AYOBANDUNG.ID -- Perjalanan bisnis kuliner Pempek Kiarin bermula dari krisis. Dodi, sang pemilik, sebelumnya menggeluti usaha konveksi pada 2004 dan sempat membuka distro pada 2005. Namun, pandemi COVID-19 yang menghantam sejak 2019 membuat bisnis fashion menurun drastis.
"Saat pandemi, orang lebih memprioritaskan kebutuhan pokok dan kesehatan. Dari situ saya berpikir, bagaimana caranya tetap bisa mendapatkan penghasilan?" ujar pria asli Palembang tersebut.
Dodi menyadari satu hal saat tinggal di Bandung, banyak warga Palembang yang rindu makanan kampung halaman, namun sulit menemukan pempek yang benar-benar otentik. Maka pada Januari 2020, ia memutuskan untuk memulai usaha pempek khas Palembang.
Guna memfinalisasi produknya, Dodi melakukan uji rasa hingga 5 sampai 6 kali sebelum akhirnya membuat SOP produksi. Setelah produknya dianggap layak jual, baru Dodi menjajakannya.
"Tantangan di awal adalah membangun branding, tapi justru pandemi membantu kami tumbuh secara digital," kenangnya.
Pempek Kiarin menawarkan varian pempek yang cukup unik. Salah satunya adalah pempek pistel, yaitu pempek isi tumis pepaya muda. Varian ini ditujukan untuk konsumen yang tidak menyukai atau memiliki alergi terhadap ikan.
Selain pempek, Dodi juga mengembangkan produk turunan seperti cireng isi mercon yang hadir dalam enam varian rasa, yaitu ayam pedas, ayam original, jando pedas, ati ampela pedas, bakso pedas, dan keju. Seluruh rasa diracik agar sesuai dengan selera lidah orang Sunda.
Bumbu cuko khas Palembang menjadi kunci dari keotentikan rasa Pempek Kiarin. Gula aren dikirim langsung dari Palembang, dipadukan dengan asam kandis yang lebih ramah di lambung.
"Jadi konsumen yang punya asam lambung juga aman makan pempek Kiarin," ungkap Dodi.
Dalam sebulan, Pempek Kiarin mampu menjual antara 10.000 hingga 12.000 potong pempek. Produk ini tak hanya diminati warga Bandung, tapi juga menjadi oleh-oleh favorit warga yang baru berkunjung dari Palembang.
Penjualannya menjangkau berbagai daerah seperti Jakarta, Cilacap, hingga Bali. Bahkan, pengiriman ke Bali bisa mencapai 2.000 potong dalam satu kali pengiriman.
Saat ini, Dodi bekerja sama dengan enam reseller di beberapa kota, dengan omzet bulanan mencapai Rp15 juta hingga Rp25 juta. Strategi pemasarannya dilakukan secara aktif melalui GrabFood, ShopeeFood, GoFood, serta media sosial seperti Instagram dan TikTok.

Tak hanya itu, Dodi aktif mengikuti pelatihan dan pitching bisnis dari Kominfo dalam program UMKM Level Up. Ia juga membangun jaringan melalui komunitas dan berbagai pelatihan UMKM dari banyak instansi.
Bisnis ini telah mengantongi legalitas penting seperti sertifikat halal, NIB (Nomor Induk Berusaha), dan HAKI.
Tantangan Bisnis dan Rencana Masa Depan
Meski telah berkembang, Dodi mengakui masih ada tantangan terhadap bisnisnya, khususnya soal bahan baku. Pasokan ikan tenggiri dan kakap yang menjadi bahan utama pempek bersifat musiman.
Jika stok menipis, Dodi bahkan harus menghentikan produksi sementara. "Dulu, karena keterbatasan modal, sulit untuk menyimpan stok ikan dalam jumlah besar, jadi saya sering kewalahan memenuhi repeat order dari pelanggan," ungkap Dodi.
Kini, Ia sudah memiliki toko offline yang berlokasi di Margaasih, Kabupaten Bandung. Ke depannya, ia merencanakan ekspansi dengan membuka cabang di beberapa kota besar lainnya.
Dengan slogan 'Kiarin, Kito Asli Rasa Dijamin', Dodi ingin menjaga cita rasa otentik pempek khas Palembang tetap hidup dan dikenal luas di luar kampung halamannya. Pempek Kiarin pun menjelma dari usaha rumahan menjadi brand kuliner yang menjanjikan.
Informasi Umum Pempek Kiarin
Alamat: Lagadar, Kec. Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40216
Jam Operasional: 10.00 - 23.00 WIB
Telepon: 0821-2881-1986
Instagram: @pempek_kiarin
Layanan Pesan Antar: GoFood, ShopeeFood, GrabFood
Alternatif Produk Serupa
1. https://s.shopee.co.id/AUj6tOHNZO