Seafood Saus Padang Lady Lada. (Foto: Nam Desti Fitriah)

Ayo Netizen

Menikmati Tumpah Rasa Seafood Lady Lada di Tengah Gerimis Bandung

Minggu 30 Nov 2025, 12:47 WIB

Gerimis siang itu seolah sengaja hadir untuk menemani waktu makan para pengunjung Lady Lada, sebuah rumah makan seafood di Jalan Jalaprang, Bandung.

Udara lembap khas kota ini dan aroma laut yang samar dari dapurnya menjadi perpaduan yang menarik sejak langkah pertama masuk. Dari luar, tempat ini tampak sederhana, namun aliran pelanggan yang datang silih berganti memberi tanda jelas bahwa ada sesuatu yang membuat orang kembali ke meja di sini.

Sekitar jam satu siang, sebagian besar meja sudah terisi. Meski begitu, suasana tidak terasa sesak. Dengan konsep semi-outdoor, aliran udara masih cukup membuat nyaman, terlebih saat rintik hujan mulai turun. Area lesehan di bagian dalam menjadi salah satu pilihan duduk yang cukup populer. Interiornya sederhana, tanpa ornamen mencolok atau sudut foto, tetapi bersih dan terbebas dari bau amis yang sering muncul di tempat makan seafood.

Salah satu menu andalan yang banyak dipesan adalah Seafood Ultimate Double Kumplit Saus Padang. Porsi besar ini berisi kepiting, udang, cumi, tiga jenis kerang, gurita kecil, jagung, dan kangkung, lengkap dengan nasi serta es teh. Menu ini memang dirancang untuk disantap bersama, sehingga menghadirkannya di tengah meja terasa seperti membentangkan sebuah pesta kecil.

Tidak lama setelah dipesan, pelayan datang membawa wajan besar. Dengan gerakan khas, isi wajan ditumpahkan langsung ke atas meja yang sudah dilapisi plastik. Asap panas mengepul, aroma saus pedas gurih menguar, dan kuah oranye kemerahan mengalir mengikuti permukaan meja. Seafood tumpah seperti ini memang menjadi daya tarik utama bagi banyak pengunjung. Setiap meja juga dilengkapi sarung tangan plastik, “peralatan tempur” standar untuk menghadapi cangkang dan bumbu.

Secara rasa, saus Padang di Lady Lada cenderung kental dan pedas, dengan sentuhan manis dan asam yang halus namun menjaga keseimbangan. Tekstur seafood-nya lembut, jagungnya empuk namun tetap renyah. Meski bumbu sausnya belum sepenuhnya meresap ke dalam daging udang atau kerang, cita rasa lautnya tetap terjaga dan memberikan karakter yang khas pada menu ini.

Salah satu pengunjung menuturkan pengalamannya saat mencoba menu tersebut bersama temannya.

“Aku lebih suka kepitingnya,” ujarnya.

“Rempahnya lebih terasa dibanding udang. Udangnya kayak kurang nyerap bumbu, tapi kepitingnya empuk banget dan gampang dibuka.” Ia juga menilai suasana cukup ramai sehingga sedikit terasa pengap, namun pelayanan cepat membuat pengalaman makan tetap menyenangkan.

“Nilainya delapan dari sepuluh. Apalagi pas hujan-hujan begini, makan pedas tuh nikmat banget,” tambahnya.

Hal yang paling menonjol dari Lady Lada bukan hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman menyantapnya. Penyajian langsung di atas meja membuat interaksi antarpenikmatnya menjadi lebih cair, lebih akrab, lebih “hidup”.

Dengan harga sekitar Rp130.000 per porsi untuk dua orang, lengkap dengan nasi dan es teh, pengalaman makan di Lady Lada termasuk layak dicoba. Porsinya besar, rasanya memadai, dan suasana makannya menghadirkan kehangatan tersendiri. Di tengah hujan Bandung yang tak kunjung reda, sajian seafood tumpah di Lady Lada menawarkan lebih dari sekadar makanan: ia menghadirkan momen kebersamaan yang tersimpan di balik setiap percikan sausnya. (*)

Tags:
kuliner BandungLady Lada

Nam Desti F

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor