Pendapatan UMKM

Pemanfaatan platform digital terbukti menjadi kunci kesuksesan bagi banyak pelaku UMKM di Bandung. Tiga brand lokal, yakni NVSR, ASNH, dan Hoops, menjadi contoh nyata bagaimana keberanian berinovasi
Staf NVSR sedang melakukan Live Streaming produk di platform digital. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 20 Sep 2025, 10:36 WIB

Risol Bandung, Cemilan Paling Hits dan Bikin Ketagihan

Bicara soal jajanan di Kota Kembang memang tak ada habisnya. Salah satu camilan yang selalu punya tempat di hati warganya adalah risol. Camilan berkulit tipis dengan tekstur renyah ini kini hadir deng
Ilustrasi Risol (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 20 Sep 2025, 09:22 WIB

Toko Jamu Babah Kuya, Warisan Obat Herbal Sejak Abad 19

Di balik kesibukan kawasan Pasar Baru, berdiri sebuah toko tua yang masih setia menjaga tradisi pengobatan herbal. Cat kuning di bangunannya menjadi penanda keberadaan Toko Jamu Babah Kuya, yang sudah
Toko Jamu Babah Kuya (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 21:25 WIB

Budaya Overworked di Kalangan Milenial dan Gen Z: Fleksibilitas yang Menyamar Jadi Tekanan

Teknologi yang semestinya memudahkan menjadi sumber tekanan baru. Email, WhatsApp, dan platform kerja digital membuat batas antara jam kerja dan waktu pribadi menjadi kabur.
Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 20:14 WIB

Duo Bandung Kembali ‘Mengguncang’ China

Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, diharapkan mampu menunjukkan aksi brilian lagi di China.
Fajar Alfian (depan) Muhammad Shohibul Fikri (belakang). (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:57 WIB

Cashless dan Cita Rasa, Ketika UMKM Kuliner Menyatu dengan Teknologi

FKB menjadi panggung kolosal bagi ratusan UMKM kuliner sekaligus laboratorium hidup bagi transformasi digital yang semakin meresap ke sendi-sendi ekonomi lokal.
Fenomena cashless di FKB bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga soal inklusi. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya mengandalkan transaksi tunai kini mulai terbiasa dengan sistem digital.
Ayo Jelajah 19 Sep 2025, 19:17 WIB

Jejak sejarah Perlawanan Rakyat Bandung terhadap Kerja Paksa Koi Era Kolonial

VOC mengubah kopi jadi kewajiban paksa. Bagaimana rakyat Bandung dan Priangan menemukan cara cerdas hingga getir untuk melawan penindasan?
Potret pribumi pekerja kopi di Jawa tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:06 WIB

Ledakan Klinik Estetik di Bandung: Antara Tren, Teknologi, dan Filosofi Cantik Bertanggung Jawab

Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit.
Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 18:21 WIB

Menelusuri Keresahan Hati Seniman lewat Karya Selasar Sunaryo Art Space

Keresahan bisa dituangkan dalam bentuk apa pun, salah satunya adalah lukisan dan pahatan yang bertemu di Selasar Sunaryo Art Space.
Sejuta Mata Karya Sunaryo (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 16:25 WIB

3 Kunci Penting Jika Ingin Nyemplung ke Bisnis Fashion

Perjalanan sebuah usaha kecil menengah (UMKM) kerap diwarnai oleh cerita jatuh bangun. Dari keterbatasan modal, tekanan persaingan, hingga tantangan teknologi, semua menjadi bagian dari proses
Produk NVSR (Foto: Instagram NVSR)