Kota Kembang punya warisan kuliner yang menorehkan sejarah di setiap mangkuknya, salah satunya adalah Mih Kocok ‘Mang Dadeng’. (Sumber: Ist)

Ayo Biz

Mih Kocok Mang Dadeng: Jejak Rasa yang Tak Pudar Sejak 1960-an 

Senin 26 Mei 2025, 18:34 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Bandung, bukan sekadar kota dengan arsitektur menawan dan udara sejuk yang merayu wisatawan.

Lebih dari itu, Kota Kembang punya warisan kuliner yang menorehkan sejarah di setiap mangkuknya. Salah satunya adalah Mih KocokMang Dadeng’, sebuah nama yang tak lekang oleh waktu.

Di sudut Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan, Kota Bandung, kedai sederhana ini berdiri tegak menyimpan cerita tentang perjuangan, ketekunan, dan tentu saja, kelezatan yang tak berubah selama lebih dari setengah abad.

Deni, generasi ketiga pemilik usaha ini, mengisahkan bagaimana usaha ini bermula dari tangan sang kakek, Usman, lalu diteruskan oleh ayahnya, Dadeng.

"Dulu di tahun 1960-an, namanya juga usaha, pasti ada naik turunnya," kenang Deni saat berbincang dengan Ayobandung.

Tapi dari kegigihan Mang Dadeng-lah, warisan rasa ini tetap bertahan, bahkan semakin melekat di hati para pelanggan.

Mih Kocok ‘Mang Dadeng’, ikon kuliner Bandung. (Sumber: bandung.go.id)

Sejarah Mih Kocok ‘Mang Dadeng’ bukanlah sekadar cerita sukses biasa. Dahulu, sang pendiri usaha, Usman, hingga Mang Dadeng memanggul dagangannya, berkeliling dari kampung ke kampung.

Perlahan, roda gerobak menggantikan bahu yang lelah. Hingga akhirnya, di era 90-an, usaha ini memiliki tempat menetap di Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan yang kini menjadi salah satu ikon kuliner Bandung.

Mengapa Mih Kocok ‘Mang Dadeng’ tetap dicari? Jawabannya terletak pada keistiqamahan dalam menjaga rasa.

Deni paham betul bahwa sekali saja ia mengubah komposisi bumbu, pelanggan setia, terutama mereka yang telah menikmati cita rasa warisan sejak zaman ayahnya akan kecewa. 

"Nanti semua pelanggan setia babeh (Dadeng) bakal tanya, ‘kenapa jadi beda?’ Makanya sampai sekarang urusan rasa saya enggak pernah berani utak-atik," tegasnya. 

Hasilnya? Dalam sehari, Mih Kocok ‘Mang Dadeng’  tak kurang dari 500 hingga 700 mangkuk habis terjual, bahkan lebih saat akhir pekan atau musim liburan.

Antrean panjang di depan kedai Mih Kocok ‘Mang Dadeng’ menjadi pemandangan yang biasa, pertanda bahwa rasa otentik masih menjadi primadona.

Dalam satu mangkuk besar mi kocok ini, kehangatan kuah kaldu sapi yang gurih berpadu sempurna dengan berbagai topping. Ada mi kuning gepeng, tauge segar, urat dan kikil sapi yang empuk, taburan seledri, daun bawang, bawang goreng, hingga perasan jeruk nipis yang menyegarkan.

Namun, yang membuatnya istimewa adalah potongan sumsum sapi yang melimpah, lembut, gurih, dan benar-benar memanjakan lidah.

Jika berencana berkunjung, ada satu saran penting: datanglah lebih awal, karena di hari libur, jangan heran jika mi kocoknya sudah habis sebelum malam tiba. 

Namun, bagi yang tak sempat mampir ke kedai utama, tak perlu khawatir, Mih Kocok ‘Mang Dadeng’ kini juga bisa dinikmati di sejumlah gerai cabangnya.

Soal rasa, tak ada yang berubah. Apalagi warisan kuliner sejati bukan hanya tentang mempertahankan nama, tapi juga menjaga rasa yang membawa kenangan.

Informasi umum Mih Kocok Mang Dadeng

Alamat: Jalan K.H. Ahmad Dahlan No.67, Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat

Tags:
warisan kulinerikon kuliner BandungMang DadengMih Kocok

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor