Ilustrasi olahraga lari. (Sumber: Pexels/Ketut Subiyanto)

Ayo Netizen

Keringat yang Bercerita, Potret Gaya Hidup Sehat di Perkotaan

Rabu 05 Nov 2025, 20:12 WIB

Udara pagi menembus dedaunan di Lapangan Kota Baru Cikampek. Di bawah sinar matahari muda, puluhan langkah kaki bergerak ritmis di lintasan jogging. Napas-napas teratur berpadu dengan tawa kecil, sementara suara musik senam terdengar samar dari kejauhan.

Di sinilah, di antara keringat dan semangat, lahir sebuah tradisi baru warga: hidup sehat dengan cara yang sederhana berlari, berkeringat, dan tersenyum bersama.

“Biasanya saya datang ke sini setiap akhir pekan, kadang juga sore hari setelah kerja, kalau seminggu nggak olahraga, badan rasanya berat dan gampang capek jadi sebisa mungkin saya sempatkan, meskipun cuma sebentar udara paginya itu loh, bikin semangat banget. apalagi kalau lihat banyak orang lain yang sama-sama bergerak,” ujarnya sambil mengatur napas.

Bagi perempuan itu, olahraga bukan sekadar rutinitas fisik, tapi juga waktu pribadi untuk menenangkan diri. Sejak pandemi, ia mulai membiasakan diri bergerak, dan kini merasa tubuhnya menuntut untuk tetap aktif.

“Kalau gak olahraga,” katanya.

“Pikiran cepat kusut, tidur pun gak nyenyak,” ujar salah satu pengunjung tersebut.

Tak jauh dari sana, seorang pemuda melakukan pemanasan dengan earphone terpasang di telinganya. Keringat mulai muncul di pelipis, tapi semangatnya jelas tak padam. Ia bekerja di kantor, dan lari menjadi pelarian dari kepenatan layar komputer.

“Olahraga itu udah kayak kebutuhan buat saya, kerja seharian di depan komputer bikin badan kaku jadi tiap pagi atau sore, saya sempatin lari keliling lapangan. setelah lari, pikiran jernih, badan segar, dan rasanya siap buat mulai hari” ujarnya.

Ia percaya, gaya hidup sehat bukan sesuatu yang instan.

“Harus jadi kebiasaan,” katanya.

“Kadang saya lihat ada keluarga bawa anak kecil lari bareng. Itu keren banget kalau dari kecil sudah terbiasa olahraga, sampai besar pasti terbawa gaya hidup sehat itu bukan tren, tapi cara hidup.”

Sementara di sudut lapangan, musik menghentak pelan. Puluhan perempuan bergerak kompak mengikuti instruktur di depan. Ada yang sesekali tertawa, ada yang serius mengikuti ritme. Salah satu dari mereka, perempuan paruh baya yang mengenakan jilbab sport, tampak begitu menikmati setiap gerakan.

“Senam bareng kayak gini bikin saya lebih semangat, kalau olahraga sendirian kadang suka malas tapi kalau rame-rame, energinya terasa beda kami saling semangatin, bahkan kalau ada yang salah gerak malah ketawa bareng. jadi lebih ringan, lebih bahagia,” ujarnya, tersenyum di sela istirahat.

Baginya, kebersamaan itu justru yang membuat olahraga menjadi candu positif.

“Setelah senam, badan terasa ringan, pikiran juga lega, kayak terapi alami saya selalu bilang, olahraga itu bentuk syukur Tuhan sudah kasih tubuh sehat, masa kita nggak jaga” lanjutnya.

Di jalur luar lapangan, seorang pria paruh baya tampak mengayuh sepedanya dengan tenang. Ia sudah beberapa tahun menjadikan bersepeda sebagai bagian dari keseharian.

“Saya nggak kuat lari jauh, jadi saya pilih sepedaan yang penting badan gerak,’’ katanya sambil tersenyum.

“Kalau pagi-pagi udah olahraga, rasanya hari itu langsung produktif, energinya beda saya jadi nggak gampang lelah, kerja juga lebih fokus kadang cuma 30 menit keliling lapangan, tapi efeknya luar biasa. Mood seharian jadi bagus” tuturnya.

Menjelang pukul delapan, matahari mulai tinggi. Namun langkah-langkah di lapangan belum juga berhenti. Ada yang melakukan pendinginan, ada yang masih berlari kecil, dan ada pula yang duduk menikmati semilir angin sambil menenangkan napas.

“Olahraga itu bukan cuma soal gerak badan, tapi soal rasa Syukur dengan tubuh yang sehat, kita bisa bekerja, beraktivitas, dan Bahagia tempat ini udah kayak sumber energi buat saya setiap kali datang, saya pulang dengan perasaan lebih hidup.” kata seorang perempuan muda di akhir sesi peregangan.

Keringat yang menetes di wajah-wajah mereka seolah bercerita: tentang semangat yang tak pernah padam, tentang kesederhanaan yang menyembuhkan. Di lapangan sederhana itu, warga Kota Baru Cikampek menulis kisahnya sendiri tentang bagaimana gaya hidup sehat bisa tumbuh dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan hati besar. (*)

Tags:
olahraga lariKota Baru Cikampekgaya hidup sehat

Shakira Putri Anisa

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor