Wardah dan Perjuangan Jatuh-Bangun Nurhayati Subakat: Jejak Emosional di Balik Kilau Kosmetik Halal

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 21 Mei 2025, 17:34 WIB
Nurhayati Subakat, nama yang tak asing di telinga para pecinta kecantikan, adalah pendiri utama Wardah sekaligus jiwa yang memompa semangat dalam setiap inovasi di PT Paragon Technology and Innovation. (Sumber: Instagram @paragoncorp)

Nurhayati Subakat, nama yang tak asing di telinga para pecinta kecantikan, adalah pendiri utama Wardah sekaligus jiwa yang memompa semangat dalam setiap inovasi di PT Paragon Technology and Innovation. (Sumber: Instagram @paragoncorp)

AYOBANDUNG.ID -- Di balik setiap senyum percaya diri yang terpancar dari para wanita ketika mengenakan Wardah, tersimpan kisah perjalanan seorang pejuang yang tak kenal menyerah. Di tengah gemerlap kesuksesan kosmetik Wardah yang kini melejit di pasar Indonesia, ada sosok perempuan penuh inspirasi yang telah menaklukkan badai kegagalan dan merajut mimpi dari nol.

Nurhayati Subakat, nama yang tak asing di telinga para pecinta kecantikan, adalah pendiri utama Wardah sekaligus jiwa yang memompa semangat dalam setiap inovasi di PT Paragon Technology and Innovation. Lahir di Padang dan menyandang gelar lulusan program studi farmasi dari ITB, perjalanan hidupnya begitu banyak menyimpan liku sebelum merengkuh kesuksesan.

Nurhayati bercerita, membangun usaha dari nol memang bukan perkara mudah. Dari awal karier menapaki dunia industri kecantikan di Jakarta sebagai staf quality control, Nurhayati telah mengumpulkan pengalaman berharga yang nantinya menjadi fondasi bagi usaha rumahan yang kelak bersinar.

Namanya telah menjadi sinonim keberanian, ketekunan, dan keyakinan yang membawa secercah harapan bagi jutaan hati yang pernah meragukan kemampuan diri mereka sendiri.

"Saya pernah bekerja di pabrik kosmetik selama 5 tahun, karier saya berawal dari seorang karyawan. Awalnya saya juga tidak melihat peluang, tapi saat itu saya juga agak kesulitan karena punya tiga anak, kerjanya Bogor-Jakarta, ditambah atasan agak galak di kantor dulu, akhirnya saya pilih resign," cerita Nurhayati kepada wartawan.

Sebuah pengakuan yang menyiratkan betapa kerasnya keputusan harus meninggalkan zona nyaman demi meraih mimpi. Tak ingin berhenti sampai di situ, Nurhayati pun memanfaatkan ilmu dan pengalaman untuk menciptakan produk-produk yang akhirnya memperteguh posisinya di industri kecantikan.

Dengan semangat pantang menyerah, ia memulai dengan merintis usaha sampo bermerek Putri yang diperkenalkan secara personal dari salon ke salon, dan perlahan diterima oleh masyarakat.

Namun, seiring berjalannya waktu, ujian demi ujian terus datang. Pabrik usaha sampo yang telah dirintisnya sempat dilalap api, mengoyak setiap harapan dan mengepungnya dengan utang yang menunggu untuk dilunasi.

Nurhayati Subakat (kanan), pendiri utama Wardah sekaligus jiwa yang memompa semangat dalam setiap inovasi di PT Paragon Technology and Innovation. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Meski begitu, menyerah tak ada di kamus Nurhayati, semangatnya tak pernah pudar. Justru dari reruntuhan itulah ia mengumpulkan kembali energi untuk membangun segalanya dari nol lagi. Setiap tetes keringat yang tumpah di ruang-ruang sempit usaha itu, kini telah berubah menjadi inspirasi yang menembus tembok-tembok skeptisisme.

"Membangun Paragon sendiri sudah puluhan tahun yang lalu. Alhamdulillah dengan kerja keras, dan selama perjalanan itu saya lihat banyak sekali pertolongan Allah," ungkapnya.

Momen dramatis yang mengubah arah perjalanan hidupnya pun akhirnya terjadi pada tahun 2009, ketika re-branding besar-besaran Wardah digelar hampir bersamaan dengan pesatnya tren hijab di seluruh negeri.

Seolah alam semesta terkonspirasi untuk memberikan ruang bagi kecantikan sejati, produk Wardah pun mulai menyentuh kalbu para hijaber yang ingin tampil elegan tanpa harus mengorbankan nilai kehalalan.

Dalam dinamika yang sarat haru itu, tantangan demi tantangan dihadapi dengan ketabahan dan inovasi, hingga akhirnya timnya menemukan formula yang tepat, bukan sekadar produk, tetapi simbol identitas dan harapan.

"Wardah juga enggak langsung berhasil, saya coba berbagai cara lain Alhamdulillah berbuah. Hingga akhirnya Wardah diluncurkan ulang pada 2009, saat tren hijaber kebetulan booming di 2009," tuturnya.

Tak hanya Wardah, inovasi lain rupanya terus mengalir. Saat produk Emina menginjak usia tiga tahun, timnya pun menciptakan varian yang khusus untuk kaum milenial, menjadi sebuah strategi yang kembali membawa momen berharga.

"Kembali lagi kami dapat momen yang pas. Saya melihat beberapa kali kami menemukan momentum pas, dan saya anggap itu pertolongan Allah," kenang Nurhayati.

Nurhayati menyebutkan bahwa pengalaman kerja di perusahaan kosmetik asing menjadi sumber inspirasi besar. Pasalnya, di balik setiap keberhasilan, tersimpan proses panjang yang penuh pengorbanan.

"Insirasi awalnya karena saya lulusan farmasi dengan dasar pengalaman di tempat saya bekerja dulu. Akhirnya saya bisa membangun dan kerjakan dengan kecil-kecilan, dan akhirnya saya mencoba menjual produk sendiri ke salon-salon," ungkapnya.

Dari usaha rumahan yang dijual door to door itu lah yang kini bertransformasi menjadi perusahaan kosmetik raksasa yang menaungi berbagai merek ternama seperti Wardah, Instaperfect, Make Over, Emina, dan tentunya Putri, perjalanan Nurhayati adalah bukti nyata bahwa mimpi besar terwujud melalui kerja keras, doa, dan inovasi.

Oleh karenanya, di setiap langkahnya, Nurhayati selalu menyadari bahwa bukan persaingan yang harus ditakuti, melainkan hilangnya kesempatan untuk terus berbenah dan belajar. Bagi Nurhayati, persaingan bukan tentang melawan, melainkan tentang bersama-sama mengangkat nama produk lokal untuk menantang dominasi raksasa multinasional.

"Membangun usaha tentu enggak semudah apa yang dipikirkan tapi kuncinya jangan pernah puas, terus kembangkan, dan yakini bahwa setiap cobaan adalah batu loncatan menuju keberhasilan,' katanya.

Cerita Nurhayati Subakat tak hanya sekadar kisah sukses di dunia bisnis, tetapi juga sebuah pelajaran tentang keberanian, ketekunan, dan kekuatan doa. Ia mengajarkan bahwa setiap rintangan bisa diubah menjadi peluang dan setiap kegagalan adalah fondasi menuju keberhasilan.

Perjalanan karirnya pun dimulai jauh dari kemewahan etalase besar. Tapi kini kisahnya pun telah berkembang menjadi legenda hidup. Sebuah kisah yang layak untuk terus dikenang dan dijadikan sumber inspirasi bagi siapa saja yang percaya bahwa mimpi besar selalu dimulai dari keberanian untuk mencoba.

"Kuncinya yang selalu saya pegang itu ketuhanan, kepedulian, kesederhanaan, kerja keras. Jangan berhenti untuk mau belajar, ulet, dan inovasi. InsyaAllah kita bisa sukses dengan karakter itu," pungkas Nurhayati.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 11 Agu 2025, 20:05 WIB

Ketika Cita Rasa Timur jadi Identitas Bisnis, Perjalanan Tuturuga Menemukan Rumah di Bandung

Erick tak pernah menyangka bahwa sebuah bumbu kuno dari Manado akan menjadi jembatan antara tradisi dan selera modern di tengah kota Bandung.
Erick tak pernah menyangka bahwa sebuah bumbu kuno dari Manado akan menjadi jembatan antara tradisi dan selera modern di tengah kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 20:01 WIB

3 menit di Pukul 10 Pagi (MERAWAT CINTA YANG HAMPIR HILANG)

Menyanyikan Indonesia Raya di jam yang sama, di berbagai kota, adalah cara untuk meneguhkan perasaan “kita”.
Menyanyikan Indonesia Raya di jam yang sama, di berbagai kota, adalah cara untuk meneguhkan perasaan “kita”. (Sumber: Pexels/Deden R)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 17:19 WIB

Cerita Evolusi Seliz, dari Toko Kecil ke Pusat Grosir Modern

Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota.
Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 11 Agu 2025, 16:30 WIB

Sejarah Panjat Pinang, Tontonan Belanda Zaman Kolonial yang Berasal dari Tiongkok Selatan

Dari festival hantu di Tiongkok, panjat pinang tiba di Hindia Belanda dan kini jadi lagenda rutin dalam omba 17 Agustus kemerdekaan Indonesia.
Panjat pinang di Makassar tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 15:11 WIB

Rasman dan Misi Hunian Produktif, dari Strategi ke Realisasi

Rasman memulai Lengkong Mansion dengan visi kuat sejak lama, yakni hunian yang bukan hanya nyaman, tapi mendukung produktivitas dan gaya hidup generasi muda.
Rasman memulai Lengkong Mansion dengan visi kuat sejak lama, yakni hunian yang bukan hanya nyaman, tapi mendukung produktivitas dan gaya hidup generasi muda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 14:03 WIB

Serum Jadi Rahasia Wajah Tampak Muda dan Cerah

Serum menjadi skincare yang sering digunakan saat ini. Produk ini merupakan skincare dengan konsentrasi bahan aktif tinggi.
Ilustrasi Serum Pencerah Wajah dari Wardah (Foto: Dok. Wardah)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 13:42 WIB

Era Digital Menjelma Apokaliptik

Perubahan zaman tidak dapat dihindari yang memunculkan karakter baru sebagai apokaliptik.
Kemajuan ilmu dan teknologi tidak berbanding lurus dengan ruang gerak masyarakat lapisan bawah. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 12:41 WIB

Kisah Imas, Memulai Bisnis dari Puding Sekolah hingga Jadi 100 Varian Kuliner

Memulai usaha dari sesuatu yang sederhana ternyata bisa mendatangkan cuan. Hal ini dibuktikan oleh Imas Nurhasanah, pemilik Dapoer Inoer di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Imas Nurhasanah, Owner Dapur Inoer (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 11:54 WIB

Toko Icasia, dari Hobi Jadi Bisnis Pernak-Pernik Cantik

Kecintaan Haezqia Rumondang terhadap manik-manik dan perlengkapan jurnaling menjadi awal dari lahirnya ide bisnis Icasia. Sejak kecil, ia gemar membuat karya-karya kreatif, hingga akhirnya mencoba men
Toko Icasia milik Haezqia Rumondang (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 11:51 WIB

Di Persimpangan Teknologi dan Iman, Masihkah Kita Mengenali Arah Pulang?

Teknologi modern harus diarahkan sesuai nilai Islam, dengan maqasid syariah sebagai kompas etis.
Teknologi modern harus diarahkan sesuai nilai Islam, dengan maqasid syariah sebagai kompas etis. (Sumber: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 09:49 WIB

Dunia Influencer Indonesia: Saat Memeras Demi Citra Jadi Biasa

Ada apa dengan para komunikasi publik digital Indonesia kekinian?
Di tengah derasnya arus opini digital, satu narasi negatif bisa meruntuhkan kepercayaan publik dalam hitungan jam di media sosial. (Sumber: Unsplash/Prateek Katyal)
Beranda 11 Agu 2025, 08:44 WIB

Jejak Dua Seniman Eks Tahanan Politik Tersembunyi Puluhan Tahun di Hutan Maribaya

Lebih aneh lagi, keduanya ditemukan jauh di dalam hutan belantara yang sepi, seolah sengaja disembunyikan.
Pengunjung berfoto di relief adu domba jantan di Maribaya, sebelah timur Lembang tahun 1971. (Sumber: collectie.wereldculturen)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 08:22 WIB

Menuai Cerita Mappanre Temme Saat Mengungjungi Omah Jangan Diam Terus

Mappanre Temme sendiri merupakan tradisi dari suku Bugis yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dari aktivitas spiritual.
Acara Pembukaan Mappanre Temme (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 20:08 WIB

Berziarah ke Kampung Adat Mahmud: Karomah ‘Sekepal Tanah’ dari Tanah Suci Mekah

Kampung Mahmud sendiri dikenal sebagai kampung adat yang kental dengan nuansa Islami dan tradisi leluhur.
Rombongan peziarah ke Makam Mahmud. Situs ini terletak di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Jelajah 10 Agu 2025, 19:11 WIB

Sejarah Jaarbeurs, Cerita di Balik Kemeriahan Pameran Dagang Bandung Tempo Doeloe

Jaarbeurs Bandung, pasar malam tahunan era kolonial, jadi batu loncatan Basoeki Abdullah ke panggung seni Eropa.
Suasana Gedung Jaarbeurs, salah satu pusat keramaian Bandung tempo doeloe (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 16:45 WIB

Tren Sosmed, Membuka Aib Tanpa Diminta

Banyak yang fomo dengan tren S-Line tanpa tahu makna apa yang tersirat di dalamnya.
Poster film S-Line. (Sumber: Dok. IMDB)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 14:48 WIB

Merenungi Perubahan Iklim lewat Senja di Bandung Utara

Bagi kita, senja yang merah kelabu mungkin terasa syahdu. Tapi, di balik syahdu itu, tersimpan racun.
Salah satu sudut kawasan Bandung Utara. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 10 Agu 2025, 11:10 WIB

Parlemen Pasundan dan Sejarah Gagalnya Siasat Federalisme Belanda di Tanah Sunda

Negara Pasundan lahir dari proyek federal Belanda, namun dibubarkan sendiri oleh tokoh Sunda demi kembalinya Jawa Barat ke NKRI.
Sidang Pertama Parlemen Pasundan.
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 08:36 WIB

Gunung Maninjau Meletus Dahsyat 70.000 tahun yang lalu

Wisatawan yang akan ke Danau Maninjau, sudah lazim untuk singgah dan beristirahat di Bukittinggi.
Gambar Ngarai Sianok dalam lembaran uang Rp1.000,00. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Biz 09 Agu 2025, 21:59 WIB

Cerita Ridwan, Mengubah Camilan Tradisional Jadi Makanan Kekinian

Muhammad Ridwan, warga Ciparay, Kabupaten Bandung, punya cara kreatif mengangkat camilan khas daerahnya. Setelah mengamati tren jajanan di pasaran, ia memilih mengembangkan keripik berbahan dasar sing
Muhammad Ridwan menunjukkan produk buatannya. (Foto: Dok. Ayobandung.com)