Budaya Overworked di Kalangan Milenial dan Gen Z: Fleksibilitas yang Menyamar Jadi Tekanan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Jumat 19 Sep 2025, 21:25 WIB
Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)

Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)

AYOBANDUNG.ID -- Di era digital yang serba terkoneksi, kemajuan teknologi komunikasi telah memungkinkan karyawan bekerja dari mana saja. Namun, fleksibilitas ini ternyata menyimpan paradoks, alih-alih memberi kebebasan, justru menciptakan jebakan kerja tanpa batas waktu. Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital.

Menurut data dari Gallup (2023), 44% pekerja milenial mengaku merasa kelelahan akibat beban kerja yang terus-menerus, bahkan di luar jam kantor. Sementara itu, survei oleh McKinsey Health Institute menunjukkan bahwa Gen Z adalah kelompok paling rentan terhadap burnout, dengan 60% responden menyatakan mengalami stres kerja kronis.

Psikolog Industrial and Organizational dari Universitas Padjadjaran, Rezki Ashriyana Sulistiobudi, menyoroti dampak serius dari pola kerja yang melewati batas waktu.

“Kondisi ini memprihatinkan lantaran penyeimbangan buruk tentang kehidupan kerja-personal seseorang bakal berefek pada kesehatan mental dan fisik si pekerja itu sendiri,” ungkap Rezki kepada Ayobandung.

Teknologi yang semestinya memudahkan justru menjadi sumber tekanan baru. Email, WhatsApp, dan platform kerja digital seperti Slack atau Trello membuat batas antara jam kerja dan waktu pribadi menjadi kabur.

“Alih-alih beristirahat atau melakukan kegiatan-kegiatan personal yang menyenangkan, biasanya akhir pekan para overworker hanya diisinya dengan aktivitas kerja serupa hari Senin hingga Jumat,” tambah Rezki.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Studi dari Harvard Business Review (2022) mencatat bahwa budaya hustle atau kerja keras tanpa henti telah menjadi norma sosial di banyak negara, terutama di startup dan industri kreatif. Milenial dan Gen Z sering kali merasa harus “selalu online” demi menjaga performa dan eksistensi profesional.

“Overwork ini sering muncul karena kekhawatiran bila seseorang mengabaikan pekerjaan yang datang di luar jam kantor, penilaian performa kerjanya akan terdampak,” jelas Rezki.

Ketakutan akan dianggap tidak produktif atau tidak responsif membuat banyak pekerja enggan mematikan notifikasi, bahkan saat waktu istirahat. Sayangnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental masih minim.

“Rata-rata masih menganggapnya sebagai gangguan yang sifatnya tidak senyata gangguan fisik,” kata Rezki.

Padahal, World Health Organization (WHO) telah menetapkan burnout sebagai fenomena kerja yang berdampak serius terhadap kesejahteraan individu dan produktivitas perusahaan.

Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)
Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)

Banyak perusahaan masih menitikberatkan pada kesehatan fisik, seperti menyediakan asuransi atau fasilitas olahraga, namun abai terhadap aspek psikis.

“Padahal, hal ini tidak kalah signifikannya mempengaruhi kondisi individual si pekerja yang lantas berimbas pula pada capaian kantor,” lanjut Rezki.

Solusi bukan sekadar mengatur jam kerja, tetapi membangun budaya kerja yang sehat. “Fleksibel di sini sebaiknya memang tetap di jam waktu sesungguhnya, misal dari pagi sampai sore tapi bisa kerjakan di mana saja. Atau misal kalau butuh kerja malam, yang terpenting tidak boleh menggangu waktu tidur atau waktu istirahat,” ujar Rezki.

Beberapa perusahaan mulai menerapkan kebijakan “digital detox” atau “no email after hours” sebagai bentuk perlindungan terhadap waktu pribadi karyawan. Studi dari Deloitte (2023) menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan kebijakan ini mengalami peningkatan produktivitas sebesar 18% dan penurunan turnover karyawan hingga 25%.

Namun, ketika kondisi overwork tidak lagi terhindarkan, para pekerja justru menormalisasi hal ini. “Ibarat kata, pulang kerja berarti bebas tugas itu jadi mitos dan jadi ungkapan sindiran para pekerja ini,” ujar Rezki.

Lawakan seperti “kerja sampai lupa punya rumah” menjadi cerminan budaya kerja yang sudah melampaui batas. Di sisi lain, komunitas pekerja muda mulai membentuk ruang diskusi dan dukungan psikologis, seperti forum daring dan grup WhatsApp yang membahas burnout dan self-care. Inisiatif seperti ini menjadi langkah awal untuk membangun solidaritas dan kesadaran kolektif.

Dari sisi bisnis, perusahaan perlu melihat kesejahteraan karyawan sebagai investasi jangka panjang. Menurut laporan dari Mental Health Foundation UK, setiap £1 yang diinvestasikan dalam program kesehatan mental menghasilkan return sebesar £5 dalam bentuk peningkatan produktivitas dan pengurangan absensi.

Budaya kerja yang sehat bukan hanya soal jam kerja, tetapi tentang nilai yang dibangun, yakni menghargai waktu pribadi, memberi ruang untuk istirahat, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan hidup. Milenial dan Gen Z, sebagai generasi yang vokal dan sadar akan isu kesehatan mental, punya peran penting dalam mendorong perubahan ini.

Dengan membangun sistem kerja yang lebih manusiawi, perusahaan tidak hanya menjaga performa, tetapi juga merawat aset terpenting mereka: manusia di balik layar. Karena pada akhirnya, kerja bukan soal seberapa lama kita duduk di depan layar, tapi seberapa sehat dan utuh kita menjalani hidup.

“Keseimbangan antara kerja dan hidup bukan sekadar idealisme, tapi kebutuhan dasar agar seseorang bisa tetap produktif tanpa kehilangan dirinya sendiri,” pungkas Rezki.

Alternatif produk kebutuhan kerja atau produk UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/6AbkrHfcww
  2. https://s.shopee.co.id/8KgFRHsyQ8
  3. https://s.shopee.co.id/117W0NPP6
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 19 Sep 2025, 21:25 WIB

Budaya Overworked di Kalangan Milenial dan Gen Z: Fleksibilitas yang Menyamar Jadi Tekanan

Teknologi yang semestinya memudahkan menjadi sumber tekanan baru. Email, WhatsApp, dan platform kerja digital membuat batas antara jam kerja dan waktu pribadi menjadi kabur.
Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 20:14 WIB

Duo Bandung Kembali ‘Mengguncang’ China

Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, diharapkan mampu menunjukkan aksi brilian lagi di China.
Fajar Alfian (depan) Muhammad Shohibul Fikri (belakang). (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:57 WIB

Cashless dan Cita Rasa, Ketika UMKM Kuliner Menyatu dengan Teknologi

FKB menjadi panggung kolosal bagi ratusan UMKM kuliner sekaligus laboratorium hidup bagi transformasi digital yang semakin meresap ke sendi-sendi ekonomi lokal.
Fenomena cashless di FKB bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga soal inklusi. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya mengandalkan transaksi tunai kini mulai terbiasa dengan sistem digital.
Ayo Jelajah 19 Sep 2025, 19:17 WIB

Jejak sejarah Perlawanan Rakyat Bandung terhadap Kerja Paksa Koi Era Kolonial

VOC mengubah kopi jadi kewajiban paksa. Bagaimana rakyat Bandung dan Priangan menemukan cara cerdas hingga getir untuk melawan penindasan?
Potret pribumi pekerja kopi di Jawa tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:06 WIB

Ledakan Klinik Estetik di Bandung: Antara Tren, Teknologi, dan Filosofi Cantik Bertanggung Jawab

Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit.
Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 18:21 WIB

Menelusuri Keresahan Hati Seniman lewat Karya Selasar Sunaryo Art Space

Keresahan bisa dituangkan dalam bentuk apa pun, salah satunya adalah lukisan dan pahatan yang bertemu di Selasar Sunaryo Art Space.
Sejuta Mata Karya Sunaryo (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 16:25 WIB

3 Kunci Penting Jika Ingin Nyemplung ke Bisnis Fashion

Perjalanan sebuah usaha kecil menengah (UMKM) kerap diwarnai oleh cerita jatuh bangun. Dari keterbatasan modal, tekanan persaingan, hingga tantangan teknologi, semua menjadi bagian dari proses
Produk NVSR (Foto: Instagram NVSR)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 15:04 WIB

Tas Jinjing Wanita, Bukan Hanya Sekedar Gaya

Tas wanita berfungsi sebagai wadah praktis untuk membawa barang-barang pribadi, mulai dari dompet, ponsel, kunci, hingga perlengkapan kosmetik dan kebutuhan kerja. Namun, tas ini tidak hanya sebatas
Ilustrasi Tas Wanita. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 14:31 WIB

Menulis Ignas Kleden dari Perut Buncitnya

Orang lebih tertarik dengan tulisan yang pendek dan cepat viral. Sementara Ignas Kleden menulis dengan ritme lambat nan dalam.
Ilustrasi Ignas Kleden. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 14:30 WIB

Baso Mang Tatang, Detinasi Kuliner Wajib Saat Berkunjung ke Al-jabbar

Setelah beribadah atau berwisata di Masjid Raya Al-Jabbar, banyak pengunjung memilih singgah ke sebuah warung bakso yang sedang naik daun, Baso Mang Tatang. Lokasinya hanya sekitar 900 meter dari masj
Masjid Al-Jabbar (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 19 Sep 2025, 13:05 WIB

Sejarah Dongeng Si Kabayan, Orang Kampung Pemalas yang Licin dan Jenaka

Sejarah Si Kabayan lahir dari dongeng lisan di sawah Priangan. Kini ia dikenal di seluruh Indonesia lewat buku, film, dan sinetron.
Sampul dongng SI Kabayan terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 11:54 WIB

Bandung dan Sebagian Sistem Administrasi Pendidikan yang Masih Semrawut

Banyak sisi gelap Kota Bandung yang belum diketahui masyarakat, salah satunya adalah kejamnya dunia pendidikan.
Sisi Gelap Sistem Administrasi Perguruan Tinggi di Kota Bandung (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 19 Sep 2025, 09:36 WIB

Berlari Menantang Batas: Egi dan Gita Buktikan Disabilitas Tak Halangi Prestasi

Meski begitu, ia berharap kesetaraan tersebut terus dijaga, sebab baik atlet disabilitas maupun non-disabilitas sama-sama mengharumkan nama daerah dan negara.
Egi adalah penyandang disabilitas low vision netra, sebuah gangguan penglihatan permanen. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 07:26 WIB

Kegiatan Literasi yang Membangun Nalar Kiritis Siswa

Halaman-halaman dari setiap bacaan atau episode, menjadi jembatan dan penerangan mimpi, membuka imajinasi.
Foto Kegiatan Membaca Komprehensif SMPN 1 Kasokandel (Foto: Muhammad Assegaf)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 20:46 WIB

Ketika Kuliner dan Visual Berpadu Resto Estetik Menjadi Destinasi Favorit

Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadikan kafe dan restoran sebagai latar konten, ruang ekspresi, bahkan simbol gaya hidup.
Bukan sekadar tempat bersantap, resto estetik kini menjadi destinasi wisata tersendiri. (Sumber: Instagram @Teuan.id)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 20:01 WIB

Filsafat Seni Islam

Tak ada salahnya membicarakan filsafat seni dalam agama Islam.
Ilustrasi karya seni yang islami. (Sumber: Pexels/Andreea Ch)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 19:15 WIB

Komunitas Semut Foto Membangun Ekosistem Kreatif yang Menggerakkan Peluang Bisnis

Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual.
Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 18:14 WIB

Geliat Industri Printing IKM Jawa Barat di Tengah Ekonomi Lesu: Antara Inovasi dan Ketahanan

Di tengah bayang-bayang pelemahan ekonomi nasional, geliat industri printing skala kecil dan menengah (IKM) di Jawa Barat justru menunjukkan ketahanan.
Permintaan terhadap produk custom printing, print-on-demand, dan desain ramah lingkungan terus meningkat, membuka peluang baru bagi pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan tren pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 17:53 WIB

Muak, Muda, dan Miskin di Bandung

Bandung berlari cepat sementara kita tertinggal.
Kawasan pemukiman padat di Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Sabtu 15 Februari 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 14:34 WIB

Nostalgia Kaulinan Urang Sunda Zaman Baheula

Beberapa permainan anak di zaman dulu memiliki banyak manfaat untuk melatih daya sensorik dan motorik juga membangun kerjasama dan strategi.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)