Berziarah ke Kampung Adat Mahmud: Karomah ‘Sekepal Tanah’ dari Tanah Suci Mekah

Dudung Ridwan
Ditulis oleh Dudung Ridwan diterbitkan Minggu 10 Agu 2025, 20:08 WIB
Rombongan peziarah ke Makam Mahmud. Situs ini terletak di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)

Rombongan peziarah ke Makam Mahmud. Situs ini terletak di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)

SELEPAS shalat magrib, dua mobil kami baru keluar dari kompleks perumahan Bumi Parahyangan Kencana, perbatasan Soreang-Cangkuang Kabupaten Bandung.

Pak sopir yang sekaligus Pak Ustaz agak tergesa-gesa—kalau tidak mau dikatakan ngebut—menjalankan mobilnya. Sementara mobil yang satunya lagi mengikuti di belakang mobil yang dikemudikan Pak Ustad. Mengapa harus tergesa-gesa? 

“Perjalanan ke Makam Mahmud dari sini paling lama memakan waktu satu jam. Kita usahakan bisa ikut berjamaah Shalat Isya di Masjid Agung Kampung Mahmud,” kata Pak Ustaz beralasan.

Lalu lintas Jumat malam itu masih ramai-lancar, terutama di Jalan Gading Tutuka, etalasenya kota Soreang. Keramaian di mall baru; para pedagang kaki lima; café-café yang sudah memancarkan lampu kelap-kelip; membuat mobil kami sedikit tersendat. 

Rute perjalanan kami adalah menyusuri Citaliktik-Gading Tutuka-Tol Soroja- Jl. Soreang-Cipatik, Jalak Harupat, pertigaan Gajah Mekar, lewat sedikit kemudian belok kanan menyusuri jalan kecil yaitu Jalan Bojong yang –jika berpapasan dengan mobil yang berlawanan arah—terpaksa salah satu mobil harus menepi. Sedangkan jalannya sih lumayan mulus berbeton.

Selepas menyusuri Jalan Bojong, sekira dua kilometer, lalu mobil kami mentok dan berbelok kanan menyusuri jalan yang tak terlalu bagus karena belum dibeton yang di sebelah kiri kami ternyata adalah Sungai Citarum—sungai terpanjang di Jawa Barat. 

Lalu, tak terlalu jauh dari pertigaan tersebut, tak lebih dari dua kilometer, jog weh dua mobil kami ke tempat parkir atau bisa disebut juga Terminal Mahmud.

Ya, di sekitar Sungai Citarum itulah konon beberapa abad yang lampau Eyang Dalem Haji Abdul Manaf--sepulang dari tanah Suci Mekah—menebarkan “sekepal tanah” yang diambilnya dari tanah suci Mekah sebagai tanda tugasnya untuk menyebarkan Islam di daerah Bandung, Kabupaten Bandung, dan sekitarnya. 

Makam Mahmud adalah makam keramat yang berada di Kampung Mahmud, sebuah kampung adat di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Makam ini merupakan makam dari Sembah Eyang Dalem Haji Abdul Manaf, seorang ulama penyebar agama Islam di Bandung, yang juga merupakan keturunan dari Syarif Hidayatullah (Wali Songo).

Kampung Mahmud sendiri dikenal sebagai kampung adat yang kental dengan nuansa Islami dan tradisi leluhur. 

Sejarah kampung ini bermula dari kepulangan Eyang Abdull Manaf dari Mekah. Sebelumnya ia berangkat ke sana guna mencari ilmu agama. Sebelum meninggalkan Mekah dan kembali ke tanah air, Eyang Abdul Manaf memiliki firasat buruk tentang akan adanya bangsa asing yang menjajah negerinya.

Oleh karena itu, ia memohon petunjuk dan berdoa supaya bisa kembali ke negerinya namun ditempatkan di tempat yang tidak terjajah. Ia berdoa di suatu tempat dekat Masjidil Harram yang disebut dengan Gubah Mahmud.

Setelah mendapatkan Ilham dari doa-doanya, Eyang Abdul Manaf pun akhirnya mantap dan pulang menuju tanah air membawa ‘sekepal tanah’ dari Mekkah.

Sesampainya di tanah air, ia pun menemukan sebuah tempat berupa delta atau rawa labil di pinggir Sungai Citarum, untuk kemudian membangun permukiman di sana. Akhirnya lokasi itu pun diberi nama dengan Kampung Mahmud.

Kami memarkir mobil—setelah membayar karcis masuk Rp20.000 per mobil—di kompleks kampung Mahmud. Kebetulan para peziarah malam itu tidak terlalu ramai karena bukan malam Jumat atau seperti bulan Mulud. Dari parkiran mobil kami berjalan menuju Masjid Agung Mahmud yang dibangung dari serratus persen dari  kayu.

Penduduk Kampung Adat Mahmud kebanyakan berprofesi sebagai petani, pedagang, sopir, dan pegawai.

Kampung ini sangat kental dengan nilai-nilai agama Islam. Sepanjang jalan atau gang yang dilewati berjejer para pedagang. Masyarakat sekitar menjual beragam dagangan seperti pernak-pernik, makanan khas, dan pakaian. Ini seperti tempat berziarah para wali pada umumnya.

Konon, kampung ini memiliki banyak daya tarik di antaranya berupa larangan, seperti tidak boleh membangun rumah yang bertembok dan berkaca, larangan untuk memukul gong, larangan memelihara angsa dan larangan membuat sumur.

Beberapa larangan seperti memukul gong, memelihara angsa diketahui dibuat agar tidak menarik perhatian, karena zaman dahulu tempat ini juga dijadikan sebagai tempat persembunyian dari pejajah.

Sedangkan larangan membangun rumah bertembok permanen dan berkaca ialah karena masa itu kampung ini berdiri di wilayah tanah yang tidak stabil berupa rawa.

Alhamdulillah, kami pun masih bisa ikut berjamaah di Masjid Agung Mahmud meskipun ketinggalan satu rakaat. Sesudah shalat, lalu, diteruskan berziarah ke kompleks makam Eyang Abdul Manaf yang ada di depan masjid dengan terlebih dahulu menyusuri lorong yang dipagar besi. 

Para petugas kotak amal memukul-mukul kotak amalnya hingga mengeluarkan bunyi “tak … tak … tak, pertanda mengajak para jamaah untuk men-sadaqah-kan sebagian rezekinya yang akan  digunakan untuk pemeliharaan makam.

Di sekitar makam, para jamaah dari berbagai penjuru tempat tampak penuh dan melantunkan doa-doa kepada Allah Swt—membaca tahlil, yasin, dsb. Kami pun ikut berdoa dipimpin Pak Ustad. Ya Allah, semoga doa-doa kami terkabul. 

Pulang berziarah, malam semakin larut. Hawa dingin menerpa tubuh kami. Kami menutup rapat jaket kami. Kami pun mampir di salah satu warung kopi. Lagu salawat Nabi mengalir terdengar syahdu. Secangkir kopi panas dan beberapa bala bala serta gehu haneut menghangatkan tubuh kami. Alhamdulllah semoga barokah. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dudung Ridwan
Tentang Dudung Ridwan
Jurnalis dan Pengamat Bulutangkis
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 27 Sep 2025, 10:49 WIB

Menikmati Bandrek dan Bajigur Hangat di Tengah Kota Kembang

Bandrek adalah salah satu minuman tradisional Sunda yang tak pernah lekang oleh waktu. Terbuat dari jahe dan gula merah, bandrek menghadirkan rasa pedas hangat berpadu manis alami yang menenangkan.
Ilustrasi Foto Bandrek (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 27 Sep 2025, 10:02 WIB

'Proyek Besar' Putri Kusuma Wardani Mengalahkan 4 Pemain Top Dunia

Kabar baik kembali datang dari Putri Kusuma Wardani, pelapis kedua sektor Tunggal Putri. 
Pebulu tangkis Indonesia, Putri Kusuma Wardani. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 27 Sep 2025, 07:35 WIB

Revitalisasi Trotoar di Kota Bandung, Menjawab Kebutuhan Pejalan Kaki atau Pedagang Kecil?

Kalau berhasil dijaga, bukan tidak mungkin wajah Bandung sebagai kota ramah pejalan kaki makin nyata.
Pejalan kaki melintas di trotoar yang sudah diperbaiki di Jalan Lombok, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Biz 27 Sep 2025, 06:43 WIB

Jangan Lewatkan Lumpia Basah Saat Berkunjung ke Bandung

Bandung tidak hanya dikenal dengan udara sejuk dan panorama indah, tetapi juga dengan ragam kuliner khasnya yang menggoda. Salah satu jajanan yang tak pernah kehilangan penggemar adalah lumpia basah.
Ilustrasi Foto Lumpia Basah. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 20:29 WIB

Sunda dan Buddha yang Langka Kita Baca

Sejarah menunjukkan pada dunia bahwa Sunda milik semua orang.
Mengintip Rupang Sang Buddha dari Samping Jendela Luar di Vihara Buddha Gaya, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Biz 26 Sep 2025, 18:43 WIB

Ombram dan Bandung yang Tak Pernah Sepi Nada

Ombram, band yang digawangi Brahmana Amsal (vokal), Opit Bey (gitar), dan Magi (drum) adalah simbol regenerasi, proyek yang lahir dari pertemuan tak terduga.
Ombram, band yang digawangi Brahmana Amsal (vokal), Opit Bey (gitar), dan Magi (drum) adalah simbol regenerasi, proyek yang lahir dari pertemuan tak terduga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 18:04 WIB

Advokasi Kebijakan dan Komunikasi Publik: Jalan Menuju Pemerintahan Partisipatif

Pentingnya sinergi advokasi kebijakan dan komunikasi pejabat publik agar aspirasi rakyat tersalurkan dan kebijakan lebih partisipatif.
Pentingnya sinergi advokasi kebijakan dan komunikasi pejabat publik agar aspirasi rakyat tersalurkan dan kebijakan lebih partisipatif. (Sumber: Pexels/Tara Winstead)
Ayo Biz 26 Sep 2025, 16:55 WIB

Bandung dan Tren Gaya Hidup Terintegrasi, Bobobox Jadi Simbol Inovasi Lokal

Kota Bandung telah lama menjadi pusatnya kreativitas bagi generasi muda yang haus akan eksplorasi, baik dalam seni, teknologi, maupun kuliner.
Chief Commercial Officer Bobobox, Bayu Ramadhan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 16:01 WIB

Merawat Inovasi: Kunci Keberlanjutan Gerakan Pengelolaan Sampah di Kota Bandung

Bandung jadi gudang inovasi sampah. Keberlanjutan inovasi ASN akan mendorong pengelolaan sampah yang murah dan efektif.
Petugas memasukan sampah organik ke dalam drum komposter di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Selasa 15 Oktober 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 26 Sep 2025, 15:28 WIB

Kisah Bebek Kaleyo Menaklukkan Bandung, Ketika Kuliner Legendaris Bertemu Gaya Hidup Kekinian

Dari rendang hingga rawon, dari soto hingga bebek goreng, kuliner Indonesia terus beregenerasi, menjawab selera zaman tanpa kehilangan identitas.
Flagship outlet Bebek Kaleyo di Jalan Sumatera No. 5, Kota Bandung yang mempertemukan kuliner tradisional dengan estetika kekinian. (Sumber: dok. Bebek Kaleyo)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 14:03 WIB

Dua Wajah Zaman Berlari di Bandung

Tentang perbedaan kegiatan lari di Kota Bandung pada tahun 1980-an dengan tahun 2020-an.
Warga melakukan aktivitas lari pagi di kawasan Dago, Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Jelajah 26 Sep 2025, 14:00 WIB

Jejak Sejarah Terowongan Kereta Lampegan Cianjur, Tertua di Indonesia

Dibangun pada 1879 oleh Staatsspoorwegen, Terowongan Lampegan menjadi jalur kereta tertua di Indonesia. Kini, lorong 415 meter ini tak hanya saksi sejarah kolonial, tetapi juga terkenal dengan legenda
Terowongan Kereta Lampegan Cianjur, tertua di Indonesia. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 26 Sep 2025, 11:03 WIB

Bukan Hanya Sekedar Olahan Susu, Yogurt Punya Segudang Manfaat

Yogurt merupakan produk olahan susu yang dibuat melalui proses fermentasi bakteri baik, seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Hasil fermentasi ini menghasilkan rasa asam
Ilustrasi Foto Yougurt (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 26 Sep 2025, 10:03 WIB

Kedai Susu Murni Legendaris di Jalan Pungkur

Susu murni sejak lama dikenal sebagai minuman bergizi tinggi yang kaya akan protein, baik untuk menjaga kebugaran tubuh. Di Bandung, minuman ini mudah ditemui karena wilayahnya dikelilingi sentra
Ilustrasi Susu Murni (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 09:30 WIB

Cara Baru ASN Naik Kelas: Belajar Diakui, Karier pun Melaju

Corpu dan RPL membuka jalan baru untuk ASN, diakui jadi syarat karier ataupun studi lanjut.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 25 Sep 2025, 21:10 WIB

Hikayat Konflik Lahan Dago Elos yang jadi Simbol Perlawanan di Bandung

Dari eigendom verponding peninggalan Belanda, konflik tanah Dago Elos menjelma simbol perlawanan warga kecil melawan modal besar.
Forum Dago Melawan di Depan Polrestabes Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 25 Sep 2025, 20:03 WIB

Islam dengan Citra Rasa Lokal

Sungguh tak berlebihan bila kita meneguhkan Sunda dan kemajemukan budaya sebagai napas bersama.
Indahnya Masjid Raya Al Jabbar. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 25 Sep 2025, 18:30 WIB

Gercep, FOMO, dan Instagramable: Milenial dan Gen Z Membentuk Arah Baru Industri Kuliner Kekinian

Industri kuliner kekinian di Indonesia tengah mengalami transformasi besar, didorong oleh perubahan perilaku konsumsi generasi milenial dan Z.
Industri kuliner kekinian di Indonesia tengah mengalami transformasi besar, didorong oleh perubahan perilaku konsumsi generasi milenial dan Z. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 25 Sep 2025, 17:28 WIB

Sinergi UMKM dan Institusi, Bechips Jadi Bukti Ekspor Bukan Mimpi

Bandung kembali menegaskan reputasinya sebagai kota kreatif yang melahirkan pelaku usaha tangguh, salah satu kisah sukses terbaru datang dari UMKM Bechips.
Kisah sukses terbaru datang dari Bechips, salah satu UMKM Kota Bandung yang berhasil menembus pasar ekspor Jepang secara mandiri. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 25 Sep 2025, 17:17 WIB

Bandung Menjelang Sore di Kawasan Kopo Area

Bandung menjelang sore di kawasan kopo area layaknya pesta pora, riuh dan ramai oleh sejumlah kendaraan yang memadati jalanan.
Kemacetan di Kawasan Kopo, Senin, 22 September 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)