Ketika pemilik Kedai Kopi Tri Tangtu Kopi Roaster (TTKR) bereksperimen untuk mencari camilan pendamping yang cocok untuk dinikmati bersama kopi, lahirlah Roti Macan yang berlokasi di Jl. Buah Batu No.129, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung..
Di balik nama yang sedang naik daun di Bandung, ada akar cerita sederhana yang justru tidak lahir dari bakery besar. Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi. Sebuah tempat yang pada awalnya bahkan tidak punya rencana serius membuat brand roti apa pun.
Salah satu staff Roti Macan, Ilham Syahputra, menjelaskan bahwa roti yang dibuat itu fresh setiap hari.
“Roti kita diproduksi setiap hari, tidak ada stok buat besok,” ujarnya.
Prinsip sederhana itu yang membuat pelanggan terus datang, karena tahu, setiap gigitan Roti Macan adalah hasil kerja hari yang sama, dari dapur yang tidak pernah berhenti mengejar rasa paling jujur dari sebuah roti.
Masalah awal yang ingin dipecahkan sebenarnya sepele, banyak pelanggan ingin ngemil sambil ngopi, tapi cemilan manis yang ada justru menenggelamkan rasa kopi. Dari situ Rocky, sang pemilik, mulai bereksperimen menciptakan roti yang tidak hanya cocok dengan kopi, tapi juga bisa mengangkat rasanya.
Dari sekian banyak percobaan itu, varian cranberry cheese ternyata paling banyak dicari.
“Varian cranberry cheese ini memang paling cepat habis juga,” ujar Ilham, staff Roti Macan.
Rasa asam segar dari cranberry mampu menyeimbangkan pahit kopi, sementara isian cream cheese memberi aksen gurih manis yang bikin roti ini terasa pas di lidah. Dalam waktu singkat, varian tersebut menjadi best seller dan ikon tak resmi dari Roti Macan.

Popularitas roti ini menyebar cepat lewat media sosial dan cerita pelanggan. Baik pelanggan setia maupun pengunjung baru, keduanya rela antre panjang setiap pagi demi merasakan kehangatan Roti Macan. Salah satu pengunjung, Rizky, mengaku sudah menjadi pelanggan setia Roti Macan.
“Saya sudah sering beli, selalu enak dan tidak pernah mengecewakan,” ujarnya.
Lonjakan peminat membuat sistem penjualan ikut berubah. Dari yang awalnya first come first serve atau siapa cepat dia dapat, kini Roti Macan menerapkan sistem pre-order harian untuk menjaga pemerataan dan menghindari kehabisan stok.
Aroma dari Roti Macan bukan cuma menggoda warga Bandung, tetapi juga memanggil wisatawan dari luar kota yang penasaran mencicipi sensasi roti yang selalu habis setiap hari.
Jika berkunjung ke Bandung, jangan heran melihat antrean mengular sejak pagi sebab di balik barisan itu, ada kehangatan sederhana yang terus dijaga setiap hari. Sebuah pengingat manis bahwa kadang, kenikmatan sejati memang harus sedikit diperjuangkan. (*)