Cerita Evolusi Seliz, dari Toko Kecil ke Pusat Grosir Modern

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 11 Agu 2025, 17:19 WIB
Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Tahun 1968, sebuah toko kecil berdiri di Jalan Cibadak, Bandung. Rak-raknya sederhana, produknya terbatas, tapi semangatnya besar.

Toko itu bernama Seliz, dan di baliknya ada keluarga yang percaya bahwa kecantikan dan kesehatan bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan.

Jenny Gunadi, yang saat itu masih muda, tumbuh bersama toko itu, mengamati pelanggan, mencatat tren, dan perlahan memahami denyut pasar lokal.

Puluhan tahun kemudian, Seliz bukan lagi toko kecil. Ia telah menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota.

Namun satu hal tetap tak berubah, di mana prinsip harga grosir dan keberpihakan pada produk lokal. Jenny tidak hanya mewarisi bisnis, ia mentransformasinya menjadi ruang tumbuh bagi banyak orang.

“Kita di Bandung sebelumnya sudah ada di Jalan Cibadak yang berdiri dari 1968. Di Cibadak pun konsepnya sama, sudah jadi swalayan kesehatan dan kecantikan dengan harga grosir,” ujar Jenny.

Transformasi Seliz bukan sekadar soal tampilan fisik. Jenny mengubah cara kerja, sistem distribusi, dan pendekatan terhadap pelanggan. Ia membangun jaringan reseller yang kini berjumlah lebih dari 3.000 orang, tersebar di berbagai daerah Jawa Barat seperti Cirebon, Tasikmalaya, dan Garut.

“Reseller mungkin jumlahnya sudah ada 3000 dari berbagai daerah Jawa Barat yang sudah langganan,” tambahnya.

Jenny memahami bahwa reseller adalah tulang punggung bisnisnya. Ia tidak hanya menyediakan produk, tapi juga membangun kepercayaan dan stabilitas harga. Bagi banyak reseller, Seliz bukan sekadar tempat belanja, tapi mitra usaha yang bisa diandalkan.

Ketika membuka cabang baru di Jalan Raya Kopo, Jenny memilih lokasi dengan cermat. Dekat dengan akses tol, cabang ini dirancang untuk memudahkan mobilitas reseller dan pembeli dari luar kota. Konsep swalayan tetap dipertahankan, namun dengan pendekatan yang lebih modern dan efisien.

“Kehadiran grosir Seliz di Kopo itu untuk memudahkan reseller dan pembeli untuk mengakses produk kecantikan dan kesehatan dengan harga grosir di Kopo. Apalagi aksesnya dekat tol,” jelasnya.

Di tengah gempuran produk luar negeri, Jenny justru memperkuat posisi produk lokal. Ia percaya bahwa kualitas bukan ditentukan oleh asal, melainkan oleh inovasi dan pemahaman terhadap kebutuhan konsumen Indonesia.

“Sebenarnya banyak yang berpikiran kosmetik luar lebih maju dari kosmetik dalam negeri. Padahal kalau kita lihat kemajuan teknologi sekarang, brand lokal bisa tetap bersaing dari segi kualitas dan juga harga,” katanya.

Tren skincare yang meningkat tajam menjadi peluang besar bagi Seliz. Jenny mencermati bahwa masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya merawat kulit, bahkan saat aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah.

“Pembelian skincare makin meningkat karena meskipun di rumah, ibu-ibu tetap ingin merawat diri,” ungkapnya.

Tak hanya skincare, produk makeup dekoratif juga mengalami lonjakan. Warna-warna berani dan karakter kuat menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang ingin mengekspresikan diri lewat riasan.

“Tren produk makeup dekoratif hingga masih di skincare makin digandrungi. Jadi meskipun produk dalam negeri tapi gak kalah bagus dari produk luar negeri, termasuk dari kandungan dan juga harganya yang lebih terjangkau,” ujarnya.

Jenny juga mencermati bahwa remaja kini lebih eksploratif dalam memilih produk kecantikan. Mereka mencari kosmetik yang sesuai dengan usia dan karakter mereka, bukan sekadar mengikuti tren global.

“Anak muda sekarang mulai banyak mengenal pemeliharaan kulit. Mereka banyak mencari kosmetik yang setara dengan umur mereka yang masih remaja,” katanya.

Dengan dukungan teknologi dan kreativitas lokal, produk-produk dalam negeri kini mampu menghadirkan kandungan aktif yang setara dengan brand global. Hal ini membuat Jenny semakin percaya diri dalam memajang produk lokal di rak Seliz.

Seliz bukan hanya tempat belanja, tapi juga ruang edukasi dan pemberdayaan. Jenny sering berdialog dengan pelanggan, mendengar kebutuhan mereka, dan memastikan bahwa setiap produk yang dijual punya nilai lebih dari sekadar fungsi.

“Kami ingin terus jadi tempat yang dipercaya, bukan hanya karena harga, tapi karena kualitas dan kedekatan dengan pelanggan,” tutup Jenny.

Informasi Seliz

Instagram: https://www.instagram.com/seliz.id

Alternatif produk skincare dan makeup lokal:

  1. https://s.shopee.co.id/LcxQMphnm
  2. https://s.shopee.co.id/1g8L0rdiCT
  3. https://s.shopee.co.id/8zuvkPIlur
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 11 Agu 2025, 20:05 WIB

Ketika Cita Rasa Timur jadi Identitas Bisnis, Perjalanan Tuturuga Menemukan Rumah di Bandung

Erick tak pernah menyangka bahwa sebuah bumbu kuno dari Manado akan menjadi jembatan antara tradisi dan selera modern di tengah kota Bandung.
Erick tak pernah menyangka bahwa sebuah bumbu kuno dari Manado akan menjadi jembatan antara tradisi dan selera modern di tengah kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 20:01 WIB

3 menit di Pukul 10 Pagi (MERAWAT CINTA YANG HAMPIR HILANG)

Menyanyikan Indonesia Raya di jam yang sama, di berbagai kota, adalah cara untuk meneguhkan perasaan “kita”.
Menyanyikan Indonesia Raya di jam yang sama, di berbagai kota, adalah cara untuk meneguhkan perasaan “kita”. (Sumber: Pexels/Deden R)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 17:19 WIB

Cerita Evolusi Seliz, dari Toko Kecil ke Pusat Grosir Modern

Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota.
Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 11 Agu 2025, 16:30 WIB

Sejarah Panjat Pinang, Tontonan Belanda Zaman Kolonial yang Berasal dari Tiongkok Selatan

Dari festival hantu di Tiongkok, panjat pinang tiba di Hindia Belanda dan kini jadi lagenda rutin dalam omba 17 Agustus kemerdekaan Indonesia.
Panjat pinang di Makassar tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 15:11 WIB

Rasman dan Misi Hunian Produktif, dari Strategi ke Realisasi

Rasman memulai Lengkong Mansion dengan visi kuat sejak lama, yakni hunian yang bukan hanya nyaman, tapi mendukung produktivitas dan gaya hidup generasi muda.
Rasman memulai Lengkong Mansion dengan visi kuat sejak lama, yakni hunian yang bukan hanya nyaman, tapi mendukung produktivitas dan gaya hidup generasi muda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 14:03 WIB

Serum Jadi Rahasia Wajah Tampak Muda dan Cerah

Serum menjadi skincare yang sering digunakan saat ini. Produk ini merupakan skincare dengan konsentrasi bahan aktif tinggi.
Ilustrasi Serum Pencerah Wajah dari Wardah (Foto: Dok. Wardah)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 13:42 WIB

Era Digital Menjelma Apokaliptik

Perubahan zaman tidak dapat dihindari yang memunculkan karakter baru sebagai apokaliptik.
Kemajuan ilmu dan teknologi tidak berbanding lurus dengan ruang gerak masyarakat lapisan bawah. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 12:41 WIB

Kisah Imas, Memulai Bisnis dari Puding Sekolah hingga Jadi 100 Varian Kuliner

Memulai usaha dari sesuatu yang sederhana ternyata bisa mendatangkan cuan. Hal ini dibuktikan oleh Imas Nurhasanah, pemilik Dapoer Inoer di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Imas Nurhasanah, Owner Dapur Inoer (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 11:54 WIB

Toko Icasia, dari Hobi Jadi Bisnis Pernak-Pernik Cantik

Kecintaan Haezqia Rumondang terhadap manik-manik dan perlengkapan jurnaling menjadi awal dari lahirnya ide bisnis Icasia. Sejak kecil, ia gemar membuat karya-karya kreatif, hingga akhirnya mencoba men
Toko Icasia milik Haezqia Rumondang (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 11:51 WIB

Di Persimpangan Teknologi dan Iman, Masihkah Kita Mengenali Arah Pulang?

Teknologi modern harus diarahkan sesuai nilai Islam, dengan maqasid syariah sebagai kompas etis.
Teknologi modern harus diarahkan sesuai nilai Islam, dengan maqasid syariah sebagai kompas etis. (Sumber: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 09:49 WIB

Dunia Influencer Indonesia: Saat Memeras Demi Citra Jadi Biasa

Ada apa dengan para komunikasi publik digital Indonesia kekinian?
Di tengah derasnya arus opini digital, satu narasi negatif bisa meruntuhkan kepercayaan publik dalam hitungan jam di media sosial. (Sumber: Unsplash/Prateek Katyal)
Beranda 11 Agu 2025, 08:44 WIB

Jejak Dua Seniman Eks Tahanan Politik Tersembunyi Puluhan Tahun di Hutan Maribaya

Lebih aneh lagi, keduanya ditemukan jauh di dalam hutan belantara yang sepi, seolah sengaja disembunyikan.
Pengunjung berfoto di relief adu domba jantan di Maribaya, sebelah timur Lembang tahun 1971. (Sumber: collectie.wereldculturen)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 08:22 WIB

Menuai Cerita Mappanre Temme Saat Mengungjungi Omah Jangan Diam Terus

Mappanre Temme sendiri merupakan tradisi dari suku Bugis yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dari aktivitas spiritual.
Acara Pembukaan Mappanre Temme (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 20:08 WIB

Berziarah ke Kampung Adat Mahmud: Karomah ‘Sekepal Tanah’ dari Tanah Suci Mekah

Kampung Mahmud sendiri dikenal sebagai kampung adat yang kental dengan nuansa Islami dan tradisi leluhur.
Rombongan peziarah ke Makam Mahmud. Situs ini terletak di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Jelajah 10 Agu 2025, 19:11 WIB

Sejarah Jaarbeurs, Cerita di Balik Kemeriahan Pameran Dagang Bandung Tempo Doeloe

Jaarbeurs Bandung, pasar malam tahunan era kolonial, jadi batu loncatan Basoeki Abdullah ke panggung seni Eropa.
Suasana Gedung Jaarbeurs, salah satu pusat keramaian Bandung tempo doeloe (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 16:45 WIB

Tren Sosmed, Membuka Aib Tanpa Diminta

Banyak yang fomo dengan tren S-Line tanpa tahu makna apa yang tersirat di dalamnya.
Poster film S-Line. (Sumber: Dok. IMDB)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 14:48 WIB

Merenungi Perubahan Iklim lewat Senja di Bandung Utara

Bagi kita, senja yang merah kelabu mungkin terasa syahdu. Tapi, di balik syahdu itu, tersimpan racun.
Salah satu sudut kawasan Bandung Utara. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 10 Agu 2025, 11:10 WIB

Parlemen Pasundan dan Sejarah Gagalnya Siasat Federalisme Belanda di Tanah Sunda

Negara Pasundan lahir dari proyek federal Belanda, namun dibubarkan sendiri oleh tokoh Sunda demi kembalinya Jawa Barat ke NKRI.
Sidang Pertama Parlemen Pasundan.
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 08:36 WIB

Gunung Maninjau Meletus Dahsyat 70.000 tahun yang lalu

Wisatawan yang akan ke Danau Maninjau, sudah lazim untuk singgah dan beristirahat di Bukittinggi.
Gambar Ngarai Sianok dalam lembaran uang Rp1.000,00. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Biz 09 Agu 2025, 21:59 WIB

Cerita Ridwan, Mengubah Camilan Tradisional Jadi Makanan Kekinian

Muhammad Ridwan, warga Ciparay, Kabupaten Bandung, punya cara kreatif mengangkat camilan khas daerahnya. Setelah mengamati tren jajanan di pasaran, ia memilih mengembangkan keripik berbahan dasar sing
Muhammad Ridwan menunjukkan produk buatannya. (Foto: Dok. Ayobandung.com)