Berdiri Sejak 1992, Cuanki Laksana Berhasil Bertransformasi Jadi Jajanan Kekinian yang Mendunia

Andres Fatubun
Ditulis oleh Andres Fatubun diterbitkan Jumat 13 Jun 2025, 12:07 WIB
Cuanki Laksana yang sudah melanglangbuana. (Foto: Dok. Cuanki Laksana)

Cuanki Laksana yang sudah melanglangbuana. (Foto: Dok. Cuanki Laksana)

AYOBANDUNG.ID -- Di balik kesederhanaan hidangan cuanki, ada kisah perjuangan sebuah keluarga yang berhasil mengangkat jajanan kaki lima menjadi produk unggulan kelas premium.

Cuanki Laksana, usaha keluarga yang berdiri sejak 1992 di Cimahi, menjelma sebagai salah satu produk kuliner lokal yang menjangkau pasar dunia seperti Abu Dhabi, Jepang, Amerika, hingga Australia.

Didrikan oleh H. Achmad Sofyan dan istrinya, Cuanki Laksana bermula dari warung kelontong kecil yang menyuplai kebutuhan rumah tangga.

Dari obrolan ringan dengan tetangga yang ingin menjajakan cuanki, usaha keduanya berkembang menjadi penyedia bahan cuanki bagi 14 pedagang pikulan saat bulan Ramadan. Sistem yang diterapkan sederhana, para penjual hanya membayar sesuai cuanki yang laku.

Waktupun berlalu, dari hanya dijual lewat tanggungan dan gerobak, pada tahun 2014 Cuanki Laksana mulai berinovasi dengan mengemas produknya dalam kemasan instan.

Kemasan premium ini dirancang agar bisa dijadikan oleh-oleh. Kemasan ini pun memiliki daya tahan hingga 10 bulan tanpa bahan pengawet, berkat proses penggorengan maksimal yang dipertahankan sejak awal.

“Sekarang fokus kita memang ke produk oleh-oleh. Reseller sudah banyak di Bali, Tangerang, Bandung, bahkan rutin kirim ke Abu Dhabi tiap bulan,” ujar Rani Rahmawati (29), generasi kedua sekaligus kepala divisi pemasaran Cuanki Laksana.

Produksi Rumahan dengan Cita Rasa Premium

Meski dijalankan dari rumah, kapasitas produksi Cuanki Laksana cukup besar. Setiap hari, 10–15 kilogram ikan tenggiri segar diolah menjadi 6.000–10.000 butir cuanki.

Sekitar 1.000 bungkus cuanki kemasan diproduksi dalam sepekan. Untuk menjaga kualitas, daging ikan yang digunakan hanya bagian filet dengan kalitas terbaik.

“Cuanki kami saat diseduh akan mengembang, tidak menyusut. Rasanya pun bikin ketagihan,” kata Rani.

Ada dua varian utama yang ditawarkan cuanki Laksana, yaitu Cuanki Instan dalam kemasan cup (isi 20 butir, Rp15.000) dan Cuanki 50 gram (Rp18.000). Masing-masing produk sudah dilengkapi dengan bumbu kaldu dan cabai bubuk.

Produk ini dapat dibeli langsung di rumah produksi, Kantin Technopark Cimahi, serta beberapa mitra ritel seperti Rajawali Sosis Baso, Gerai Aa Teteh, dan Bandung Kunafe. Pemasaran online juga aktif melalui e-commerce dan Instagram @cuankilaksanacimahi.

Cuanki Laksana dari Cimahi. (Foto: Dok. Cuanki Laksana)
Cuanki Laksana dari Cimahi. (Foto: Dok. Cuanki Laksana)

Transformasi dari Tradisional ke Global

Puncak transformasi Cuanki Laksana terjadi ketika permintaan dari luar negeri terus berdatangan. Pengiriman ke Abu Dhabi kini dilakukan rutin setiap bulan. Sementara pengiriman ke Amerika dilakukan tiap enam bulan atau tiga bulan sekali.

Kesuksesan ini tidak lepas dari pembagian peran yang solid dalam keluarga, Achmad Sofyan fokus di produksi, Dodi Indra Priadi sebagai Quality Control, dan Rani di lini pemasaran.

Ketiganya sepakat menjalankan bisnis dengan modal pribadi, tanpa bergantung pada pinjaman bank. “Supaya bisnisnya penuh berkah,” ujar Dodi.

Penamaan 'Laksana' sendiri merupakan doa dari sang ayah, agar setiap impian dan harapan mereka terlaksana. Harapan itu kini telah menjadi nyata.

Tak hanya cuanki, keluarga ini juga terus berinovasi. Salah satu varian baru yang diciptakan adalah krecek bakso, olahan kulit sapi pedas yang cocok bagi pencinta rasa pedas khas Sunda.

Cuanki Laksana pun kini menawarkan opsi tambahan bakso saat pelanggan datang langsung ke rumah produksi. Meski bisnis telah tumbuh signifikan—dari modal awal Rp5 juta menjadi omzet bulanan Rp30–50 juta—tantangan tetap ada.

Salah satunya dari ketersediaan bahan baku ikan segar, yang mempengaruhi harga dan kualitas produksi. Namun, dedikasi keluarga dalam menjaga cita rasa dan kepercayaan konsumen membuat mereka terus bertahan.

Informasi Umum Cuanki Laksana

Alamat: Jl. Kolonel Masturi, Gg Margaresik IV No. 222 Cisangkan Girang,, Padasuka, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat 40511

Jam Operasional: 07.00-15.00 WIB

Harga: Rp19.000 sampai Rp25.000

Telepon: 0896-3965-9518

Instagram: cuankilaksanacimahi

Shopee: https://shopee.co.id/Cuanki-Laksana-250gr-Cuanki-Instan-Khas-CIMAHI-BANDUNG-i.497415675.5296471481

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/find/cuanki-laksana

Artikel ini ditulis ulang dari tulisan karya Fathiya Uqimul Haq dan Andres Fatubun. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:21 WIB

Komunikasi Lintas Agama di Arcamanik: Merawat Harmoni di Tengah Tantangan

Komunikasi lintas agama menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial di kawasan ini.
Monitoring para stakeholder di Kecamatan Arcamanik (Foto: Deni)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 16:40 WIB

Eksotisme Gunung Papandayan dalam Imajinasi Wisata Kolonial

Bagi pelancong Eropa Papandayan bukan gunung keramat melainkan pengalaman visual tanjakan berat dan kawah beracun yang memesona
Gunung Papandayan tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 15:16 WIB

Warisan Gerak Sunda yang Tetap Hidup di Era Modern

Jaipong merupakan jati diri perempuan Sunda yang kuat namun tetap lembut.
Gambar 1.2 Lima penari Jaipong, termasuk Yosi Anisa Basnurullah, menampilkan formasi tari dengan busana tradisional Sunda berwarna cerah dalam pertunjukan budaya di Bandung, (08/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Satria)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 14:59 WIB

Warga Cicadas Ingin Wali Kota Bandung Pindahkan TPS ke Lokasi Lebih Layak

Warga Cicadas menghadapi masalah lingkungan akibat TPS Pasar Cicadas yang penuh dan tidak tertata.
Kondisi tumpukan sampah menutupi badan jalan di kawasan Pasar Cicadas pada siang hari, (30/11/2025), sehingga mengganggu aktivitas warga dan pedagang di sekitar lokasi. (Foto: Adinda Jenny A)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 13:31 WIB

Kebijakan Kenaikan Pajak: Kebutuhan Negara Vs Beban Masyarakat

Mengulas kebijakan kenaikan pajak di Indonesia dari sudut pandang pemerintah dan sudut pandang masyarakat Indonesianya sendiri.
Ilustrasi kebutuhan negara vs beban rakyat (Sumber: gemini.ai)
Beranda 18 Des 2025, 12:57 WIB

Upaya Kreator Lokal Menjaga Alam Lewat Garis Animasi

Ketiga film animasi tersebut membangun kesadaran kolektif penonton terhadap isu eksploitasi alam serta gambaran budaya, yang dikemas melalui pendekatan visual dan narasi yang berbeda dari kebiasaan.
Screening Film Animasi dan Diskusi Bersama di ITB Press (17/12/2025). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:53 WIB

Dari Ciwidey Menembus India; Menaman dan Menjaga Kualitas Kopi Robusta

Seorang petani kopi asal Ciwidey berhasil menghasilkan kopi robusta berkualitas yang mampu menembus pasar India.
Mang Yaya, petani kopi tangguh dari Desa Lebak Muncang, Ciwidey—penjaga kualitas dan tradisi kopi terbaik yang menembus hingga mancanegara. (Sumber: Cantika Putri S.)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:12 WIB

Merawat Kampung Toleransi tanpa Basa-basi

Kehadiran Kampung Toleransi bukan sekadar retorika, basa-basi, melainkan wujud aksi nyata dan berkelanjutan untuk merawat (merayakan) keberagaman.
Seorang warga saat akan menjalankan ibadah salat di Masjid Al Amanah, Gang Ruhana, Jalan Lengkong Kecil, Bandung. (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Ramdhani)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 11:04 WIB

Manusia dan Tebing Citatah Bandung

Mari kita bicarakan tentang Citatah.
Salah satu tebing di wilayah Citatah. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 10:06 WIB

Satu Tangan Terakhir: Kisah Abah Alek, Pembuat Sikat Tradisional

Kampung Gudang Sikat tidak selalu identik dengan kerajinan sikat. Dahulu, kampung ini hanyalah hamparan kebun.
Abah Alek memotong papan kayu menggunakan gergaji tangan, proses awal pembuatan sikat. (Foto: Lamya Fatimatuzzahro)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 09:52 WIB

Wargi Bandung Sudah Tahu? Nomor Resmi Layanan Aduan 112

Nomor resmi aduan warga Bandung adalah 112. Layanan ini solusi cepat dan tepat hadapi situasi darurat.
Gambaran warga yang menunjukkan rasa frustasi mereka saat menunggu jawaban dari Call Center Pemkot Bandung yang tak kunjung direspons (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 07:15 WIB

Akhir Tahun di Bandung: Saat Emas bagi Industri Resort dan Pariwisata Kreatif

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2026, lonjakan kunjungan ke Kota Bandung serta tren wisata tematik di resort membuat akhir tahun menjadi momentum emas bagi pertumbuhan industri resort dan pariwisata.
Salah satu faktor yang memperkuat posisi Bandung sebagai destinasi akhir tahun adalah kemunculan resort-resort dengan konsep menarik (Sumber: Instagram @chanaya.bandung)
Beranda 18 Des 2025, 07:09 WIB

Rumah Seni Ropiah: Bukan Hanya Tempat Memamerkan Karya Seni, tapi Ruang Hidup Nilai, Budaya, dan Sejarah Keluarga

Galeri seni lukis yang berlokasi di Jalan Braga, Kota Bandung ini menampilkan karya-karya seni yang seluruhnya merupakan hasil ciptaan keluarga besar Rumah Seni Ropih sendiri.
Puluhan lukisan yang dipamerkan dan untuk dijual di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)