Wisata Religius untuk Mengenang Eril

Vito Prasetyo
Ditulis oleh Vito Prasetyo diterbitkan Selasa 02 Des 2025, 07:59 WIB
Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Kematian seseorang akan selalu menjadi kenangan yang membekas dalam ingatan kita. Ada cerita-cerita yang sulit dijelaskan secara logika, tetapi makna religiusnya menjadi nilai-nilai humanis yang patut dikenang. Dalam karya sastra acapkali dianalogikan sebagai ziarah puisi.

Di sebuah pagi yang jernih di kawasan Cimaung, Kabupaten Bandung, para peziarah mulai berdatangan menuju tempat peristirahatan terakhir Emmeril Kahn Mumtadz—atau yang lebih akrab disapa Eril. Di tengah hamparan bukit yang hijau dan udara pegunungan yang sejuk, tempat itu telah menjadi salah satu destinasi wisata religius bagi masyarakat yang ingin mengenang keteladanan dan kebaikan seorang anak muda yang dipanggil terlalu cepat.

Ketika langkah kaki menyusuri jalan menuju makam, desiran angin terasa seperti membawa pesan tenang—seolah alam pun ikut menjaga ketenteraman tempat itu. Makam Eril dirancang dengan sederhana namun indah, mencerminkan kepribadian beliau yang dikenal rendah hati dan penuh kebaikan. Batu nisan putih berdiri tenang, dikelilingi taman yang tertata rapi dan elemen arsitektur bernuansa Islami yang membuat siapa pun merasakan kedamaian saat memandangnya.

Para pengunjung biasanya berhenti sejenak di tepian taman, membaca doa, dan mengirimkan al-Fatihah. Mereka yang datang tidak hanya berasal dari Bandung atau Jawa Barat, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang datang karena rasa duka yang pernah mereka rasakan bersama bangsa, ada pula yang datang karena terinspirasi oleh ketegaran keluarga Ridwan Kamil, yang menerima takdir dengan penuh keikhlasan dan penghambaan kepada Allah.

Di sisi area pemakaman, terdapat lorong-lorong kecil yang dipenuhi catatan harapan dan doa yang ditinggalkan para peziarah. Sebagian bertuliskan doa untuk keluarga, sebagian lain menuliskan refleksi pribadi—bagaimana kisah kepergian Eril membuat mereka lebih dekat dengan Tuhan, lebih menghargai keluarga, dan lebih memahami arti ikhlas.

Wisata religius ini pun berkembang menjadi ruang perenungan. Banyak orang duduk sambil menikmati lanskap perbukitan, meresapi makna kehidupan, dan mendoakan kebaikan untuk almarhum. Di kejauhan, suara azan dari masjid setempat sering terdengar, menambah suasana spiritual yang hangat dan menenangkan.

Di tempat ini, pengunjung tidak hanya mengenang sosok Eril sebagai putra dari seorang pemimpin publik, tetapi juga mengenang semangat mudanya—seorang pemuda yang mencintai keluarga, berkomitmen pada pendidikan, serta dikenal ramah dan membantu sesama. Kisah hidup Eril terus mengalir melalui kunjungan demi kunjungan, seakan menjadi pengingat bahwa kebaikan tidak pernah benar-benar hilang; ia hanya berpindah tempat, dari dunia kepada kenangan banyak hati.

Wisata religius untuk mengenang Eril bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan batin. Setiap langkah menuju makamnya mengajarkan makna kesabaran, setiap doa yang dipanjatkan mengajarkan rasa syukur, dan setiap hembusan angin di tempat itu menyampaikan pesan tentang keikhlasan yang mendalam.

Di antara bukit-bukit hijau Bandung Selatan, nama Eril akan terus dikenang—bukan karena kepergiannya yang tragis, tetapi karena cahaya kebaikan yang ia tinggalkan. Dan setiap peziarah yang datang membawa pulang ketenangan, seakan-akan tempat itu menjadi jembatan kecil menuju kedekatan dengan Sang Pencipta.

Kepergian Eril telah menumbuhkan rasa empati yang tinggi. Bahwasannya sebuah kematian juga bisa menumbuhkan tradisi baru dalam suasana berbeda dengan makna wisata itu sendiri. Nuansa wisata religi sering lebih menarik, karena lebih bersifat abstrak dan batin. Ini sering dilakukan oleh masyarakat, khususnya kaum muslim.

Berikut info kapan Emmeril Kahn Mumtadz (sering dipanggil Eril) meninggal — dan beberapa hikmah/kilas renungan yang bisa diambil dari peristiwa kepergiannya.

Eril hilang saat berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss pada 26 Mei 2022. Setelah pencarian selama dua pekan, jenazah Eril ditemukan di Bendungan Engehalde, Bern, pada 8 Juni 2022. Keluarga kemudian menyatakan bahwa Eril telah meninggal dunia.

Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Hikmah dan pelajaran dari Kepergian Eril yang bisa kita renungkan dari kisah Eril:

Hidup singkat tapi bisa berarti — Meskipun waktu hidup Eril di dunia relatif singkat, kebaikan, akhlak, dan kenangan yang ia tinggalkan menunjukkan bahwa kualitas hidup — bukan durasi — yang paling berharga.

Kesadaran atas ketidakpastian hidup — Peristiwa tragis seperti hilang tenggelamnya Eril mengingatkan kita bahwa hidup ini penuh ketidakpastian; kapan dan bagaimana ajal datang adalah rahasia Ilahi. Hal ini menumbuhkan rasa rendah hati, tawakal, dan kesadaran bahwa kita perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Beramal dan berbuat baik tanpa menunda — Eril dikenang sebagai sosok yang ramah, rendah hati, dan menyenangkan oleh banyak orang. Ini mengingatkan bahwa memperlakukan orang lain dengan baik — keluarga, teman, orang asing — adalah investasi amal dan kebaikan yang tidak mengenal waktu.

Kekuatan doa, empati, dan solidaritas — Kepergian Eril mempersatukan banyak orang — keluarga, sahabat, masyarakat — dalam doa, empati, dan simpati. Ini mengajarkan pentingnya saling mendukung dalam suka maupun duka, serta nilai kemanusiaan bersama.

Menerima ketetapan dengan ikhlas — dari ungkapan keluarganya, tampak bagaimana mereka belajar menerima takdir dengan hati lapang, serta menjadikannya sebagai pelajaran spiritual: bahwa kematian adalah bagian dari siklus hidup, bukan akhir dari makna hidup.

Kisah Eril menyentuh banyak orang, karena peristiwa itu bukan sekadar kehilangan individu — tapi melibatkan sebuah keluarga, masyarakat luas, dan menjadi simbol kemanusiaan serta kerentanan kita sebagai manusia. Kehilangan yang dialami keluarga pun bersifat universal: harapan, kehilangan, ikhlas, doa.

Karena kisah ini mengajak introspeksi: membandingkan betapa kita mungkin sering menunda kebaikan, lupa berbuat baik, atau menganggap hidup seakan abadi — padahal tak ada yang tahu kapan segala sesuatunya berakhir. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Vito Prasetyo
Tentang Vito Prasetyo
Malang
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 02 Des 2025, 20:17 WIB

Seakan Tidak Ada Habisnya, Juru Parkir Liar makin Bertambah di Beberapa Kawasan Bandung

Tak sedikit warga mengeluhkan kejadian terhadap parkir liar yang semakin marak terjadi di Kota Bandung.
Seorang juru parkir yang sedang bertugas di Kiaracondong, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya Anggraini)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:49 WIB

Harmoni Harga dan Kualitas yang Menyatu dalam Berbelanja di Butik Bandung Modern

Blossom, sebuah toko pakaian di Bandung yang menyediakan beragam pilihan pakaian, dengan menawarkan harga yang cukup bersahabat.
Suasana toko Blossom pada 8 November 2025, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. (Sumber: Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: foto : Amalia Putri Aditia)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:29 WIB

Menelusuri Kesamaan ‘Nasab’ 3 Kue Jadul: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur

Tiga kue atau camilan jadul dengan “nasab” yang nyaris sama ini: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur.
Kue Ali atau Ali Agrem merupakan cemilan tradisional Jawa Barat. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:50 WIB

Tentang Suara, Perjuangan, dan Cara Musik Mengubah Seseorang Memandang Hidup

Nurul A’ini menutup matanya sejenak, membiarkan alunan Queen of the Night memenuhi ruang kecil itu.
Nurul A'ini, seseorang yang mempunyai gaya hidup dalam bernyanyi (Sumber: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD | Foto: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:13 WIB

Friday Carfree Belum Efektif bagi Pemerintah Kota Bandung

Program Friday Carfree bagi ASN dinilai belum efektif karena masih ditemukan pelanggaran parkir yang memicu kemacetan di sekitar Balai Kota Bandung.
Banner Friday Carfree di Balaikota Bandung (Sumber: Pikiran rakyat)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:51 WIB

Dari Gang Sempit, Usaha Camilan Lokal Ini Tumbuh Jadi Peluang Besar

Dari gang sempit di Bandung, Kripik Bujangan tumbuh menjadi usaha camilan yang membuka peluang bagi banyak orang.
Seorang konsumen sedang mendatangi rumah produksi Bujangan di Jl. Muararajeun Baru, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung,  (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:31 WIB

Akulturasi Budaya Jepang dan Indonesia, Matcha Mulai Hadir dengan Cita Rasa Inovatif

Mengunjungi salah satu pelopor matcha autentik yang berpadu dengan selera lidah lokal di Bandung, yakni Kusuma Matcha.
Tempat transaksi Kusuma Matcha dengan nuansa Jepang modern yang kerap dijadikan spot foto pengunjung, (30/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Andrea Keira)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 16:25 WIB

Taman Main Mili-Mili: Keajaiban Kecil Penuh Petualangan di Hutan Pinus Lembang

Taman Main Mili-Mili adalah wisata alam edukasi, interaktif, dan merupakan pengembangan dari Wisata Hutan Mycelia.
Gerbang masuk dengan instalasi lampu yang indah di Taman Main Mili-Mili (13/11/2025). (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Rafy Lovinka)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 15:29 WIB

Bubur di Bawah Pohon Rindang, Tempat Sarapan Favorit Warga Bandung

Salah satu yang belakangan banyak dibicarakan adalah Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang di kawasan Pinus Regency.
Suasana Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang, Pinus Regency, Cinambo, Bandung. (Sumber: Rifa Windi | Foto: Rifa Windi)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 13:38 WIB

Berawal dari 'Nongkrong Santai', Empat Sekawan di Bandung Dirikan UMKM Fotografi

UMKM fotografi yang berkembang menjadi agensi kreatif dan siap menangani proyek dokumentasi.
Salah satu pendiri Foursix mengabadikan momen di lapangan mini soccer Bromus Cisaranten. (Sumber: Dokumentasi Penulis).
Ayo Netizen 02 Des 2025, 11:58 WIB

Pariwisata Alam ini Berikan Pengalaman Menarik dan Edukasi Sesar Lembang

Uncle D Backyard menawarkan keindahan alam serta edukasi mengenai mitigasi bencana sesar lembang kepada masyarakat.
Nuansa damai dan asri di bawah langit pepohonan Uncle D Backyard. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Carissa Syarafina)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 10:53 WIB

Kata-Kata Kecil yang Menghangatkan: 'Teh', 'Mah', 'Atuh', dan 'Meuni' Penanda Rasa dalam Bahasa Sunda

Terdapat sekian kata dalam Bahasa Sunda yang menjadi bumbu kehangatan dan kedekatan dalam setiap percakapan.
Abah Endang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MAS Manba'ul Huda. Bandung, 05 November 2025. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 09:50 WIB

Trotoar di Bandung, Aksesibilitas bagi Tunanetra Masih Terabaikan

Keprihatinan akan kondisi trotoar di Kota Bandung bagi penyandang disabilitas yang masih perlu diperhatikan Wali Kota Bandung .
Kondisi trotoar yang sudah rusak parah, pada Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Maretha)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 08:45 WIB

Dari Ide Spontan Kini Menjadi Produk Berkarakter, Bukti Kreativitas Anak Muda Indonesia

Rewear Project lahir dari ide spontan dan menghadirkan produk berkualitas, nyaman, dan tahan lama.
Koleksi unggulan Rewear Project yang menampilkan gaya kasual hadir di Kabupaten Bandung, Sabtu (8/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Octaviani)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 07:59 WIB

Wisata Religius untuk Mengenang Eril

Para peziarah mulai berdatangan menuju tempat peristirahatan terakhir Emmeril Kahn Mumtadz.
Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 01 Des 2025, 21:40 WIB

Bernapas Budaya, Tjitarum Menyulam Rasa dan Cerita Jawa Barat dalam Setiap Gigitan

Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya.
Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 20:07 WIB

Rajutan Keberuntungan: Kisah Yumna Craft Merajut Asa dari Tali Makrame di Kabupaten Bandung

Berawal dari hobi, Yumna Craft kini produknya dikenal luas dan sering tampil dalam pameran UMKM Kabupaten Bandung.
Ibu Lia Yulia selaku owner Yumna Craft memamerkan hasil kerajian makrame berupa tas dan gantungan kunci di rumahnya, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 18:24 WIB

Perjalanan Panjang Sanggar Tari Pusbitari: Lestarikan Tari Klasik Tradisional Sunda hingga Saat Ini

Sanggar Pusbitari yang didirikan di tahun 1986 di Kota Bandung ini, memiliki keinginan untuk mempertahankan budaya warisan nenek moyang.
Para penari Sanggar Pusbitari sedang melakukan latihan rutin tarian klasik tradisional di ruangan sanggar pusbitari, Jalan Ir. H. Juanda, Kec Bandung Wetan, Kota Bandung, Rabu (29/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 17:46 WIB

Kualitas dan Konsistensi Menjadi Fondasi Brand Lokal Cosmic untuk Terus Eksis

Cosmic adalah brand fashion asal Bandung yang berdiri sejak 2001 dan dikenal melalui desain simple, minimalis, serta mudah dikenali.
Bangunan bergaya modern ini menjadi identitas kuat gerai fashion lokal di Jalan Trunojoyo No. 30, Kota Bandung, pada Sabtu (29/10/2025). (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 16:45 WIB

Mencicipi Kolaborasi Rasa Tradisional dan Western lewat Menu Autentik Mami Palolo

Usaha kuliner Mami Palolo hadirkan perpaduan Sunda-Western di Bojongsoang.
Momen saat kelezatan Mami Palolo disantap dengan lahap oleh konsumen di Jalan Cikoneng Nomor 19, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (6/11/2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Nabila Nazwa Saina)