Siomay Bandung menjadi jajanan khas dan kuliner terlezat di dunia. (Foto: Pixabay)

Ayo Biz

Siomay: Bukan Sekadar Jajanan, Tapi Simbol Kekayaan Kuliner Bandung

Senin 16 Jun 2025, 15:56 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Siomay, kuliner yang lekat dengan cita rasa gurih dan bumbu kacang, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bandung.

Selain di kota kembang, jajanan ini juga mudah ditemui di berbagai kota. Bahkan makanan ini dengan mudah ditemukan, baik di gerobak kaki lima, hajatan pernikahan, hingga restoran ternama.

Para penjual siomay biasanya berkeliling menggunakan sepeda atau gerobag, menyusuri desa demi desa. Salah satu cirinya adalah keberadaan kentang kukus, kol, tahu, telur rebus, dan tentunya siomay kukus yang disiram bumbu kacang gurih.

Meski akrab dikenal sebagai makanan khas Sunda, siomay memiliki akar sejarah yang panjang. Secara etimologis dan historis, siomay berasal dari Tiongkok, sebagai salah satu jenis dim sum.

Versi asli dari siomay menggunakan daging babi cincang yang dibungkus kulit pangsit dan dikukus, biasa disantap bersama teh (yam cha).

Namun, ketika masuk ke Indonesia, khususnya ke Bandung, siomay mengalami modifikasi jadi lebih halal. Daging babi diganti dengan ikan tenggiri atau ayam, sesuai preferensi mayoritas masyarakat lokal yang beragama islam.

Penyajiannya pun berubah, dilengkapi dengan bumbu kacang yang manis-gurih dan perasan jeruk limau yang segar. Sejak itulah, muncul istilah 'Siomay Bandung', yang menjadi ikon jajanan khas dari Jawa Barat.

Konon, popularitas siomay Bandung bermula dari seorang ibu keturunan Tionghoa di Bandung yang memenangkan lomba memasak siomay dalam perayaan Cap Go Meh. Dari sana, nama Bandung melekat pada siomay dan menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.

Saat ini siomay tidak hanya terbuat dari ikan tenggiri. Beberapa variasi menggunakan ayam, udang, kepiting, atau campuran sayuran.

Isian tersebut dibungkus dengan adonan tepung, lalu dikukus dan disajikan bersama sayuran pelengkap seperti kentang, tahu, pare, dan kol rebus. Ciri khas lain adalah bumbu kacang kental, ditambah kecap dan perasan jeruk nipis.

Siomay Bandung jadi kuliner terlezat di dunia. (Foto: Ist)

Kehadiran siomay sebagai street food pun menjadikannya jajanan rakyat yang murah dan mengenyangkan. Bahkan dengan harga lima ribuan saja, pembeli sudah bisa menikmati sepiring siomay.

Siomay di Mata Dunia

Popularitas siomay tak hanya ada di Indonesia. Dalam survei Taste Atlas 2024, siomay Bandung menempati posisi pertama dalam kategori street food terenak di dunia.

Dengan rating 4,8 dari 5 bintang, makanan ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari penikmat kuliner global. Selain itu, siomay juga menduduki peringkat teratas dalam kategori dumpling terenak versi Taste Atlas.

Hal ini membuktikan bahwa kuliner lokal seperti siomay mampu bersaing dengan makanan khas dari negara-negara lain.

Taste Atlas bahkan merekomendasikan beberapa penjual siomay di Bandung, seperti Baso Tahu Mang Ade di Jalan Ternate dan Baso Tahu Tulen di Jalan Pagarsih Barat.

Siomay merupakan representasi dari keberagaman budaya kuliner Indonesia yang menggabungkan pengaruh Tionghoa dengan sentuhan lokal yang kaya rempah.

Di balik kesederhanaannya, tersimpan makna tentang kreativitas, adaptasi, dan kekayaan selera masyarakat Nusantara. Di tengah tren makanan cepat saji modern, siomay tetap bertahan sebagai pilihan yang sehat, ramah di kantong, dan mengenyangkan.

Catatan: Artikel ini merupakan hasil tulis ulang dari tulisan karya Fira Nursyabani dan Sam Edy Yuswanto. (*)

Tags:
kuliner lokalkuliner bandungsiomaydimsumdumplingtiongkok

Fira Nursyabani

Reporter

Rizma Riyandi

Editor