Kemacetan adalah pemandangan indah yang menjadi rutinitas bagi masyarakat yang tinggal di sekitaran Cibaduyut, Cangkuang, Palasari, Rancamanyar, Bojong Koneng dan sekitarnya.
Setiap Sabtu dan Minggu kondisi jalanan biasanya lebih padat di bandingkan hari biasanya. Banyaknya jumlah mobil pribadi dengan plat nomor B, menandakan Bandung sedang dikunjungi oleh sebagian masyarakat dari Kota Jakarta.
Saya pikir hari ini pun sama, kemacetan terjadi karena hal-hal yang sudah dijelaskan di atas. Namun saat Go-Jek melewati titik kemacetan ternyata banyak sekumpulan orang yang bergumul di sekitar parit tidak jauh dari terowongan Taman Cibaduyut Indah.
Ada garis polisi terpasang di jalan menuju perkampungan warga yang bisa diakses sekitar parit tersebut. Daerah ini seringkali menjadi tempat ngetem angkot 08 trayek Cibaduyut--Leuwi Panjang.
Pemandangan bergumulnya masyarakat di sebuah tempat kejadian seperti kecelakaan atau pembunuhan memang bukan hal yang aneh. Bahkan para pengguna motor yang sedang melintas sengaja berhenti untuk mengetahui apa yang terjadi.
Begitu pun dengan kejadian hari ini (27/9/2025) kemacetan terjadi karena banyak sejumlah masyarakat, pengendara motor, mobil dan angkot yang kepo dengan kejadian tersebut.
Kepo sendiri merupakan bahasa gaul yang memiliki kepanjangan knowing every particural object, yang berarti rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap urusan atau kepentingan orang lain.
Menurut saya kepo akan bernilai positif bahkan bisa memiliki nilai jual jika bisa menggunakannya dengan tepat dan baik.
Misalnya kepo terhadap fenomena atau masalah kebisingan. Bisa saja gerutuan berujung pada penemuan solusi jika kamu bisa kepo lebih dalam tentang masalah kebisingan.
Kepo terhadap sesuatu juga bisa meningkatkan daya jual. Misalnya kamu sangat suka dengan bakso tapi sebenarnya kamu vegetarian. Jika kamu kepo mungkin kamu akan mulai mencari tahu tentang adakah potensi bahan lain yang bisa digunakan dari sayur-sayuran untuk membuat bakso.
Bahkan menurut saya ke-kepoan netizen Indonesia bisa digunakan untuk menguak kasus-kasus pemerintahan yang merugikan masyarakat. Saya lihat netizen Indonesia punya intuisi dan daya dukung detektif untuk bisa menguak sebuah kasus. Walaupun sejauh ini netizen masih menguak kasus-kasus yang berhubungan dengan perselingkungan artis.
Namun apabila dicermati dengan baik dan diarahkan sesuai dengan jalurnya. Rasa kepo bisa berubah menjadi prestasi dan pencapaian yang memiliki nilai jual. (*)