KERIUHAN paska naik podiumnya pasangan bulutangkis ganda putra “dadakan”, “ajaib”, dan “fenomenal” Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri di China Open 2025 Super 1000 belum sepenuhnya reda.
Komunitas Badminton Lovers China, Malaysia, dan Indonesia yang terkenal “bawel” masih belum berhenti bergosip membicarakan kehebatan pasangan itu.
Netizen banyak yang mempertanyakan apakah pasangan “dadakan” itu akan putus di akhir China Open 2025 saja atau akan dipatenkan PBSI seterusnya?
Beragam komentar muncul. Kebanyakan menyarankan patenkan saja. Pertahankan pasangan yang sudah terbukti memberi kemenangan. Lalu, bagaimana nasib Rian Ardianto--pasangan tetap Fajar Alfian, yang telah kembali ke Pelatnas—setelah cuti menunggu istrinya melahirkan anak pertamanya? Bukankah pasangan Fajar/Rian pun telah banyak memberi prestasi?

Untuk menjawabnya, PBSI, khususnya kepala pelatih ganda putra, Antonius Budi Ariantho, harus berpikir keras. Benar, tadinya PBSI membentuk pasangan itu hanya untuk mengisi “kesenggangan” dan memang sah-sah saja sebab bagi PBSI merombak pasangan itu hal yang sudah menjadi kebiasaan dan hal yang lumrah apalagi dalam keadaan darurat?
Lalu, jadilah pasangan 2 F, Fajar/Fikri ini. Bermula turun di Japan Open 2025. Eh, tak ada yang menyangka pasangan yang semula banyak dicibir netizen itu bisa melakukan perlawanan sengit pada pasangan unggulan pertama asal Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin. Dan kemudian pasangan ini berlaga di turnamen yang lebih tinggi kelasnya, yakni di China Open 2025 Super 1000.
Lawan-lawan berat berhasil dilewatinya. Di babak 32 besar, Fajar/Fikri mengandaskan pasangan Malaysia, Choong Hon Jian/Muhammad Haikal. Di babak 16 besar, melibas rekan senegara yang juga unggulan ketujuh, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani.
Ujian berat ditemui Fajar/Fikri di babak 8 besar ketika berjumpa ganda putra Korea Selatan yang menjadi unggulan ketiga, Kim Won Ho/Seo Seung Jae. Fajar/Fikri berhasil unggul dengan skor 21-19 dan 21-14.
Di semifinal, giliran pasangan tuan rumah, Liang Wei Keng/Wang Chang, yang mencoba menjegal Fajar/Fikri. Setelah dua gim yang berlangsung sengit, Fajar/Fikri akhirnya berhasil mengalahkan unggulan kelima tersebut dengan skor 21-19 dan 21-17.
Yang menarik, kemenangan atas lawan-lawan beratnya diperoleh dengan dua gim langsung.
Kemenangan Fajar/Fikri atas andalan tuan rumah Liang/Wang membuat Badminton Lover China memuja-muji selangit penampilan pasangan baru ini. Konon, gaya main pasangan ini sangat baru. Tidak banyak mengumbar smes keras. Lebih ke banyak memainkan dan mengolah bola kecil dengan penempatan bola yang cepat dan akurat.
Tak banyak mengangkat bola. Dengan pertahanan yang kokoh dan dengan pengembaliannya ke tempat yang kosong membuat lawan jadi balik tertekan.
Di final, Fajar/Fikri berjumpa unggulan kedua asal Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Banyak badminton lovers Malaysia optimistis pasangan Chia/Soh akan tampil sebagai juara. Apalagi pasangan itu belum pernah sekalipun menang di turnamen Super 1000.
Ini adalah sebuah motivasi tersendiri. Di samping itu, Chia/Soh di semifinal tampil bagus menaklukkan pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.
Aaron Chia sendiri memandang pasangan Fajar/Fikri dengan sebelah mata. Bahkan, Fajar/Fikri sejatinya tak hanya melawan Chia/Soh, tetapi dipastikan melawan pelatihnya yang asal Indonesia Herry IP yang berjuluk sang Naga Api. Herry IP sukses mendongkrak prestasi Chia/Soh dan dipastikan tahu “dapur” pasangan Indonesia.
Tetapi, pada laga final, pasangan Fajar/Fikri tampil gemilang dan keluar sebagai juara. Bertanding di Olympic Sports Center Gymnasium, Beijing, Fajar/Fikri menaklukkan ganda putra Chia/Soh, dalam dua gim langsung.
Kemenangan meyakinkan 21-15, 21-14 dalam waktu 35 menit menjadi penanda lahirnya kekuatan baru ganda putra Indonesia. Para badminton Lovers Malaysia bungkam, termasuk Herry IP.

Dalam sebuah wawancara, Antonius, akhirnya menjawab pertanyaan netizen yang “bawel”. Dan jawabannya mengejutkan para Badminton Lovers. Fajar/Fikri akan tampil di China Master 2025 dan Korea Open 2025 September mendatang setelah Kejuaraan Dunia 2025, tapi masih tetap bersifat pasangan sementara dan tetap dievaluasi.
Lalu, bagaimana dengan Rian Ardiyanto? Rian akan Kembali berpasangan dengan Fajar di Kejuaraan Dunia 2025 di Prancis akhir Agustus. Ini untuk menaati regulasi BWF di mana Fajar/Rian ada di rangking 7 dunia. Setelah itu—ini yang mengejutkan--Rian akan dipasangkan dengan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Akankah pasangan baru ini akan “meledak” seperti halnya pasangan baru Fajar/Fikri? Duet ini pun siap tampil di 2 turnamen sekaligus. Mereka akan berlaga di China Masters dan Korea Open. Sebelumnya, Yeremia selalu berduet dengan Rahmat Hidayat. Tetapi, pasangan tersebut gagal bersinar.
Ajang China Masters 2025 yang berlevel Super 750 pun akan digelar di Shenzhen, China, pada 16-21 September 2025. Sementara itu, Korea Open 2025 yang berlevel Super 500 akan digelar di Suwon, pada 23-28 September 2025.
Kita doakan semoga dari China atau Korea ada kabar Bahagia. Para pemain bulutangkis kita ada yang menampilkan lagi tarian “Pacu Jalur” setelah naik podium. (*)