Duo Beradek Songket dan Cerita Perempuan Penjaga Warisan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 06 Agu 2025, 14:49 WIB
Duo Beradek Songket, usaha yang didirikan Rosalina dan saudarinya bukan sekadar bisnis kain tenun, melainkan pernyataan budaya yang terus hidup dan berkembang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Duo Beradek Songket, usaha yang didirikan Rosalina dan saudarinya bukan sekadar bisnis kain tenun, melainkan pernyataan budaya yang terus hidup dan berkembang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah riuhnya industri tekstil modern, satu nama tetap berdiri tegak menjaga warisan yakni Duo Beradek Songket. Didirikan oleh Rosalina dan saudarinya, usaha ini bukan sekadar bisnis kain tenun, melainkan pernyataan budaya yang terus hidup dan berkembang.

Songket Palembang bukan kain biasa. Ia lahir dari teknik sungkit, di mana mencungkil dan mengait benang emas atau perak ke dalam tenunan dasar. Prosesnya rumit, hasilnya megah. Tak heran jika masyarakat Palembang menjulukinya “ratu segala kain”.

“Ciri ‘bungo cino’ itu benang emasnya enggak full, kalau ‘lepus’ full. Dan itulah yang menjadi kekhasan songket Palembang karena ditenun langsung dengan benang emas,” jelas Rosa saat ditemui Ayobandung dalam gelaran pameran budaya.

Motif tumbuhan dan bunga menjadi ciri khas yang tak lekang oleh waktu. Dalam sejarahnya, songket adalah simbol status sosial. Di masa Kerajaan Sriwijaya, hanya istri raja yang berhak mengenakannya. Ia menjadi lambang kemewahan, kehormatan, dan kekuasaan.

Koleksi songket tenun Palembang dari Duo Beradek Songket (Sumber: Duo Beradek Songket)
Koleksi songket tenun Palembang dari Duo Beradek Songket (Sumber: Duo Beradek Songket)

Kini, songket telah menjadi milik masyarakat luas, dikenakan dalam berbagai acara resmi dan perayaan. Namun, proses pembuatannya tetap mempertahankan nilai tradisional. Rosa menyebut, satu lembar kain bisa memakan waktu hingga tiga bulan.

“Biasanya kisaran harga songket variatif, ada yang harga Rp 2 juta-an sampai Rp 20 juta-an,” katanya.

Setiap helainya pun adalah hasil kerja tangan yang sabar dan terampil. Motif ‘lepus’ yang penuh benang emas menjadi primadona. Tak hanya karena kilauannya, tapi karena kompleksitas tekniknya.

“Contohnya ‘lepus’ itu bisa sampai mencapai harga Rp 20 juta-an per lembar kainnya,” tambah Rosa.

Menariknya, songket Palembang kini mulai dikenal di luar Sumatera. Dalam beberapa event budaya di Bandung, Rosa melihat antusiasme yang meningkat.

“Saya rasa sekarang banyak yang sudah mulai menyukai dan tahu songket ya,” ujarnya.

Perempuan Bandung, menurutnya, mulai menjadikan songket sebagai koleksi pribadi. Fenomena ini menunjukkan bahwa songket tak hanya dilihat sebagai busana, tapi juga sebagai artefak budaya yang layak dilestarikan.

“Barusan ada costumer yang bilang, dia beli bukan langsung buat dipake tapi buat disimpen sebagai koleksi,” cerita Rosa.

Koleksi songket tenun Palembang dari Duo Beradek Songket (Sumber: Duo Beradek Songket)
Koleksi songket tenun Palembang dari Duo Beradek Songket (Sumber: Duo Beradek Songket)

Bagi Rosa, hal ini adalah pencapaian tersendiri. Ia pun merasa terhormat karena songket kini tak hanya menjadi budaya masyarakat Palembang, tapi juga diterima dan dihargai oleh masyarakat luar. “Itu bentuk pelestarian yang saya syukuri,” katanya.

Tak berhenti di situ, Rosa juga mulai merancang songket dalam bentuk yang lebih modern. Ia mengembangkan desain untuk pakaian sehari-hari, bukan hanya selendang atau kain panjang.

Transformasi ini bukan sekadar adaptasi mode, tapi juga strategi pelestarian. Dengan menghadirkan songket dalam bentuk yang lebih fleksibel, Rosa berharap generasi muda bisa lebih dekat dengan warisan budaya mereka.

Duo Beradek Songket menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa berjalan beriringan dengan inovasi. Di tangan perempuan seperti Rosa, warisan tak hanya dijaga, tapi juga diberi ruang untuk tumbuh dan berkembang.

“Tren songket saat ini lebih fleksibel, dan membuat songket mulai banyak diterima sebagai tren pakaian masyarakat,” ujarnya.

Informasi Duo Beradek Songket

Instagram: https://www.instagram.com/duoberadek

Alternatif link produk Songket Tenun Palembang:

  1. https://s.shopee.co.id/4ApXq7CKtP
  2. https://s.shopee.co.id/9KXdziPROj
  3. https://s.shopee.co.id/gFffvrDY8

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 12 Nov 2025, 17:37 WIB

Bandung dan Krisis Sunyi: Menyuarakan Kesadaran Kesehatan Mental di Kota Urban

Kesehatan mental yang baik berarti batin tenteram, pikiran jernih, dan emosi terkendali. Tanpa itu, aktivitas sehari-hari bisa terganggu, relasi sosial merenggang, bahkan muncul perilaku destruktif.
Kesehatan mental yang baik berarti batin tenteram, pikiran jernih, dan emosi terkendali. Tanpa itu, aktivitas sehari-hari bisa terganggu, relasi sosial merenggang, bahkan muncul perilaku destruktif. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 16:35 WIB

Ketika Panggilan 'Sayang' Hanya Bagian dari Jobdesk: Dramaturgi para Ladies Companion (LC)

Menyeruak dunia para LC yang dipenuhi stigma negatif.
Ilustrasi Ladies Companion (LC). (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 12 Nov 2025, 16:21 WIB

Aroma Kopi di Bawah Tegakan, Cibulao dan Gerakan Menyulam Hutan

Pola agroforestry memberi ruang bagi pohon kopi tumbuh di bawah tegakan, menjaga kelembapan tanah, sekaligus memberi penghasilan bagi warga.
Pola agroforestry memberi ruang bagi pohon kopi tumbuh di bawah tegakan, menjaga kelembapan tanah, sekaligus memberi penghasilan bagi warga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 16:00 WIB

Bermula Rumah Pribadi Menjadi Museum sebagai Warisan Seni yang Menginspirasi

Museum yang didirikan untuk menghormati dan melestarikan karya Srihadi yang inspiratif dalam dunia seni lukis.
Pengunjung menikmati dan mengabadikan hasil karya Srihadi, Sabtu 01 November 2025, Ciumbuleuit, Kecamatan Cicadap, Kota Bandung (Sumber: Sela Rika | Foto: Sela Rika)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 15:26 WIB

Dari Usaha Donat Rumahan hingga Berhasil Memperluas Jangkauan ke Lima Toko

Dengan mempertahankan kualitas donat setiap harinya, Pipin Donuts berhasil menjalankan bisnisnya hingga memiliki lima cabang.
Seorang customer yang mengantri untuk membeli Pipin Donuts, Cabang Sukabirus, Kabupaten Bandung, (08/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 15:09 WIB

ITB sebagai Wisata Teknologi Era Globalisasi - Bagian 2

Dalam paparan berikut sebagai lanjutan dari bagian ke-1 adalah rencana implementasi konkret untuk menjadikan Institut Teknologi Bandung (ITB).
ITB Jatinangor. (Sumber: Dok. ITB)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:50 WIB

Semangat 1955 Hidup Kembali di Kemeriahan Asia Afrika Festival 2025

Perayaan Asia Afrika Festival 2025 kembali di gelar di Kota Bandung
Suasana Perayaan Asia Afrika Festival (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:36 WIB

ACCRA, Dessert Rumahan Rasa Sultan di Bandung

Dessert rumahan dengan cita rasa sultan. ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya.
ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 13:34 WIB

Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Kasus Reynhard Sinaga mengguncang dunia. Pria asal Depok itu menyimpan rahasia kelam. Di penjara Wakefield, ia menua bersama 3,29 terabita dosa yang tak bisa dikompresi.
Reynhard Sinaga.
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 12:45 WIB

Menyelami Makna di Balik Mereka(h), Wisata Rasa dan Imajinasi di Tengah Ruang Seni

Tak hanya untuk pecinta seni, Grey Art Gallery mengundang siapa pun yang ingin menikmati keindahan.
Suasana pengunjung Grey Art Gallery yang menjadi bagian dari cerita mereka yang perlahan merekah, 4 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Mutiara Khailla Gyanissa Putri)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)