Manisnya Perjuangan di Balik Denhaag Klappertaart: Dari Teras hingga Jadi Ikon Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Jumat 23 Mei 2025, 13:49 WIB
Jacky Rezano Masui, pemilik Denhaag Klappertaart, berbagi kisah berdarah-darah hingga jatuh bangunnya dalam membangun bisnis usaha kulinernya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Jacky Rezano Masui, pemilik Denhaag Klappertaart, berbagi kisah berdarah-darah hingga jatuh bangunnya dalam membangun bisnis usaha kulinernya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung, kota yang selalu memanggil pelancong dengan sejuta pesonanya. Setiap sudutnya berbisik, menawarkan kenangan yang bisa dibawa pulang mulai dari brownies legit, pisang bolen lembut, hingga batagor yang renyah di lidah.

Namun, siapa sangka, di antara deretan oleh-oleh khas Bandung, ada sebuah nama yang kini menjadi ikon tersendiri: Denhaag Klappertaart. Di balik kelezatan klappertaart ini, tersimpan sebuah kisah perjuangan yang layak dikenang.

Jacky Rezano Masui, sang pemilik Denhaag Klappertaart, tak selalu berdiri di puncak kesuksesan seperti sekarang. Dia berbagi kisah "berdarah-darah" hingga jatuh bangunnya dalam membangun usaha kuliner ini.

Jacky bercerita, dua puluh tahun yang lalu, ia hanyalah seorang karyawan di sebuah bank swasta di Jakarta. Hidup dalam ritme pekerjaan yang stabil hingga kenyataan pahit menghantamnya. Pemutusan hubungan kerja pada 2005 mengubah segalanya.

Namun alih-alih meratap, ia memilih menatap ke depan. Dengan pesangon seadanya, ia dan keluarga merantau ke Kota Bandung, membawa satu mimpi sederhana yakni membangun usaha klappertaart yang belum dikenal luas di kota ini.

Bermula dari sebuah teras rumah di Jalan Kyai Gede Utama, Dago, Kota Bandung, Jacky memulai segalanya dari nol. Tak ada karyawan, hanya dirinya dan sang istri, etalase sederhana, dan spanduk bertuliskan nama Denhaag Klappertaart. Saat itu, oleh-oleh lain tengah melesat, namun ia tak goyah.

"Tahun 2005 lagi booming oleh-oleh lain, tapi kita optimis, Bandung sebagai kota wisata tempat orang datang dari luar kota pasti butuh beragam jenis oleh-oleh," ujarnya mengenang saat berbincang dengan Ayobandung di Denhaag Klappertaart Cafe, Jalan Bangreng, Turangga, Kota Bandung.

Namun jalan menuju sukses tentu tak selalu mulus. Denhaag Klappertaart, dengan nama asingnya, tak serta merta diterima dan dikenal. Jacky mengakui, hari-hari pertama, hanya beberapa potong terjual bahkan di akhir pekan pun, angka penjualannya tak lebih dari belasan.

"Awalnya tidak semua orang tahu Klappertaart, banyak orang masih asing dengan dari mana dan apa bahan bakunya. Awalnya cuma beberapa biji yang terjual," kenangnya.

Dia sadar perjalanan membangun bisnis tak selalu manis seperti klappertaart buatannya. Di awal usaha, Jacky harus bergelut dengan berbagai tantangan yang hampir membuatnya menyerah.

Diakuinya, tiga bulan pertama menjadi ujian terberat. Setiap hari ia menghitung sisa modal yang kian menipis, khawatir apakah usahanya bisa bertahan esok hari. 

"Masa susah itu 3 bulan pertama kami pernah mau menyerah, karena pada saat itu modal kami sudah menipis, hampir habis. Tentu kalau gak ada modal, gak bisa buat lagi," ungkapnya, mengenang masa-masa sulit itu. 

Harapan sempat redup, hingga Desember 2005 datang membawa secercah cahaya. Permintaan melonjak menjelang akhir tahun, pesanan mengalir, memberi Jacky kesempatan untuk melangkah lebih jauh.

Ia pun berani mengambil risiko dan memindahkan tempat jualan ke Jalan Riau, lokasi yang saat itu ramai oleh wisatawan yang berburu oleh-oleh. Tak hanya itu, modal yang menjadi tantangan lantaran dirinya mempertaruhkan hampir seluruh pesangonnya demi usaha ini.

"Pada saat PHK dapat uang Rp70 jutaan. Dulu modal awal Rp40 juta hanya bisa dapat beli satu oven, mixer, dan peralatan lain untuk bikin kue. Uang sisanya Rp 30 juta buat bayar utang kartu kredit," ujarnya.

Sebuah langkah yang terasa seperti perjudian. Namun baginya, ini adalah satu-satunya jalan untuk bertahan. Waktu terus berjalan, tetapi bisnisnya tak langsung melejit. Ia masih harus bersabar dan menghadapi hari-hari di mana penjualan klappertaart hanya bisa dihitung dengan jari.

"Dulu paling cuma keluar 4 biji sehari, paling top 16 biji itu juga Sabtu-Minggu. Pas pindah ke depan FO, Sabtu-Minggu bisa sampai 150 biji," kenangnya dengan senyum.

Puncaknya, tahun 2007, Denhaag Klappertaart tampil di salah satu acara kuliner ternama di televisi nasional. Satu momen mengubah segalanya, tayangan itu bagaikan angin segar, membuat klappertaartnya mendadak mulai diserbu pembeli, banyak dari luar kota datang, bahkan permintaan meningkat drastis.

"Puncaknya bisnis klappertaart ini booming pada 2007, kami diliput salah satu stasiun TV, di acara hits Wisata Kuliner Trans TV. Responsnya sangat luar biasa, banyak yang nonton dan langsung datang berbelanja," ujarnya penuh antusias.

Kini, setelah dua dekade, Denhaag Klappertaart tetap berdiri kokoh sebagai oleh-oleh unggulan dari Bandung. Dua varian favoritnya, panggang dan basah, selalu menjadi incaran para pembeli. Hari demi hari, bisnisnya tumbuh pesat hingga kini memiliki 9 cabang di berbagai lokasi.

"Kalau panggang lebih padat tapi lembut saat dimakan, kalau basah enaknya dingin dan lumer di mulut. Sekarang penjualan 200-300 sehari di tiap toko," ucapnya penuh syukur.

Perjalanan Jacky bukan sekadar tentang menjual kue. Ini adalah kisah tentang bagaimana seseorang yang sempat terjatuh, mampu bangkit kembali dan menemukan jalan yang lebih besar dari sebelumnya.

Dari seorang karyawan hingga menjadi pengusaha sukses, perjalanan Jacky adalah kisah tentang tekad, tentang jatuh bangun, tentang bagaimana impian, jika diperjuangkan, bisa menjadi nyata.

Denhaag Klappertaart pun bukan sekadar kue, ia adalah simbol dari usaha yang tak kenal menyerah, dari seseorang yang memilih berjuang, dan kini, manisnya perjuangan itu dapat dinikmati setiap orang yang mencicipinya.

Bahwa setiap gigitan klappertaart yang kini dinikmati oleh banyak orang, tersimpan cerita tentang harapan, kerja keras, dan keyakinan yang tak pernah luntur. 

Informasi Denhaag Klappertaart Bandung

https://linktr.ee/denhaagklappertaart

Instagram: https://www.instagram.com/denhaagklappertaart

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/denhaagklappertaart

Denhaag Klappertaart: +62 822-1443-1693 (WhatsApp)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 02 Des 2025, 20:17 WIB

Seakan Tidak Ada Habisnya, Juru Parkir Liar makin Bertambah di Beberapa Kawasan Bandung

Tak sedikit warga mengeluhkan kejadian terhadap parkir liar yang semakin marak terjadi di Kota Bandung.
Seorang juru parkir yang sedang bertugas di Kiaracondong, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya Anggraini)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:49 WIB

Harmoni Harga dan Kualitas yang Menyatu dalam Berbelanja di Butik Bandung Modern

Blossom, sebuah toko pakaian di Bandung yang menyediakan beragam pilihan pakaian, dengan menawarkan harga yang cukup bersahabat.
Suasana toko Blossom pada 8 November 2025, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. (Sumber: Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: foto : Amalia Putri Aditia)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:29 WIB

Menelusuri Kesamaan ā€˜Nasab’ 3 Kue Jadul: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur

Tiga kue atau camilan jadul dengan ā€œnasabā€ yang nyaris sama ini: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur.
Kue Ali atau Ali Agrem merupakan cemilan tradisional Jawa Barat. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:50 WIB

Tentang Suara, Perjuangan, dan Cara Musik Mengubah Seseorang Memandang Hidup

Nurul A’ini menutup matanya sejenak, membiarkan alunan Queen of the Night memenuhi ruang kecil itu.
Nurul A'ini, seseorang yang mempunyai gaya hidup dalam bernyanyi (Sumber: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD | Foto: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:13 WIB

Friday Carfree Belum Efektif bagi Pemerintah Kota Bandung

Program Friday Carfree bagi ASN dinilai belum efektif karena masih ditemukan pelanggaran parkir yang memicu kemacetan di sekitar Balai Kota Bandung.
Banner Friday Carfree di Balaikota Bandung (Sumber: Pikiran rakyat)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:51 WIB

Dari Gang Sempit, Usaha Camilan Lokal Ini Tumbuh Jadi Peluang Besar

Dari gang sempit di Bandung, Kripik Bujangan tumbuh menjadi usaha camilan yang membuka peluang bagi banyak orang.
Seorang konsumen sedang mendatangi rumah produksi Bujangan di Jl. Muararajeun Baru, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung,  (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:31 WIB

Akulturasi Budaya Jepang dan Indonesia, Matcha Mulai Hadir dengan Cita Rasa Inovatif

Mengunjungi salah satu pelopor matcha autentik yang berpadu dengan selera lidah lokal di Bandung, yakni Kusuma Matcha.
Tempat transaksi Kusuma Matcha dengan nuansa Jepang modern yang kerap dijadikan spot foto pengunjung, (30/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Andrea Keira)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 16:25 WIB

Taman Main Mili-Mili: Keajaiban Kecil Penuh Petualangan di Hutan Pinus Lembang

Taman Main Mili-Mili adalah wisata alam edukasi, interaktif, dan merupakan pengembangan dari Wisata Hutan Mycelia.
Gerbang masuk dengan instalasi lampu yang indah di Taman Main Mili-Mili (13/11/2025). (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Rafy Lovinka)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 15:29 WIB

Bubur di Bawah Pohon Rindang, Tempat Sarapan Favorit Warga Bandung

Salah satu yang belakangan banyak dibicarakan adalah Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang di kawasan Pinus Regency.
Suasana Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang, Pinus Regency, Cinambo, Bandung. (Sumber: Rifa Windi | Foto: Rifa Windi)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 13:38 WIB

Berawal dari 'Nongkrong Santai', Empat Sekawan di Bandung Dirikan UMKM Fotografi

UMKM fotografi yang berkembang menjadi agensi kreatif dan siap menangani proyek dokumentasi.
Salah satu pendiri Foursix mengabadikan momen di lapangan mini soccer Bromus Cisaranten. (Sumber: Dokumentasi Penulis).
Ayo Netizen 02 Des 2025, 11:58 WIB

Pariwisata Alam ini Berikan Pengalaman Menarik dan Edukasi Sesar Lembang

Uncle D Backyard menawarkan keindahan alam serta edukasi mengenai mitigasi bencana sesar lembang kepada masyarakat.
Nuansa damai dan asri di bawah langit pepohonan Uncle D Backyard. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Carissa Syarafina)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 10:53 WIB

Kata-Kata Kecil yang Menghangatkan: 'Teh', 'Mah', 'Atuh', dan 'Meuni' Penanda Rasa dalam Bahasa Sunda

Terdapat sekian kata dalam Bahasa Sunda yang menjadi bumbu kehangatan dan kedekatan dalam setiap percakapan.
Abah Endang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MAS Manba'ul Huda. Bandung, 05 November 2025. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 09:50 WIB

Trotoar di Bandung, Aksesibilitas bagi Tunanetra Masih Terabaikan

Keprihatinan akan kondisi trotoar di Kota Bandung bagi penyandang disabilitas yang masih perlu diperhatikan Wali Kota Bandung .
Kondisi trotoar yang sudah rusak parah, pada Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Maretha)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 08:45 WIB

Dari Ide Spontan Kini Menjadi Produk Berkarakter, Bukti Kreativitas Anak Muda Indonesia

Rewear Project lahir dari ide spontan dan menghadirkan produk berkualitas, nyaman, dan tahan lama.
Koleksi unggulan Rewear Project yang menampilkan gaya kasual hadir di Kabupaten Bandung, Sabtu (8/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Octaviani)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 07:59 WIB

Wisata Religius untuk Mengenang Eril

Para peziarah mulai berdatangan menuju tempat peristirahatan terakhir Emmeril Kahn Mumtadz.
Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 01 Des 2025, 21:40 WIB

Bernapas Budaya, Tjitarum Menyulam Rasa dan Cerita Jawa Barat dalam Setiap Gigitan

Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya.
Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 20:07 WIB

Rajutan Keberuntungan: Kisah Yumna Craft Merajut Asa dari Tali Makrame di KabupatenĀ Bandung

Berawal dari hobi, Yumna Craft kini produknya dikenal luas dan sering tampil dalam pameran UMKM KabupatenĀ Bandung.
Ibu Lia Yulia selaku owner Yumna Craft memamerkan hasil kerajian makrame berupa tas dan gantungan kunci di rumahnya, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 18:24 WIB

Perjalanan Panjang Sanggar Tari Pusbitari: Lestarikan Tari Klasik Tradisional Sunda hingga Saat Ini

Sanggar Pusbitari yang didirikan di tahun 1986 di Kota Bandung ini, memiliki keinginan untuk mempertahankan budaya warisan nenek moyang.
Para penari Sanggar Pusbitari sedang melakukan latihan rutin tarian klasik tradisional di ruangan sanggar pusbitari, Jalan Ir. H. Juanda, Kec Bandung Wetan, Kota Bandung, Rabu (29/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 17:46 WIB

Kualitas dan Konsistensi Menjadi Fondasi Brand Lokal CosmicĀ untuk Terus Eksis

Cosmic adalah brand fashion asal Bandung yang berdiri sejak 2001 dan dikenal melalui desain simple, minimalis, serta mudah dikenali.
Bangunan bergaya modern ini menjadi identitas kuat gerai fashion lokal di Jalan Trunojoyo No. 30, Kota Bandung, pada Sabtu (29/10/2025). (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 16:45 WIB

Mencicipi Kolaborasi Rasa Tradisional dan Western lewat Menu Autentik Mami Palolo

Usaha kuliner Mami Palolo hadirkan perpaduan Sunda-Western di Bojongsoang.
Momen saat kelezatan Mami Palolo disantap dengan lahap oleh konsumen di Jalan Cikoneng Nomor 19, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (6/11/2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Nabila Nazwa Saina)