Harmoni angklung membuka sore penuh semangat di Saung Angklung Udjo. Irama bambu berpadu dengan riuh tepuk tangan penonton yang memenuhi pendopo.
Anak-anak berpakaian adat tampil menawan membawakan wayang golek, tari topeng, arak-arakan khitan, serta tarian dari berbagai daerah di Indonesia yang diiringi alunan angklung.
Di bawah naungan pepohonan bambu, udara Bandung yang sejuk berpadu dengan tawa riuh penonton yang diajak berbaur dan memainkan angklung bersama, menciptakan harmoni indah penuh kebersamaan di Kelurahan Pasirlayung, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Kamis 6 November 2025.
Kini, Saung Angklung Udjo dikelola oleh generasi kedua dan ketiga dari keluarga almarhum Bapak Udjo Ngalagena, dengan Taufik Hidayat Udjo sebagai direktur utama. Mereka terus menjaga eksistensi Saung Udjo sebagai ikon budaya Sunda di tengah perkembangan zaman.
Lia Fahlevi, Public Relations Saung Angklung Udjo, menjelaskan bahwa kegiatan pertunjukan rutin kini kembali ramai setelah masa pandemi.
“Alhamdulillah antusias pengunjung meningkat setelah pandemi, dan di tahun 2025 ini sudah kembali seperti sebelum pandemi,” ujarnya.
Pertunjukan reguler digelar setiap hari pada pukul 15.30 WIB, sedangkan pertunjukan pagi dan siang diadakan khusus pada akhir pekan, yakni setiap Sabtu dan Minggu, dengan menampilkan beragam tarian serta memperbanyak variasi lagu yang dimainkan, mulai dari pop, RnB, hingga rock yang tetap diiringi alunan angklung agar selaras dengan tren musik dan dapat diterima oleh semua kalangan.
Tidak hanya tampil di pendopo utama, kelompok seni ini juga sering diundang tampil di berbagai daerah bahkan di luar negeri. Bulan lalu mereka baru saja tampil di Osaka Expo 2025 dan beberapa hari sebelumnya di Bali. Saung Angklung Udjo berusaha terus berinovasi agar tetap relevan dengan minat masyarakat modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi Sunda.
Dalam menghadapi era digital, Saung Angklung Udjo juga aktif mempromosikan pertunjukannya melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk menarik perhatian generasi muda. Lia menegaskan bahwa mempertahankan budaya tradisional merupakan tanggung jawab bersama. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mewarisi budaya nenek moyang kita.
Selain mempertahankan pertunjukan, regenerasi pemain juga menjadi perhatian utama. Sebagian besar pemain angklung berasal dari warga sekitar yang telah terlibat sejak generasi sebelumnya.
Baca Juga: Hutan Mycelia, Dunia Cahaya yang Mengembangkan Kreativitas
Dahulu yang tampil adalah orang tua atau nenek mereka, sedangkan kini anak-anaknya ikut berpartisipasi. Mulai dari usia dua tahun hingga dewasa, mereka berlatih dua kali seminggu. Selain melestarikan budaya, kegiatan ini juga membantu perekonomian warga sekitar.
Pendekatan edukatif dilakukan untuk menarik minat anak muda terhadap angklung.
“Kami aktif mendatangi sekolah-sekolah, karena pertunjukan ini bersifat edukatif dan mengajarkan kekompakan bermain angklung bersama. Banyak sekolah dari TK hingga SMA yang datang ke sini untuk study tour dan ikut tampil langsung,” ujarnya.
Saat ini, terdapat sekitar 500 pemain angklung yang berlatih secara bergantian, dan sebelum tampil mereka selalu melakukan briefing serta berdoa bersama. Suasana latihan yang akrab, penuh semangat, dan disiplin menjadi ciri khas yang menumbuhkan rasa kebersamaan di antara para pemain.
Dukungan dari masyarakat sekitar dan pemerintah juga turut memperkuat keberlangsungan kegiatan budaya di Saung Angklung Udjo.
“Masyarakat sekitar banyak yang bekerja di Saung Angklung, sedangkan pemerintah mendukung lewat kolaborasi acara seperti saat tampil di Osaka Expo,” tutur Lia.

Kehadiran Saung Angklung Udjo pun berdampak positif bagi citra pariwisata Bandung. Angklung Udjo memberikan citra positif bahwa di tengah modernitas, Bandung masih memiliki tempat wisata berbasis konservasi bambu yang menjaga nilai budaya lokal.
Di akhir wawancara, Lia menyampaikan pesan bagi masyarakat agar terus mencintai dan melestarikan budaya Sunda. Terus lestarikan budaya angklung karena kalau bukan kita, siapa lagi Jangan pernah malu untuk melestarikan budaya ini, dan datanglah ke Saung Angklung Udjo untuk merasakan sendiri keseruan bermain angklung Bersama.
Satu kata yang menggambarkan semangat Saung Angklung Udjo Adalah HARMONI. Unity in Harmony, karena angklung hanya bisa dimainkan bersama, melambangkan nilai kekompakan dan kebersamaan yang terus dijaga lintas generasi di tengah modernisasi Kota Bandung. (*)