Cimol. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: AWG97)

Ayo Netizen

Orang Sunda 'Jago'-nya Ciptakan Akronim Nama Makanan yang Lucu dan Gampang Diingat

Jumat 05 Des 2025, 14:47 WIB

ORANG SUNDA boleh dibilang paling “jago” dalam membuat singkatan atau akronim, terutama akronim di bidang kuliner. Akronim adalah singkatan yang terdiri dari gabungan huruf, suku kata, atau bagian lain dari serangkaian kata yang ditulis dan dilafalkan sebagai satu kata yang wajar. Tujuannya adalah mempercepat komunikasi dan agar nama itu mudah diingat. Sebuah akronim, saking kuatnya, bahkan bisa membuat kepanjangannya terlupakan, contoh: Radar (radio detecting and ranging) dan Tilang (bukti pelanggaran).

Begitu pula akronim makanan Sunda terbilang kuat-kuat, bahkan nyaris kepanjangannya terlupakan. Bahkan, kadang kadang akronim Sunda ditambah unsur humor—sesuai salah satu karakter orang Sunda yang suka heureuy. Beberapa akronim jadul—entah dimulai kapan—sudah bisa dibilang menjadi nama sendiri dan nyaris melupakan kepanjangannya, misalnya: Comro dan Misro. 

Comro adalah akronim dari oncom di jero (oncom di dalam). Makanan ini terbuat dari singkong yang diparut, di dalamnya ada oseng oncom pedas. Sementara, Misro adalah akronim dari amis di jero (manis di dalam). Camilan berbentuk bulat berbahan dasar parut singkong yang diisi gula merah atau gula jawa sehingga terasa manis. 

Kalau unsur pembentuk kata Comro ialah oncom yang juga merupakan nama makanan, pada kata Misro yang menjadi unsur pembentuknya adalah rasa (amis=manis), bukan makanan. Sepertinya si pencipta nama makanan ini tidak sampai berpikir rumit seperti seorang linguis. Pokoknya enak diucapkan dan didengar, ya, ucapkan saja. Kini, baik Comro maupun Misro ada dalamk KBBI.

Ilustrasi Foto Cilok. (Foto: Freepik)

Mungkin mencontoh (analogi) dari keberhasilan proses akronimisasi Comro dan Misro, muncul Cilok yakni akronim dari aci dicolok dan turunan ci lain yang berbahan dasar dari aci (sagu atau kanji). Paling tidak ada lima nama yang beredar di tataran kuliner Sunda, yaitu: Cireng, Cimol, Cilung, Cilor, dan Cibay. 

Cilok—aci dicolok--adalah bulatan adonan aci yang direbus dan memiliki tekstur kenyal. Cilok disajikan dengan saus kacang atau kuah pedas. Cara makannya bulatan aci itu dicolok dengan tusukan lidi.

Cireng—aci digoreng--adalah makanan yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan utama aci. Makanan ringan ini dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa.

Cimol--aci digemol--terbuat dari aci yang dibentuk bulat-bulat lalu digoreng. Teksturnya yang kenyal di dalam dan renyah di luar, serta biasanya disajikan dengan taburan bumbu bubuk aneka rasa, seperti pedas, keju, balado, atau barbeque. 

Cilung—aci digulung—adalah aci yang digulung saat digoreng. Biasanya, jajanan ini hanya disajikan dengan bumbu bawang yang digoreng dan dihaluskan.

Cilor--aci telor--camilan yang terbuat dari adonan aci yang dibentuk bulat-bulat, direbus, lalu digoreng dengan balutan telur. Biasanya disajikan dengan taburan bumbu bubuk perasa (seperti keju, balado, atau cabai) dan saus sambal, serta mudah ditemukan di pedagang kaki lima.

Cibay --aci ngambay--makanan ini terbuat dari aci yang dimasak hingga kental dan bening, sering kali dengan isian pedas gurih, kemudian dibungkus dengan kulit lumpia dan digoreng hingga renyah di luar dan kenyal (mulur) di dalam.

Selain, akronim nama makana yang serba ci, ada pula akronim makanan lain: Batagor (bakso tahu goreng), Colenak (dicocol enak), Cuanki (cari uang jalan kaki), Midog (mi endog), Internet (indomi kornet). 

Ya, semua akronim itu dibuat para penciptanya untuk memudahkan mengingat selain juga ada unsur heureuy sesuai karakter urang Sunda. Cag. (*)

Tags:
urang Sundaakronim nama makananorang Sunda

Dudung Ridwan

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor