Produk brownies bites yang gluten free, dairy free, dan low sugar dari Battenberg3. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ayo Biz

Menyulam Asa di Dapur UMKM: Tiga Kisah Perjuangan, Inovasi, dan Harapan

Selasa 16 Sep 2025, 15:37 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Di balik aroma bawang goreng, brownies sehat, dan sambal kemasan, tersimpan kisah perjuangan para pelaku UMKM yang tak hanya menjual produk, tetapi juga menyebarkan semangat dan harapan.

Ada tiga sosok tangguh dari Bandung yang membuktikan bahwa bisnis kecil bisa punya dampak besar asal dijalani dengan tekad, inovasi, dan dukungan publik yang berkelanjutan.

Ida Nuraida, pemilik brand UMKM Kaida Bawang Goreng, memulai usahanya sejak 2016. Berawal dari produk sederhana berupa bawang goreng original, Ida menghadapi tantangan yang tak ringan. Ia menyadari bahwa pasar kuliner kini dipenuhi dengan berbagai varian produk serupa.

“Kalau yang kepikiran sampai sekarang sebenarnya itu tantangan dari kompetitor,” ujarnya saat berbincang dengan Ayobandung.

Melihat kompetitor yang menawarkan banyak variasi, Ida tak tinggal diam. Ia mulai berinovasi dengan menciptakan varian baru seperti bawang goreng teri pedas. Inovasi ini menjadi titik balik dalam perjalanan bisnisnya.

“Ternyata varian ini yang jadi unggulan selain yang original,” tuturnya.

Ida Nuraida, owner UMKM Kaida Bawang Goreng. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Meski telah melalui uji mutu untuk ketahanan produk, Ida terus mencari celah untuk berkembang. Eksperimen pun dilakukan, termasuk mencoba bahan seperti sereh.

“Saya pengen bikin variasi lagi yang lain dari yang lain, tapi sampai saat ini belum ketemu yang pas sih. Kalau experiment nggak ada salahnya saya coba semua,” tambahnya.

Di sisi lain, Nuraini Wulandari, founder Battenberg Tiga Indonesia (Battenberg3), memulai bisnisnya dari dapur rumah. Tanpa latar belakang kuliner, ia hanya ingin membuat camilan sehat untuk anak-anaknya.

“Saya memang tidak punya skill apapun di dunia perkulineran,” ungkapnya kepada Ayobandung.

Kebutuhan akan makanan sehat mendorong sosok yang karib disapa Wulan itu untuk lebih selektif dalam memilih bahan. Ia mulai menyaring bahan-bahan yang digunakan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan anak. Dari sinilah lahir produk artisan dan brownies bites yang gluten free, dairy free, dan low sugar.

Melihat tren pasar yang mulai sadar akan kesehatan, Wulan bahkan melakukan riset dan pengembangan. Gayung bersambut, produk Battenberg3 pun diterima dengan baik oleh konsumen yang memiliki kebutuhan khusus.

Founder Battenberg Tiga Indonesia atau Battenberg3, Nuraini Wulandari. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

“Ada kesempatan, akhirnya saya coba R&D, lempar dan market ternyata welcome. Apalagi produk gluten free itu kan sebenarnya bisa buat diet kalau memang konsumsinya juga tidak berlebihan,” tambahnya.

Fokus Battenberg3 kini mengarah pada wellness dan healthy food, terutama setelah pandemi Covid-19 yang mengubah pola konsumsi masyarakat. Oleh karenanya, menurut Wulan, bisnis bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga kontribusi terhadap gaya hidup sehat masyarakat.

“Saya tetap berinovasi, tetap terbuka sama semua perubahan dan coba create ini,” ujar Wulan.

Sementara itu, Andri Ganamurti, pemilik brand sambal kemasan Daimata, menyoroti pentingnya publikasi dan promosi bagi UMKM. Andri memanfaatkan berbagai platform digital seperti Instagram dan e-commerce untuk menjual produk sambal kemasannya.

Ia percaya bahwa media promosi termasuk publikasi di media dapat membuka pintu pesanan dan memperluas jangkauan pasar. “Sangat dibutuhkan, karena untuk eksposur dan media promosi untuk semakin menjangkau masyarakat,” tegasnya saat berbincang dengan Ayobandung.

Andri Ganamurti selaku Owner dari brand Daimata, produk UMKM sambal dalam kemasan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Namun, ia juga berharap ada dukungan lebih dari pemerintah. apalagi menurutnya, produk UMKM tidak kalah dari segi rasa dan kualitas.

“Saya berharap support dari pemerintah supaya lebih banyak memanfaatkan produk dan mempromosikan produk UMKM,” ujarnya.

Ketiga pelaku UMKM ini menunjukkan bahwa tantangan bukanlah penghalang, melainkan pemicu inovasi. Dari kompetisi pasar, kebutuhan kesehatan, hingga keterbatasan promosi, mereka terus bergerak maju dengan semangat yang tak padam.

Inovasi menjadi kunci utama dalam mempertahankan eksistensi bisnis mereka. Baik melalui varian rasa baru, bahan sehat, maupun strategi pemasaran digital, mereka membuktikan bahwa UMKM bisa adaptif dan relevan.

Alternatif produk kuliner Bandung dan UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/AA7oSDLFo7
  2. https://s.shopee.co.id/4q6I6NO0hk
  3. https://s.shopee.co.id/30edv7BSOD
Tags:
media promosipasar kulinerbisnistantanganinovasiUMKM

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor