Tampak depan Hagya Coffee & Roastery di Bandung pada Minggu (02/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Iwan Fauzi)

Ayo Netizen

Kisah Hagya Coffee & Roastery, Ubah Pandemi Jadi Berkah Lewat Biji Kopi

Minggu 30 Nov 2025, 18:15 WIB

Banyak orang yang datang secara khusus untuk mencicipi kopi dan membeli biji kopi pilihan hasil roastery mereka. Hagya Coffee & Roastery yang didirikan oleh Adink merupakan roastery sekaligus kedai kopi yang menyajikan biji kopi pilihan yang menetap dan terus berkembang di Jl. Pajajaran No.37, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung.

Di saat banyak usaha kuliner terpuruk akibat pandemi COVID-19, sebuah UMKM di Bandung justru menemukan "berkah" di tengah kesulitan. Adalah Hagya Coffee & Roastery, yang memulai perjalanannya dari sebuah gang kecil, berhasil bertahan dan kini berkembang pesat dengan fokus pada penjualan biji kopi (roastery).

Pemilik Hagya Coffee & Roastery, Adink, mengungkapkan, "Pandemi itu berkah buat kita sebenarnya. Kedai-kedai itu kita tutup semua. Orang-orang pengen ngopi, mereka beli ke rosteri."

Saat itu, terjadi pergeseran konsumsi. Masyarakat yang tidak bisa mengunjungi kafe, mulai membeli biji kopi untuk diseduh dengan peralatan manual di rumah masing-masing. Melihat peluang ini, Hagya mengambil langkah berani dengan mengoperasikan roastery mereka di dalam gang selama 24 jam penuh.

"Gak ada di Bandung itu rosterinya 24 jam. Cuma kita dua. Di gang lagi," tambahnya.

Berbeda dari kedai kopi kebanyakan, Hagya menegaskan bahwa kafe yang mereka miliki saat ini hanyalah "bonus". Fokus utama bisnis mereka adalah dari "hulu" (kebun) hingga "tengah" (proses roasting). Untuk menjamin kualitas, Hagya bahkan memiliki kebun kopi sendiri di Kamojang dan memfokuskan diri pada biji kopi asli Jawa Barat, terutama dari Pangalengan dan Ciwidey.

Adink memiliki misi khusus untuk mengedukasi masyarakat dan mengangkat kembali pamor kopi Jawa Barat. Menurutnya, kopi Jabar "telat" berkembang meski merupakan salah satu bibit kopi asli (POC) di Indonesia. Misi edukasi ini bahkan menyentuh kalangan yang tak terduga.

"Aku tuh di gang tuh disana, ngedukasi bapak-bapak ini. Yang ngeronda dulu, aku kasih," ceritanya, mengenalkan kopi berkualitas di luar kebiasaan kopi saset.

"Aku tuh pengen, 5 ribu nih masyarakat kita menikmati kopi dengan harga murah," ujar Adink, menyoroti keinginan untuk mematahkan stigma bahwa kopi berkualitas harus mahal.

Misi ini diwujudkan dengan menyediakan kopi berkualitas yang bisa dinikmati dengan harga terjangkau, yang dimulai dari kisaran Rp 5.000.

Biji kopi Arabika Grade 1 hasil sangrai Hagya Coffee. (Foto: Iwan Fauzi)

Keistimewaan utama Hagya terletak pada kontrol penuh dari hulu (kebun) hingga hilir. Dengan memiliki kebun sendiri dan belajar langsung dari proses pasca panen, Adink dapat memahami karakter unik setiap biji kopi yang mereka olah.

"Uniknya kopi itu, tiap daerah pasti beda rasanya. Manglayang saja ada 4 distributor, rasanya beda. Kita harus pintar-pintar ngeracik... harus tau karakter kopi daerah itu gimana," jelas Adink.

Sebagai inti bisnis, proses roasting di Hagya dijaga dengan sangat ketat. Semua dimulai dari pemilihan biji kopi mentah (Greenville) berkualitas Grade 1, yang dipastikan utuh dan tidak bolong.

Setelah itu, tim Hagya melakukan pengecekan detail:

Bahkan, biji kopi Grade 2 dan Grade 3 pun tidak terbuang. Biji tersebut tetap disortir dan memiliki pasarnya sendiri, sehingga tidak ada yang terbuang.

Selama bertahun-tahun, bisnis ini tumbuh murni mengandalkan kekuatan word of mouth (dari mulut ke mulut). Pelanggan datang membawa teman, dan terus bergulir. Setelah 4 tahun berjuang dari gang kecil, Hagya Coffee akhirnya berhasil pindah ke lokasi yang lebih besar dan representatif.

Kini, Adink mengakui pentingnya adaptasi digital.

"Saya mulai terbuka lah ke dunia gitu. Mulial belajar. Ternyata penting nih, zaman sekarang tuh," akunya.

Sambil mulai mendelegasikan urusan media sosial, ia kini berfokus untuk belajar sisi pemasaran dan bahkan berencana melakukan ekspansi ke komoditas lain seperti cokelat. (*)

Tags:
tempat ngopi Bandungbiji kopiUMKM BandungHagya Coffee & Roastery

Iwan Fauzi

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor