AYOBANDUNG.ID -- Andi tidak pernah membayangkan bahwa sebuah produk pembersih rumah tangga bisa menjadi pintu masuknya ke dunia bisnis yang penuh tantangan.
Andi bukan berasal dari industri kimia, bukan pula dari latar belakang korporasi besar. Tapi satu hal yang ia miliki sejak awal menbangun usaha adalah kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat dan keberanian untuk menjawabnya.
Ketika pertama kali mendirikan PT Bio Mitra Indonesia, Andi tidak langsung membidik pasar massal. Ia memulai dari hal yang paling mendasar, mendengarkan kebutuhan dari pemilik warung makan, ibu rumah tangga, hingga pelaku usaha kecil.
Dari sana, ia menangkap satu pola, yakni adanya kebutuhan akan produk pembersih yang efektif, terjangkau, dan aman masih belum sepenuhnya terpenuhi.
“Banyak yang bilang, sabun cuci piring itu ya asal bersih. Tapi saya melihat ada celah produk yang bisa bersih, aman, dan tetap ramah lingkungan,” ungkap Andi.
Dari situlah lahir Gojes, langkah awalnya pun cukup berani. Ia memilih meluncurkan kemasan besar 5 liter, menyasar segmen usaha dan rumah tangga besar.
Strategi ini bukan tanpa risiko, tapi Andi percaya bahwa nilai ekonomis bisa menjadi daya tarik utama. Ia ingin membuktikan bahwa produk lokal bisa bersaing jika punya kualitas dan harga yang masuk akal.
Namun waktu berjalan, dan pasar pun berubah. Andi mulai menerima banyak masukan dari konsumen yang menginginkan produk yang lebih praktis. Mereka menyukai kualitas Gojes, tapi merasa kemasan besar kurang cocok untuk kebutuhan harian.
“Saya mulai sadar, kalau kami ingin tumbuh, kami harus fleksibel, termasuk saat menghadirkan sebuah produk,” ujarnya.

Dari sanalah lahir ide menghadirkan kemasan 500 ml. Bukan sekadar mengecilkan ukuran, tapi merancang ulang cara Gojes hadir di kehidupan konsumen. Ia menyebutnya sebagai “respons terhadap realitas,” karena menurutnya, bisnis yang baik adalah bisnis yang tahu kapan harus beradaptasi.
Keputusan itu bukan hanya soal strategi, tapi juga soal filosofi. Andi percaya bahwa mendengarkan konsumen adalah inti dari inovasi.
“Kami tidak ingin memaksakan produk. Kami ingin menjawab kebutuhan yang nyata. Akhirnya kami mulai merancang ulang distribusi, memperbaiki kemasan, dan memastikan kualitas tetap terjaga,” katanya.
Di tengah proses itu, Andi tetap memegang komitmen terhadap keberlanjutan. Ia mulai beralih ke bahan baku dan material kemasan yang lebih ramah lingkungan. Meski proses produksi menjadi lebih kompleks, ia merasa itu adalah investasi jangka panjang. “Prinsip kami ingin tumbuh tanpa merusak,” ujarnya.
Perjalanan membangun Gojes bukan selalu mulus. Ia harus menghadapi persaingan dari merek besar yang beredar di pasaran, keterbatasan distribusi, hingga stigma terhadap produk lokal.
Tapi Andi memilih untuk menjadikan semua itu sebagai motivasi. Ia percaya bahwa merek yang kuat lahir dari konsistensi, bukan dari popularitas instan.
Salah satu kekuatan Andi adalah kemampuannya membangun tim yang solid. Ia tidak bekerja sendiri, melainkan bersama orang-orang yang memahami visi dan bersedia tumbuh bersama.
“Bisnis bukan soal saya, tapi soal kami. Saya percaya bahwa keberhasilan Gojes adalah hasil kolaborasi, bukan individualisme. Kami juga ingin menjadi merek yang dekat dengan masyarakat,” ujarnya.
Kini, Gojes telah menjelma menjadi merek yang tak hanya hadir di rak-rak toko atau reseller, tetapi juga di benak konsumen yang menghargai kualitas. Andi tidak mengejar pertumbuhan yang cepat, melainkan pertumbuhan yang konsisten dan bermakna.
“Kami ingin tumbuh pelan tapi pasti, tidak hanya menjadi besar, kami juga ingin menjadi relevan,” ujarnya.
Informasi Gojes
Instagram: https://www.instagram.com/gojes.official
Alternatif produk dan UMKM serupa: