AYOBANDUNG.ID -- Bandung tak pernah kehabisan cara untuk memikat hati. Dari kuliner, fesyen, hingga lanskap pegunungan yang memesona, kota ini kini menambahkan satu lagi daya Tarik yakni sport tourism berbasis futsal. Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru.
Supersoccer Euro Futsal Championship 2025 menjadi bukti nyata. Grand Final yang digelar di 23 Paskal Bandung bukan hanya ajang kompetisi, tapi juga perayaan gaya hidup urban yang menggabungkan olahraga, hiburan, dan pariwisata.
“Bandung selalu luar biasa sih. Kampus-kampus dan fans club di sini support-nya luar biasa. Penonton datang, supporter meramaikan," ujar Alvin Wibisana selaku perwakilan Supersoccer sebagai penyelenggara.
Alvin menyebutkan bahwa pemilihan Bandung sebagai tuan rumah turnamel futsal tingkat nasional ini pun bukan keputusan sembarangan. Salah satunya karena Bandung punya basis komunitas dan kampus yang besar, hingga strategis dan penuh energi.
Alvin menutuskan, antusiasme peserta pun terus meningkat. Tahun ini, lebih dari 217 fans club dan 167 kampus ikut serta. “Kami happy banget. Ada juara baru, kampus baru, komunitas baru. Ini bukti bahwa futsal makin diterima dan berkembang,” lanjut Alvin.
Tak hanya soal jumlah, Supersoccer juga terus berinovasi. Dua tahun lalu, kampus hanya jadi eksebisi. Kini, mereka punya slot pertandingan resmi. “Kami wadahi kampus-kampus agar bisa tampil. Tahun depan, kami harap lebih banyak lagi yang terlibat,” ujarnya.
Di balik euforia, ada cerita perjuangan. Yogi Gurnia Sandi, kapten United Indonesia Member of Bandung (UI MOB), mengaku kemenangan timnya adalah buah dari kerja keras. Yogi juga menyoroti pentingnya evaluasi.
“Tahun lalu kami kalah di Tasik. Itu jadi motivasi. Kami renungkan, buang yang negatif, ambil yang positif. Akhirnya bisa comeback di Final Nasional,” ujarnya.
Event ini bukan hanya soal menang-kalah. Di 23 Paskal, penonton bisa nonton sambil main, nongkrong, atau belanja. Yogi juga mengatakan, turnamen ini bukan sekadar futsal, tapi pengalaman.
“Euphoria-nya seru banget. Kami juga menargetkan juara nasional lagi di 2026. Biar nggak dibilang jago kandang,” ujarnya.

Sementara itu, Legenda Persib dan ikon Bandung, Atep Rizal turut hadir dan memberikan apresiasi. “Event ini bergengsi. Fans club bukan cuma nonton, tapi bisa kembangkan bakat. Saya yakin mereka mempersiapkan diri untuk jadi yang terbaik,” katanya.
Di balik semarak event, ada peluang besar yang sedang tumbuh. Menurut laporan Kemenpora, nilai agregat ekonomi olahraga Indonesia pada 2024 mencapai Rp39,45 triliun, naik dari Rp37,28 triliun di tahun sebelumnya. Futsal, sebagai olahraga populer, punya kontribusi signifikan lewat sepatu, pakaian, tiket, dan sewa tempat latihan.
Sport tourism sendiri diproyeksikan menyumbang Rp18,79 triliun pada 2024, atau sekitar 25–30% dari total event pariwisata nasional. Bandung, dengan infrastruktur dan komunitasnya, punya modal kuat untuk jadi pusat sport tourism futsal di Indonesia.
Namun, tantangannya tak sedikit. Infrastruktur indoor masih terbatas, dan regenerasi talenta futsal belum terstruktur. “Kami harap ada jenjang buat pemain kampus. Mungkin nanti ada scouting ke tim nasional,” kata Alvin.
Di sisi lain, masyarakat kekinian makin terbuka. Futsal bukan lagi olahraga pinggiran. Ia jadi bagian dari gaya hidup, identitas komunitas, dan bahkan strategi branding kampus. “Contohnya saat ini kami masih fokus mengadakan turnamen khusus untuk komunitas fans club Liga Eropa. Saat ini kami masih konsisten di sana,” ujar Alvin.
Dengan dukungan pemerintah dan swasta, futsal bisa jadi motor ekonomi baru. United Nations World Tourism Organization (UNWTO) mencatat sport tourism menyumbang lebih dari 10% belanja pariwisata dunia dan tumbuh 17,5% per tahun hingga 2030.
Bandung, dengan semangat kolaboratifnya, punya semua syarat untuk jadi panggung utama. “Kami percaya futsal Indonesia, baik tim nasional maupun komunitas, bisa jadi yang terbaik di Asia. Bahkan dunia,” pungkas Alvin.
Alternatif kebutuhan olahraga futsal atau produk UMKM serupa: