Di tengah dinamika ekonomi, emas kembali menjadi instrumen keuangan yang relevan. Bank Indonesia mencatat, emas termasuk aset safe haven yang nilainya relatif stabil dibandingkan instrumen lain. (Sumber: HRTA Gold)

Ayo Biz

Dari Investasi ke Ibadah, Mengupas Tren Tabungan Emas untuk Umroh

Kamis 13 Nov 2025, 17:24 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Minat masyarakat Indonesia untuk melaksanakan ibadah umroh terus menunjukkan tren yang signifikan. Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Pengelolaan Perjalanan Ibadah Umroh dan Haji Khusus (SISKOPATUH) Kementerian Agama, jumlah jemaah umroh asal Indonesia pada kuartal pertama 2025 mencapai lebih dari 547 ribu orang.

Angka ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara pengirim jemaah terbesar di dunia, sekaligus mencerminkan tingginya aspirasi spiritual masyarakat yang ingin beribadah ke Tanah Suci.

Namun, tingginya permintaan tersebut tidak lepas dari sejumlah tantangan. Biaya umroh yang terus meningkat setiap tahun menjadi salah satu faktor utama. Kenaikan harga avtur, akomodasi, serta fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS membuat biaya perjalanan semakin berat.

Situasi ini diperparah dengan maraknya kasus penipuan biro perjalanan yang mengakibatkan calon jemaah gagal berangkat. Kondisi riil ini menegaskan urgensi solusi perencanaan dana yang lebih aman, terlindungi, dan bernilai stabil.

Di tengah dinamika tersebut, emas kembali menjadi instrumen keuangan yang relevan. Bank Indonesia mencatat bahwa emas termasuk aset safe haven yang nilainya relatif stabil dibandingkan instrumen lain.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan cadangan emas Indonesia terus meningkat, sejalan dengan tren global yang menjadikan emas sebagai salah satu instrumen lindung nilai terhadap inflasi. Hal ini membuat emas semakin diminati masyarakat, baik untuk investasi maupun tujuan ibadah.

Fenomena tabungan emas di Indonesia juga mendapat perhatian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam laporan sektor keuangan, OJK menegaskan bahwa produk tabungan emas menjadi salah satu instrumen yang paling banyak diakses masyarakat, terutama melalui lembaga keuangan syariah.

Skema ini memungkinkan masyarakat membeli emas dalam gramasi kecil, sehingga lebih terjangkau dan inklusif bagi berbagai lapisan ekonomi. Kondisi ini membuka peluang baru, di mana emas bukan hanya instrumen investasi, tetapi juga menjadi sarana perencanaan biaya umroh.

Dengan harga emas yang cenderung naik, masyarakat dapat menabung sedikit demi sedikit tanpa khawatir nilai tabungan tergerus inflasi. Tren ini semakin relevan ketika biaya umroh terus meningkat, sehingga emas menjadi solusi strategis untuk menjaga daya beli calon jemaah.

Melihat tren tersebut, produsen perhiasan dan emas batangan HRTA Gold meluncurkan program Emasku Amanah. Produk ini memungkinkan masyarakat membeli emas dengan tujuan khusus, yakni untuk biaya umroh.

Melalui skema ini, emas yang dikumpulkan dapat ditukarkan dengan paket umroh melalui mitra travel resmi, sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini memberikan kepastian dan rasa aman bagi calon jemaah dalam merencanakan ibadah.

Direktur Business & Operation HRTA, Yudho Jatmiko, menjelaskan bahwa biaya umroh dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat seiring naiknya nilai tukar, harga avtur, dan akomodasi.

“Kami menghadirkan Emasku Amanah sebagai cara merencanakan ibadah yang lebih aman, di mana dana disiapkan dalam bentuk emas yang nilainya tidak mudah tergerus inflasi,” kata Yudho.

Emasku Amanah hadir dengan pilihan gramasi mulai dari 0,1 gram, 0,25 gram, 0,5 gram, hingga 1 gram. Skema ini memungkinkan masyarakat menabung sesuai kemampuan. Sebagai contoh, akumulasi 130 keping Emasku Amanah 0,1 gram setara dengan satu paket umroh.

Jumlah keping yang dibutuhkan akan menyesuaikan gramasi, misalnya 54 keping untuk 0,25 gram, 28 keping untuk 0,5 gram, atau 14 keping untuk 1 gram. Ketentuan ini mengikuti harga emas dunia yang dapat berubah sewaktu-waktu.

“Dengan demikian, masyarakat dapat merencanakan ibadahnya dengan lebih tenang, transparan, dan tetap sesuai prinsip syariah,” kata Yudho.

Fenomena ini pun kian menegaskan bahwa produk emas bukan sekadar instrumen finansial, tetapi juga bagian dari solusi spiritual yang terukur. Bahkan publik figur Tanah Air, Paula Verhoeven, turut memberikan pandangan. Sebagai seorang ibu, ia memahami betul bagaimana keluarga harus menyisihkan dana untuk berbagai kebutuhan.

“Aku pribadi sejak dulu memang terbiasa membeli emas sedikit demi sedikit, karena lebih tenang rasanya melihat nilainya stabil dari waktu ke waktu. Sehingga ketika diperlukan, bisa diuangkan untuk berbagai keperluan penting, mulai dari biaya pendidikan anak, dana darurat, sampai persiapan ibadah ke Tanah Suci,” kata Paula.

Menurut Paula, kehadiran Emasku Amanah benar-benar memudahkan niat masyarakat untuk beribadah dengan cara yang bijak, praktis, dan tetap sesuai prinsip syariah. Hal ini sejalan dengan tren masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya instrumen keuangan halal dan aman.

Dari sisi regulasi, produk emas seperti Emasku Amanah telah mendapatkan rekomendasi kesesuaian syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Standar produksi emas ini sesuai dengan prinsip syariah, menggunakan material bahan baku yang halal, gramasi yang pas, kadar kemurnian 99,99%, dan bebas dari unsur najis. Hal ini memberikan rasa aman bagi masyarakat yang ingin menabung sekaligus menjaga kehalalan prosesnya.

Fenomena tabungan emas untuk umroh juga mencerminkan transformasi perilaku finansial masyarakat Indonesia. Jika sebelumnya menabung dilakukan dalam bentuk uang tunai, kini emas menjadi pilihan utama karena lebih tahan terhadap inflasi dan fluktuasi kurs. Tren ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma dalam perencanaan ibadah.

Selain itu, pemerintah melalui OJK dan BI juga mendorong penguatan ekosistem bullion nasional. Forum Bullion Connect 2025 menjadi salah satu langkah strategis untuk memperkuat pasar emas domestik, sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap produk emas yang aman dan terstandarisasi. Hal ini semakin memperkuat posisi emas sebagai instrumen keuangan yang relevan.

Dengan dukungan regulasi, tren pasar, dan kebutuhan riil masyarakat, tabungan emas untuk umroh diprediksi akan terus tumbuh. Produk seperti Emasku Amanah hanyalah salah satu contoh kecil dari fenomena besar yang sedang berlangsung. Masyarakat kini semakin sadar bahwa perencanaan ibadah membutuhkan instrumen yang aman, stabil, dan sesuai syariah.

Pada akhirnya, emas bukan hanya simbol kekayaan, tetapi juga menjadi sarana untuk mewujudkan impian spiritual. Dengan menabung emas, masyarakat dapat merencanakan perjalanan ibadah ke Tanah Suci dengan lebih tenang, terukur, dan terlindungi dari risiko finansial. Fenomena ini sekaligus menegaskan bahwa emas memiliki peran ganda sebagai instrumen investasi dan sebagai jembatan menuju ibadah.

“Kami berharap Emasku Amanah bisa menjadi cara baru bagi banyak keluarga Indonesia untuk mewujudkan impian suci mereka. Program ini kami hadirkan dari hati, untuk setiap perjalanan yang berarti," ujar Yudho.

Alternatif produk investasi emas atau kebutuhan serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/8KhetjLCKu
  2. https://s.shopee.co.id/3LIywa3GzI
  3. https://s.shopee.co.id/6KwaW8Hmom
Tags:
tabunganemasaset safe havenumrohinstrumen keuangan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor