Pagi di SMPN 72 Bandung selalu diwarnai semangat para siswa yang berbaris di lapangan untuk memulai hari. Di antara mereka, ada sosok yang mencuri perhatian dengan ketenangan dan senyum hangatnya, Sheylla Vita Hadista, siswi kelas 9 yang dikenal karena prestasinya di bidang pencak silat dan tari tradisional.
Di balik sikap lembutnya, tersimpan keteguhan hati seorang remaja yang berjuang menyeimbangkan antara seni, olahraga, dan akademik.
Bagi Sheylla, silat dan tari bukan sekadar aktivitas ekstrakurikuler, tetapi cara untuk mengenali diri. Ia belajar bagaimana menjaga keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan, antara disiplin dan keindahan.
“Dari silat, saya belajar fokus dan berani, sementara dari tari saya belajar mengekspresikan diri dengan indah,” ujarnya sambil tersenyum setelah latihan sore. Ia percaya bahwa keduanya saling melengkapi, mengajarkan keselarasan antara tubuh dan pikiran.
Perjalanan Sheylla di dunia silat dimulai sejak duduk di bangku SD. Awalnya, ia hanya mengikuti jejak sang ayah yang juga gemar bela diri. Namun, semakin lama ia jatuh cinta pada seni gerak dan filosofi pencak silat itu sendiri. Ketekunannya mengantarkan berbagai prestasi, di antaranya Juara 1 Kategori Perorangan dan Berpasangan SMP Putri, serta Juara 3 Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2025 cabang Silat Tunggal Putri Wilayah Timur Kota Bandung. Dalam setiap pertandingan, Sheylla selalu membawa keyakinan bahwa kemenangan sejati bukan sekadar medali, melainkan pengalaman yang menguatkan.
Tak hanya silat, dunia tari pun menjadi bagian penting dalam hidupnya. Ia menjadi salah satu penampil dalam Lomba Kesenian Nasional 2025, membawa timnya meraih Juara 3 kategori Tari Kelompok. Saat diminta bercerita tentang pengalaman itu, Sheylla tertawa kecil. “Latihannya memang capek banget, apalagi menjelang lomba. Tapi waktu kami tampil, semua rasa lelah langsung hilang. Rasanya seperti semua kerja keras itu terbayar,” ujarnya, matanya berbinar mengenang momen itu.
Di balik deretan prestasinya, Sheylla dikenal sebagai siswi yang disiplin dan rendah hati. Salah satu guru pembinanya mengungkapkan bahwa Sheylla selalu menunjukkan tanggung jawab luar biasa.
“Dia itu tipe murid yang nggak pernah mengeluh,” tutur sang guru. “
Kalau ada latihan pagi-pagi atau tugas sekolah yang menumpuk, dia tetap hadir dengan semangat penuh. Buat saya, itu luar biasa untuk anak seusianya.” Ucapan itu menjadi cerminan betapa Sheylla tak hanya unggul di prestasi, tapi juga dalam sikap dan dedikasi.
Bagi Sheylla, keseimbangan adalah kunci. Ia sadar bahwa di balik kemenangan besar, ada pengorbanan kecil yang tak terlihat: waktu istirahat yang berkurang, tenaga yang terkuras, dan kesabaran yang terus diuji. Namun ia selalu menemukan cara untuk tetap menikmati prosesnya.
Ketika latihan selesai, ia sering duduk sejenak di tepi lapangan, menatap langit Bandung sambil mengatur napas. Dalam diamnya, ada rasa syukur yang mendalam.
“Saya cuma ingin terus belajar dan berkembang,” katanya pelan.
“Buat saya, setiap latihan adalah langkah kecil menuju impian.”
Sheylla juga menuturkan bahwa dukungan dari guru dan teman-temannya menjadi sumber semangat yang besar. Ia merasa beruntung berada di lingkungan yang mendukung bakat dan minatnya. Setiap kali meraih prestasi, ia tak lupa mengucap syukur dan mempersembahkannya untuk sekolah serta keluarganya. Ia sadar, di balik setiap keberhasilannya ada banyak doa dan bimbingan yang mengiringi.
Kini, di usia remajanya, Sheylla telah menorehkan banyak prestasi, mulai dari Juara 1 Berkelompok Remaja Prestasi Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi CPPS CUP 2024, hingga Juara 3 Pasanggiri Tingkat Jawa Barat 2025. Namun baginya, perjalanan ini masih panjang. Ia bermimpi suatu hari bisa menjadi pelatih silat atau koreografer tari, agar bisa menularkan semangat yang sama kepada generasi berikutnya.
Senja di halaman sekolah menjadi saksi ketekunan Sheylla. Saat latihan berakhir dan langkahnya perlahan menjauh dari lapangan, tampak jelas keyakinan dalam setiap geraknya bahwa kekuatan sejati lahir dari hati yang disiplin, rendah hati, dan terus bersyukur. Dalam diri Sheylla Vita Hadista, semangat itu hidup tegas, lembut, dan menginspirasi. (*)
