Yanti Suryanti, Owner Baso Tahu Yoga saat mengikuti bazar. (Foto: Dok. Baso Tahu Yoga)

Ayo Biz

Dari Rugi sampai Ditipu, Yanti Tak Kapok Ikuti Bazar Demi Pasarkan Baso Tahu Yoga

Kamis 14 Agu 2025, 11:50 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Sudah tiga tahun, Yanti Suryanti mengikuti bazar demi memasarkan Baso Tahu Yoga, usaha kuliner yang ia jalankan bersama sang suami, Sunarjo. Bagi Yanti, bazar bukan sekadar tempat berjualan, tapi juga ajang memperluas pasar dan menopang keuangan keluarga.

Usaha baso tahu sendiri sudah digeluti Sunarjo sejak 1990-an. Saat itu ia membantu membuat baso tahu bersama kakaknya.

Setelah bertahun-tahun bekerja pada orang lain, pasangan ini memberanikan diri berjualan sendiri di kawasan Jalan Kejaksaan, Braga sejak awal 2000-an. Nama Baso Tahu Yoga diambil dari nama anak kedua mereka.

Menurut Yanti, awalnya sang suami berjualan dengan modal yang sangat minim. Gerobak pun meminjam dari kakak, sementara peralatan seadanya.

Kesempatan mengikuti bazar datang dari informasi grup, teman, atau panitia yang menghubunginya langsung. “Ikut bazar awalnya ingin bantu keuangan suami. Kalau ada info acara, saya ikut saja,” ujar Yanti pada Ayobandungid, Selasa, 12 Agustus 2025.

Perlahan, usaha Baso Tahu Yoga pun mulai Yanti tata. Pada 2023, Baso Tahu Yoga mendapat bantuan untuk mengurus sertifikat halal dan kini memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).

Yanti juga aktif mengikuti pelatihan UMKM dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Pemprov Jawa Barat, serta tergabung dalam komunitas Rumah BUMN dan binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung.

Namun, perjuangan mengikuti bazar tak selalu mulus. Yanti pernah mengalami kerugian karena sepi pembeli, hingga ditipu saat bazar di salah satu kampus di Bandung.

Menurutnya, ada juga panitia yang over claim, sehingga penjualan produknya di bazar dan pameran tidak optimal. “Panitia bilang peserta 1.000, ternyata yang datang cuma 200. Ada juga yang bilang patungan stand, ternyata kami ditipu,” kenangnya.

Meski begitu, pengalaman manis pun kerap datang. Salah satunya saat bazar Piala Presiden yang difasilitasi Rumah BUMN. “Waktu itu ramai sekali, omzet sampai Rp3 juta,” ujar Yanti dengan mata berbinar.

Ia memastikan tidak kapok mengikuti acara bazar atau pameran. Meskipun sering ada pengalaman yang kurang menyenangkan, Yanti tetap merasa melalui kegatan tersebut ia dapat membantu suami meningkatkan pendapatan.

“Kalau acaranya bagus, barang banyak terjual, dan bisa bawa pulang uang banyak. Capeknya hilang,” tutupnya.

Selain itu, hal yang membuat Yanti selalu semangat dalah tidak sedikit pesanan baso tahu untuk partai besar berdatangan dari koneksinya di bazar dan pameran.

Kini, Yanti masih bercita-cita memiliki beberapa gerobak dan memproduksi baso tahu dalam bentuk beku (frozen food). Kendala modal masih menjadi tantangan, namun optimismenya tak pernah padam.

Link Pembelian Online Produk Serupa

1. https://s.shopee.co.id/10sigePcWq

2. https://s.shopee.co.id/3ftTrZAnoX

3. https://s.shopee.co.id/20lFsWPKvk

4. https://s.shopee.co.id/709vpjO2yA

5. https://s.shopee.co.id/7pj2pHOjUa

Tags:
umkm bandungbaso tahu yogakuliner bandung

Rizma Riyandi

Reporter

Rizma Riyandi

Editor