Menelusuri Kesamaan ‘Nasab’ 3 Kue Jadul: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur

Dudung Ridwan
Ditulis oleh Dudung Ridwan diterbitkan Selasa 02 Des 2025, 19:29 WIB
Kue Ali atau Ali Agrem merupakan cemilan tradisional Jawa Barat. (Foto: Pixabay)

Kue Ali atau Ali Agrem merupakan cemilan tradisional Jawa Barat. (Foto: Pixabay)

TIGA kue atau camilan jadul yang masih bisa tetap bertahan hingga kini di era modern, di tengah bermunculannya beragam kue atau camilan baru dari dalam maupun luar negeri, yaitu: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur.

Entah berasal dari daerah mana trio jajanan manis legendaris yang berbahan dasar atau nyaris “bernasab” sama—gula merah, terigu, tepung beras, garam, lalu digoreng--tetapi berbeda dari cara pengolahannya ini sehingga ketiganya memiliki perbedaan mencolok pada tekstur dan punya nama yang berbeda pula. 

Burayot diklaim berasal dari Garut. Penjualnya banyak kita temui di Kota Dodol ini, khususnya di Kecamatan Kadungora, kemudian bermunculan di daerah lain. Konon, nama Burayot diambil dari saat cara pembuatannya--saat mengangkat adonan menggunakan kayu kecil sehingga tampak adonan itu ngaburayot (menggelembung) dan dari bentuknya itulah timbul nama Burayot. 

Sementara itu, Karawang mengklaim Ali Agrem berasal dari daerahnya—meskipun juga banyak kue ini dibuat di tempat lain. Kue yang dibuat mirip kue donat ini—ada lubang di tengah-tengah—tetapi lebih kecil, dibuat dari tepung beras dan gula merah, serta memiliki tekstur padat di bagian dalam dan kering di luar. 

Sedangkan, kue cucur, konon aslinya berasal dari Betawi—tetapi juga banyak dibuat di Tanah Pasundan--dicirikan dengan bagian tengahnya yang bersarang seperti sarang semut, sehingga tercipta tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam.

Meskipun berasal dari daerah yang berbeda, ketiga jajanan yang “bernasab” nyaris sama ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner jadul di Jawa Barat dan sering diburu wisatawan sebagai oleh-oleh. Perbedaan kelezatan—dari kenyal dan padatnya Burayot, padatnya Ali Agrem, hingga bersarangnya Cucur—menjadikan trio camilan ini representasi menarik dari keragaman kuliner.

Konon, di balik manisnya Ali Agrem, ada filosofi dan harapan. Bagi masyarakat Sunda, Ali Agrem bukan hanya sekadar camilan. Bentuknya yang menyerupai cincin diyakini melambangkan ikatan yang tak terputus antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Filosofi tersebut menjadikan Ali Agrem sebagai bagian penting dalam berbagai acara adat seperti pernikahan, syukuran, hingga khitanan. 

Kue ini juga memiliki filosofi yang unik. Manisnya gula aren dalam kue ini juga dianggap sebagai simbol harapan agar kehidupan senantiasa dipenuhi kebaikan dan keberuntungan. Tak heran, Ali Agrem kerap dijadikan sajian dalam momen penuh doa dan kebersamaan. 

Burayot (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Burayot (Foto: Dok. Ayobandung.com)

Di sekitar Saparua, Bandung, terlihat seorang wanita dengan cekatan mencuil adonan, lalu membentuknya menjadi bola-bola kecil, lalu meletakkannya di atas talenan kayu yang telah dibungkus plastik bening. Bola-bola kecil itu kemudian dipipihkan hingga berbentuk lingkaran. Setelah siap, adonan tersebut dimasukkan ke dalam wajan berisi minyak panas. Perlahan, adonan mengembang sempurna, lalu diangkat menggunakan sebatang bambu dan adonan itu tampak menggelembung (ngaburayot). Hasil akhirnya adalah kue tradisional khas Garut bernama Burayot

Tak hanya Burayot, wanita itu juga membuat Ali Agrem. Bedanya, saat menggoreng, bagian tengah adonan dilubangi hingga menyerupai bentuk cincin atau donat.

"Ini bahan bakunya tepung beras dan gula aren, dibentuk ada yang jadi Burayot, ada juga yang dijadikan Ali Agrem. Prosesnya sama saja digoreng," kata Wanita itu yang bernama Mujiawati, berasal dari Garut.

Keahlian membuat Burayot dan Ali Agrem bukanlah hal baru bagi Mujiawati. Ia sudah mempelajari resep yang didapatnya secara turun-temurun dari nenek moyangnya. 

Tidak kalah enak, kue Cucur cocok dijadikan camilan yang lezat di akhir pekan. Cara membuatnya juga terbilang mudah--adonan yang terdiri atas campuran tepung beras, tepung terigu, dan gula merah, lalu digoreng.

Kue Cucur yang telah digoreng memiliki tekstur renyah pada pinggirannya. Bagian tengahnya bersarang dan teksturnya empuk lembut. 

Itulah sekelumit kisah dari tiga kue atau camilan jadul dengan “nasab” yang nyaris sama ini: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur. Semoga ketiganya masih bisa terus bertahan di tengah ketatnya persaingan kuliner saat ini. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dudung Ridwan
Tentang Dudung Ridwan
Jurnalis dan Pengamat Bulutangkis
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 02 Des 2025, 20:17 WIB

Seakan Tidak Ada Habisnya, Juru Parkir Liar makin Bertambah di Beberapa Kawasan Bandung

Tak sedikit warga mengeluhkan kejadian terhadap parkir liar yang semakin marak terjadi di Kota Bandung.
Seorang juru parkir yang sedang bertugas di Kiaracondong, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya Anggraini)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:49 WIB

Harmoni Harga dan Kualitas yang Menyatu dalam Berbelanja di Butik Bandung Modern

Blossom, sebuah toko pakaian di Bandung yang menyediakan beragam pilihan pakaian, dengan menawarkan harga yang cukup bersahabat.
Suasana toko Blossom pada 8 November 2025, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. (Sumber: Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: foto : Amalia Putri Aditia)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:29 WIB

Menelusuri Kesamaan ‘Nasab’ 3 Kue Jadul: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur

Tiga kue atau camilan jadul dengan “nasab” yang nyaris sama ini: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur.
Kue Ali atau Ali Agrem merupakan cemilan tradisional Jawa Barat. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:50 WIB

Tentang Suara, Perjuangan, dan Cara Musik Mengubah Seseorang Memandang Hidup

Nurul A’ini menutup matanya sejenak, membiarkan alunan Queen of the Night memenuhi ruang kecil itu.
Nurul A'ini, seseorang yang mempunyai gaya hidup dalam bernyanyi (Sumber: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD | Foto: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:13 WIB

Friday Carfree Belum Efektif bagi Pemerintah Kota Bandung

Program Friday Carfree bagi ASN dinilai belum efektif karena masih ditemukan pelanggaran parkir yang memicu kemacetan di sekitar Balai Kota Bandung.
Banner Friday Carfree di Balaikota Bandung (Sumber: Pikiran rakyat)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:51 WIB

Dari Gang Sempit, Usaha Camilan Lokal Ini Tumbuh Jadi Peluang Besar

Dari gang sempit di Bandung, Kripik Bujangan tumbuh menjadi usaha camilan yang membuka peluang bagi banyak orang.
Seorang konsumen sedang mendatangi rumah produksi Bujangan di Jl. Muararajeun Baru, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung,  (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:31 WIB

Akulturasi Budaya Jepang dan Indonesia, Matcha Mulai Hadir dengan Cita Rasa Inovatif

Mengunjungi salah satu pelopor matcha autentik yang berpadu dengan selera lidah lokal di Bandung, yakni Kusuma Matcha.
Tempat transaksi Kusuma Matcha dengan nuansa Jepang modern yang kerap dijadikan spot foto pengunjung, (30/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Andrea Keira)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 16:25 WIB

Taman Main Mili-Mili: Keajaiban Kecil Penuh Petualangan di Hutan Pinus Lembang

Taman Main Mili-Mili adalah wisata alam edukasi, interaktif, dan merupakan pengembangan dari Wisata Hutan Mycelia.
Gerbang masuk dengan instalasi lampu yang indah di Taman Main Mili-Mili (13/11/2025). (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Rafy Lovinka)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 15:29 WIB

Bubur di Bawah Pohon Rindang, Tempat Sarapan Favorit Warga Bandung

Salah satu yang belakangan banyak dibicarakan adalah Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang di kawasan Pinus Regency.
Suasana Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang, Pinus Regency, Cinambo, Bandung. (Sumber: Rifa Windi | Foto: Rifa Windi)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 13:38 WIB

Berawal dari 'Nongkrong Santai', Empat Sekawan di Bandung Dirikan UMKM Fotografi

UMKM fotografi yang berkembang menjadi agensi kreatif dan siap menangani proyek dokumentasi.
Salah satu pendiri Foursix mengabadikan momen di lapangan mini soccer Bromus Cisaranten. (Sumber: Dokumentasi Penulis).
Ayo Netizen 02 Des 2025, 11:58 WIB

Pariwisata Alam ini Berikan Pengalaman Menarik dan Edukasi Sesar Lembang

Uncle D Backyard menawarkan keindahan alam serta edukasi mengenai mitigasi bencana sesar lembang kepada masyarakat.
Nuansa damai dan asri di bawah langit pepohonan Uncle D Backyard. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Carissa Syarafina)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 10:53 WIB

Kata-Kata Kecil yang Menghangatkan: 'Teh', 'Mah', 'Atuh', dan 'Meuni' Penanda Rasa dalam Bahasa Sunda

Terdapat sekian kata dalam Bahasa Sunda yang menjadi bumbu kehangatan dan kedekatan dalam setiap percakapan.
Abah Endang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MAS Manba'ul Huda. Bandung, 05 November 2025. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 09:50 WIB

Trotoar di Bandung, Aksesibilitas bagi Tunanetra Masih Terabaikan

Keprihatinan akan kondisi trotoar di Kota Bandung bagi penyandang disabilitas yang masih perlu diperhatikan Wali Kota Bandung .
Kondisi trotoar yang sudah rusak parah, pada Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Maretha)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 08:45 WIB

Dari Ide Spontan Kini Menjadi Produk Berkarakter, Bukti Kreativitas Anak Muda Indonesia

Rewear Project lahir dari ide spontan dan menghadirkan produk berkualitas, nyaman, dan tahan lama.
Koleksi unggulan Rewear Project yang menampilkan gaya kasual hadir di Kabupaten Bandung, Sabtu (8/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Octaviani)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 07:59 WIB

Wisata Religius untuk Mengenang Eril

Para peziarah mulai berdatangan menuju tempat peristirahatan terakhir Emmeril Kahn Mumtadz.
Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 01 Des 2025, 21:40 WIB

Bernapas Budaya, Tjitarum Menyulam Rasa dan Cerita Jawa Barat dalam Setiap Gigitan

Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya.
Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 20:07 WIB

Rajutan Keberuntungan: Kisah Yumna Craft Merajut Asa dari Tali Makrame di Kabupaten Bandung

Berawal dari hobi, Yumna Craft kini produknya dikenal luas dan sering tampil dalam pameran UMKM Kabupaten Bandung.
Ibu Lia Yulia selaku owner Yumna Craft memamerkan hasil kerajian makrame berupa tas dan gantungan kunci di rumahnya, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 18:24 WIB

Perjalanan Panjang Sanggar Tari Pusbitari: Lestarikan Tari Klasik Tradisional Sunda hingga Saat Ini

Sanggar Pusbitari yang didirikan di tahun 1986 di Kota Bandung ini, memiliki keinginan untuk mempertahankan budaya warisan nenek moyang.
Para penari Sanggar Pusbitari sedang melakukan latihan rutin tarian klasik tradisional di ruangan sanggar pusbitari, Jalan Ir. H. Juanda, Kec Bandung Wetan, Kota Bandung, Rabu (29/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 17:46 WIB

Kualitas dan Konsistensi Menjadi Fondasi Brand Lokal Cosmic untuk Terus Eksis

Cosmic adalah brand fashion asal Bandung yang berdiri sejak 2001 dan dikenal melalui desain simple, minimalis, serta mudah dikenali.
Bangunan bergaya modern ini menjadi identitas kuat gerai fashion lokal di Jalan Trunojoyo No. 30, Kota Bandung, pada Sabtu (29/10/2025). (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 16:45 WIB

Mencicipi Kolaborasi Rasa Tradisional dan Western lewat Menu Autentik Mami Palolo

Usaha kuliner Mami Palolo hadirkan perpaduan Sunda-Western di Bojongsoang.
Momen saat kelezatan Mami Palolo disantap dengan lahap oleh konsumen di Jalan Cikoneng Nomor 19, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (6/11/2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Nabila Nazwa Saina)