AYOBANDUNG.ID -- Lina Hayati, pemilik brand Liens Lazuardi, memulai usahanya di bidang rajut justru setelah menjadi seorang ibu. Awalnya, kegiatan merajut dilakukan sambil menunggu anaknya pulang sekolah.
âSaya tidak bisa diam, jadi sambil nunggu anak sekolah saya mulai merajut lagi,â kenang Lina pada Ayobandung.id di kediamannya di Cicendo, Jumat, 8 Agustus 2025.
Kemampuan itu ia dapat dari sang ibu. Dulu, Lina yang dikenal tomboy diajari merajut agar lebih feminin. Sejak SMA, ia sudah gemar membuat karya rajutan, seperti syal untuk kado ulang tahun.
Seiring waktu, hasil rajutannya mulai diminati orang. Banyak yang membeli, hingga Lina memutuskan untuk serius berjualan lewat Instagram dan Facebook.
Pada 2019, ia mengikuti program Jabar Juara dan mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) serta sertifikat resmi. Ia juga cukup rajin mengikuti pelatihan dan workshop yang sesuai dengan minat usahanya.
Kini, produk rajutnya mencakup berbagai jenis, mulai dari atasan, dompet, baju, boneka amigurumi, home décor, hingga cover book. Inspirasi desain ia dapat dari drama Korea. Selain itu ia juga rajin mengikuti berbagai workshop.

Menurutnya, proses pembuatan kerajinan rajut berbeda-beda. Ada yang membutuhkan waktu cukup lama, namun ada pula yang bisa dikerjakan dalam waktu singkat.
Pembuatan produk seperti taplak atau baju memakan waktu cukup lama, bisa sampai satu bulan. Hal ini karena baju rajut dibuat per bagian, greney square, segitiga, atau lingkaran, lalu disatukan.
Untuk satu baju, dibutuhkan sekitar satu kilogram benang katun atau wol. Meski begitu bisa juga menggunakan benang policeri.
Benang ini adalah bahan yang paling mudah digunakan, terutama untuk pemula. Namun policeri jarang ia gunakan untuk rajutan baju lantaran akan kurang nyaman jika dijadikan pakaian sebab bahannya panas.
Saat ini produk Liens Lazuardi dibuat berdasarkan pesanan (by order). Meski begitu, Lina juga kerap membuat produk sesuai keinginannya saat sedang bersemangat.
Selain rajut, ia senang menulis puisi dan sempat menerbitkan sebuah buku. Maka itu ia juga sering membuat kerajinan rajut untuk pembatas buku, yang proses pembuatannya paling cepat karena ukurannya kecil.
Dalam sebulan, ia mampu memproduksi lebih dari 100 souvenir dan 4 tas rajut. Harga produknya bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp1 juta untuk tas, Rp2 juta untuk taplak meja, dan Rp250 ribu untuk satu sarung bantal.
Pelanggan Liens Lazuardi tersebar hingga Ambon. Mereka memesan berbagai produk seperti tas buku, cover book, tas cantik, dompet, dan pernak-pernik lainnya.
Banyak dari mereka yang menjadi pelanggan setia dan merekomendasikan produknya ke orang lain. Dikenal awet dan berkualitas, produk Lina memang dipasarkan dengan harga lebih tinggi dibandingkan kompetitor.
âKarena ini handmade, saya merasa harus menghargai diri saya dengan tidak menjual terlalu murah. Untungnya, masih banyak pelanggan setia yang menganggap produk saya layak dengan harga tersebut,â tutup Lina.

Saat ini Lina memasarkan produknya melalui media sosial Facebook dan Instagram dengan nama akun Liens Lazuardi. Dengan kualitas barang yang baik, Lina berencana terus menjalankan bisnisnya secara konsisten.
Link Pembelian Online Produk Serupa
1. https://s.shopee.co.id/7KmcmL7W0b
2. https://s.shopee.co.id/6Ku5aWSNaD
3. https://s.shopee.co.id/3LGU11HGBr