Berawal dari coretan di atas kertas hingga kini merambah panggung mode lokal, kisah Bringace menawarkan narasi inspiratif tentang bagaimana hobi sederhana bisa bertransformasi menjadi identitas fashion yang kuat. Brand yang lahir di Bandung pada tahun 2023 ini tidak hanya sekadar menjual pakaian, tetapi juga merajut kekayaan budaya Indonesia dalam setiap desainnya, merepresentasikan semangat anak muda yang berani berekspresi seperti brand yang berasal dari Jalan Sarimanah No. 12, Rt.2/Rw.8, Sukajadi, Kota Bandung.
Pendiri Bringace, yang akrab disapa Lhse Naufal, menuturkan bahwa perjalanan ini bermula dari kecintaannya pada seni menggambar dan dunia musik rock.
"Awalnya cuma iseng bikin desain buat diri sendiri dan teman-teman. Tapi respons positif dari komunitas bikin saya mikir, kenapa enggak dibawa ke ranah yang lebih serius?" ujarnya, mengenang masa-masa awal Bringace.
Semangat bebas dan ekspresif musik rock menjadi fondasi estetika Bringace.
Strategi awal Bringace cukup lugas, yaitu fokus pada pembangunan kesadaran merek sebelum menyelam lebih dalam ke pengembangan produk dan ekspansi pasar. Mereka meyakini bahwa pengenalan brand adalah kunci utama.
"Brand harus dikenal dulu, Setelah itu baru kita bisa bicara soal inovasi produk dan jangkauan pasar yang lebih luas," tambah Lhse Naufal, menjelaskan filosofi di balik pendekatan mereka.
Salah satu pilar yang membedakan Bringace di tengah hiruk-pikuk industri fashion lokal adalah komitmennya terhadap budaya Nusantara. Setiap koleksi Bringace selalu disisipi elemen-elemen lokal yang unik, mulai dari motif tradisional hingga interpretasi modern dari warisan budaya Indonesia. Langkah ini bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan wujud nyata dari visi Bringace untuk mempromosikan kekayaan budaya bangsa.
Lhse Naufal menambahkan penjelasan mengenai struktur harga produk mereka yang sangat bervariasi di mana harga tersebut disesuaikan dengan bahan dan desainnya. "Untuk penentuan harga, kami menetapkan batas terendah pada Rp90.000,00 dan batas tertinggi pada Rp200.000,00" ucap Lhse Naufal.

Dalam menjangkau audiens yang lebih luas, Bringace secara aktif memanfaatkan platform digital. Instagram dan TikTok menjadi garda terdepan untuk memperkenalkan produk dan membangun interaksi dengan para pengikutnya. Kolaborasi dengan influencer dan selebriti juga menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya mereka untuk memperkuat citra dan kepercayaan publik terhadap brand.
Bringace juga mengoptimalkan kehadiran di berbagai platform e-commerce dan marketplace sebagai saluran penjualan utama. Selain itu, mereka tak lupa membangun loyalitas pelanggan melalui newsletter dan kampanye email marketing yang terpersonalisasi, menciptakan komunitas Bringace yang solid dan terus berkembang.
Namun, seperti bisnis lainnya, Bringace pun tak luput dari tantangan. Menjaga konsistensi identitas brand di tengah selera pasar yang dinamis menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Di sisi lain, menjaga kualitas produk tetap menjadi prioritas utama. Edukasi kepada konsumen mengenai standar bahan dan proses produksi seringkali diperlukan untuk menyamakan persepsi dan menghindari kesalahpahaman.
Dengan segala tantangan dan pencapaiannya, Bringace kini menatap masa depan yang lebih luas. Brand ini mulai menarik perhatian dari pasar internasional dan tengah menjajaki berbagai peluang kerja sama global. Dengan semangat kreativitas yang tak pernah padam dan kecintaan yang mendalam pada budaya Indonesia, Bringace bertekad membawa karya anak bangsa melaju hingga kancah dunia. (*)