Di Balik Memori Usang: Jojo dan Napas Panjang Bisnis Barang Antik Cikapundung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Selasa 05 Agu 2025, 17:13 WIB
Pasar Barang Antik Cikapundung menjadi museum terbuka yang hidup, menjaga agar lembar demi lembar masa lampau tetap bisa diakses generasi mendatang.

Pasar Barang Antik Cikapundung menjadi museum terbuka yang hidup, menjaga agar lembar demi lembar masa lampau tetap bisa diakses generasi mendatang.

AYOBANDUNG.ID -- Kilau lampu temaram menari di atas etalase kaca yang berisi keramik tua, jam dinding dari era kolonial, dan pernak-pernik lawas lainnya.

Di lorong Pasar Barang Antik Cikapundung, Bandung, denting nostalgia tidak hanya terdengar dari detak jarum jam yang hampir tak terdengar, tetapi juga dari alunan blues dan jazz klasik yang memeluk pengunjung dalam suasana hangat dan penuh kenangan.

Di antara jejeran toko yang sunyi dan penuh cerita, berdiri sosok Jojo, pria paruh baya pemilik senyum ramah yang menyimpan riwayat panjang sebagai pedagang barang antik.

Bagi Jojo, menjual barang antik bukan sekadar profesi. Ia menyebutnya sebagai panggilan jiwa.

“Barang antik itu eksotis karena barang-barang ini sudah tidak diproduksi lagi. Limited edition lah," ujar Jojo saat berbincang dengan Ayobandung.

Kisah Jojo bermula dari kegemarannya mengamati benda-benda tua, mulai dari jam dinding, kamera analog, mesin tik, hingga peralatan makan keramik dari zaman Hindia Belanda.

Ia mengaku, dulu hanya kolektor amatir yang kerap berburu barang-barang antik ke pelosok daerah. Tapi siapa sangka, hobi yang awalnya tak menentu arah itu, kini berubah menjadi bisnis yang memberinya napas panjang.

Pasar Barang Antik Cikapundung menjadi museum terbuka yang hidup, menjaga agar lembar demi lembar masa lampau tetap bisa diakses generasi mendatang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Pasar Barang Antik Cikapundung menjadi museum terbuka yang hidup, menjaga agar lembar demi lembar masa lampau tetap bisa diakses generasi mendatang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Pasar Cikapundung yang resmi beroperasi pada 2012 menjadi panggung utamanya. Di sana, Jojo menggelar koleksi yang kadang usianya lebih tua dari dirinya sendiri.

“Kalau dihitung-hitung penjualannya juga enggak banyak soalnya. Tapi saya senang melakukannya. Suka aja," tuturnya sambil tertawa kecil.

Jojo tidak mengejar omzet besar. Penjualan dalam seminggu seringkali bisa dihitung dengan jari. Namun, hasratnya untuk menjaga artefak sejarah tetap hidup membuatnya bertahan.

Barang-barang yang dijual Jojo tak ubahnya potongan-potongan masa lalu. Ia menjajakan benda dari masa penjajahan Belanda, dari poster lama hingga koleksi peralatan rumah tangga era 1930-an.

Bagi sebagian pengunjung, benda-benda itu hanyalah "barang bekas". Tapi bagi para pemburu sejarah, setiap benda adalah penjaga waktu.

Menurut Jojo, pelanggan barang antik biasanya adalah mereka yang punya keterikatan emosional. Tak jarang, pengunjung mendekap barang yang mereka beli, seolah berjumpa lagi dengan masa kecilnya.

Tak heran, harga barang antik cenderung tinggi. Selain karena kelangkaannya, benda-benda itu sering naik nilai dari tahun ke tahun.

Tapi buat Jojo, nilai sesungguhnya bukan pada rupiah, melainkan pada cerita di baliknya. Ia tak ragu berburu barang ke berbagai kota, hanya demi menemukan satu potong sejarah yang hilang.

“Orang beli barang antik itu bukan cuma karena bentuknya, tapi karena kenangan yang dibawa. Ibaratnya, mengulang memori dari sekumpulan foto keluarga yang telah usang," ujarnya.

Alternatif pernak-pernik, lampu, dan barang Antik:

  1. https://s.shopee.co.id/3LGPNrOg1j
  2. https://s.shopee.co.id/3qCfyvajjs
  3. https://s.shopee.co.id/AUjZvWks69
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 25 Sep 2025, 08:22 WIB

Potensi Komersialisasi Dakwah, Saat Gaya Hidup Masyarakat Modern Menjunjung Eksklusivitas

Dakwah di tengah media digital bisa saja bergeser makna dan esensinya jika tidak disikapi dengan bijak.
Kajian Sharing Time di Balroom Tangcity Mall, 12 Januari 2024 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 20:49 WIB

Catatan Reuni Angkatan 95 Pendidikan Ekonomi IKIP Bandung

Tidak semua alumnus Jurusan Pekon 95 yang sejatinya dididik untuk menjadi calon-calon tenaga pendidik di tanah air itu menjadi guru.
Villa Isola di Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 20:02 WIB

Perlu Terobosan Kebijakan, Bagaimana Mengukuhkan Bandung sebagai Kota Talenta?

Dengan terobosan kebijakan yang adaptif dan partisipatif, Bandung bisa bangkit memperkuat kualitas kebijakan.
Bandung juga menjadi tuan rumah bagi talenta-talenta kreatif. (Sumber: Pexels/Heru Dharma)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 19:16 WIB

Musik yang Menembus Batas: Grunge, Bandung, dan Regenerasi Subkultur

Grunge meledak di Purnawarman 90-an: kaset, flanel, gigs gang sempit, dan semangat liar anak muda Bandung yang tak bisa dibobodo.
Ilustrasi. Bandung Lautan Grunge, festival atau konser yang menunjukkan tren positif dalam skena musik Bandung. (Sumber: instagram.com/lautan_grunge)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 18:27 WIB

Meretas Makna 'Islam téh Sunda, Sunda téh Islam'

Membuka lapis sejarah, politik, dan budaya tentang wajah Islam Sunda yang terbuka dan beragam.
Masjid Raya Al Jabbar di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 17:22 WIB

Menyulam Masa Lalu Pasir Kaliki Menjadi Taman Bermain Masa Depan ala Skyward Project

Jejak kearifan lokal nyaris terlupakan dalam nama dan wilayah “Pasir Kaliki”, namun Skyward Project menghidupkan kembali narasi lokal lewat pendekatan edutainment.
Jejak kearifan lokal nyaris terlupakan dalam nama dan wilayah “Pasir Kaliki”, namun Skyward Project menghidupkan kembali narasi lokal lewat pendekatan edutainment. (Sumber: dok. Skyward Project)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 15:28 WIB

Menembus Pasar Global Lewat Cita Rasa Lokal, Kisah Niko Saputra dan Bechips Indonesia

Langkah pertama Bechips dimulai dari sebuah keputusan sederhana tapi berani, di mana bisnis harus memiliki identitas kuat dan nilai tambah yang membedakan.
Owner CV Bechips Indonesia, Niko Saputra dan sang istri saat menunjukkan produk andalannya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 15:23 WIB

Masjid Al-Lathiif Bandung: Ruang Spiritual sekaligus Rumah Kreatif bagi Anak Muda di Kota Bandung

Al-Lathiif merupakan masjid yang termasyur berkat gerakan pemuda hijrah yang digagas oleh Ustaz Hanan Attaki.
Masjid Al-Lathiif , Jl.Saninten No.2 Cihapit Kota Bandung (Sumber: Masjid Al-Lathiif)
Ayo Jelajah 24 Sep 2025, 13:47 WIB

Hikayat Hantu Dua Duo yang Gentayangan di Konflik Lahan Kota Bandung

Konflik lahan Bandung jadi drama panjang. Warga Sukahaji dan Dago Elos hadapi intimidasi, gugatan kolonial, hingga kriminalisasi.
Puluhan warga Dago Elos yang tergabung dalam Forum Dago Melawan melakukan aksi memperingati hari buruh internasional atau MayDay di Taman Cikapayang, Kota Bandung, Rabu 1 Mei 2024. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 12:29 WIB

Kerupuk Kulit Mak Yuyu dari Cimahi, Dorokdok dengan Sentuhan Kekinian

Siapa sangka camilan tradisional khas Garut bisa tampil dengan wajah baru dan rasa yang lebih beragam. Itulah yang dilakukan Liliyan Yulianti lewat produk Kerupuk Kulit Mak Yuyu, usaha rumahan yang
Dorokdok Mak Yuyu (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 10:21 WIB

Si Mungil yang Wajib Dimiliki Para Penikmat Musik

Mini speaker menjadi salah satu benda yang wajib dimiliki oleh para penikmat musik. Benda ini merupakan perangkat pengeras suara berukuran kecil yang praktis digunakan untuk memutar musik, podcast
Ilustrasi foto penikmat musik. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 24 Sep 2025, 09:46 WIB

Mengunjungi Saung Kasep, Padepokan yang Juga Jadi Galeri Kerajinan Sunda

Semangat melestarikan budaya Sunda mengantarkan Edi Dago menekuni bisnis aksesoris dan cinderamata khas Jawa Barat. Usaha yang dirintis sejak 2015 ini tak sekadar menjadi sumber penghasilan, tetapi ju
Workshop di Saung Kasep. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 24 Sep 2025, 09:12 WIB

Bandung Barometer Peradaban Budaya Sunda

Bandung menyimpan jejak peradaban lewat museum, cagar budaya, kesenian, dan kaulinan.
Ada tantangan nyata di ruang publik Bandung dimana rasa kasundaan yang kian bergeser. (Sumber: Pexels/Muhammad Endry)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 21:10 WIB

Bandung Harus Ramah bagi Pejalan Kaki

Bandung belum ramah terhadap pejalan kaki karena sarana dan prasaranya belum sepenuhnya memenuhi syarat.
Kondisi Trotoar bagi Pejalan Kaki di Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 20:01 WIB

Rampak Gitar, Mukti-Mukti, dan Luka Agraria di Tanah Pasundan

Puluhan gitar akustik dimainkan serentak dalam sebuah rampak bertajuk The Revolution Is.
Mukti-Mukti, musisi asal Bandung. (Sumber: Facebook/Mukti-Mukti)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 19:22 WIB

Sisi Tiara dan Kopi Cantel: Meracik Kehangatan di Tengah Estetika Kafe Bandung

Sejak 2019, Kopi Cantel tumbuh sebagai simbol kehangatan dan keterhubungan, menjawab kebutuhan masyarakat urban Bandung akan tempat nyaman, inklusif, dan estetik.
Sejak berdiri pada 2019, Kopi Cantel tumbuh sebagai simbol kehangatan dan keterhubungan, menjawab kebutuhan masyarakat urban Bandung akan tempat yang nyaman, inklusif, dan estetik. (Sumber: dok. Kopi Cantel)
Ayo Jelajah 23 Sep 2025, 19:19 WIB

Sejarah Gelap KAA Bandung, Konspirasi CIA Bunuh Zhou Enlai via Bom Kashmir Princess

Di balik megahnya KAA 1955 di Bandung, ada drama intelijen. CIA dituding pasang bom. Pemimpin Tiongkok Zhou Enlai nyaris jadi korban. Apakah benar konspirasi itu nyata?
Pemimpin Tiongkok Zhou Enlai bersama Presiden Soekarno berkeliling di Bandung saat KAA 1955. (Sumber: Museum Konferensi Asia Afrika)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 18:00 WIB

Sunda, Kematian, dan Alam Baka: 'Bapa Keur Bujang, Ema Keur Lanjang, Kuring Keur di Mana?'

Kematian bagi Sunda bukan sekadar akhir, teka-teki yang abadi. Ia dipahami sebagai kesatuan awal-akhir.
Di antara narasi-narasi besar, Sunda tampil bicara kematian dengan artikulasinya yang sangat rendah hati. (Sumber: Pexels/Jusup Budiono)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 17:11 WIB

Musik Tanpa Instrumen: Ensemble Tikoro dan Revolusi Vokal Metal

Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional.
Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional. (Sumber: dok. Ensemble Tikoro)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 15:36 WIB

Langkah Berani Azalia Yasyfa Menyajikan Cita Rasa Negeri Seberang di Rasa Melayu Bandung

Memperkenalkan kuliner Melayu di Bandung bukan perkara mudah, Azalia harus menjembatani selera lokal dengan rasa yang belum familiar.
Rasa Melayu Bandung, sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Melayu, sesuatu yang belum banyak disentuh di kota ini. (Sumber: instagram.com/rasa_melayubdg)