Melestarikan dengan Irama, Kasada dan Seni yang Bertahan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Minggu 14 Sep 2025, 14:35 WIB
Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Fondasi kekuatan sebuah bangsa salah satunya terletak pada kemampuannya menghargai dan merawat warisan budaya. Di Bandung, semangat itu hidup dalam sebuah komunitas bernama Kasada, sebuah perhimpunan pelestari seni dan kebudayaan Sunda yang telah berkiprah sejak 2010.

Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi. Mereka percaya bahwa budaya bukan sekadar peninggalan, melainkan identitas dan bukti sejarah peradaban yang harus dijaga agar tetap relevan.

Nama “Kasada” awalnya merupakan singkatan dari Karinding Sagara Sunda, merujuk pada alat musik buhun berbahan bambu. Namun seiring waktu dan beberapa regulasi, nama 'Kasada' mulai dipatenkan menjadi sebuah kata baru yang memiliki arti semua unsur yang berbunyi.

“Meskipun pada awalnya terinspirasi karena singkatan, tapi akhirnya nama 'Kasada' dipatenkan jadi kata baru yang utuh dan mengambil dari filosofi 'Ka-Sa-Da', yakni semua unsur yang disada (berbunyi) kalau dalam bahasa Sunda,” ungkap Agus, salah satu pentolan komunitas, kepada Ayobandung.

Pada masa awal berdirinya, Kasada fokus pada pelestarian alat musik tradisional seperti karinding, tarawangsa, dan cempung. Bunyi-bunyian ini dulunya menjadi bagian penting dalam ritual dan kehidupan masyarakat Sunda, namun kini mulai jarang terdengar.

Melihat perubahan zaman, Kasada mulai berinovasi. Mereka menggabungkan unsur musik kontemporer dan seni bela diri seperti pencak silat ke dalam pertunjukan mereka.

“Unsur modern juga kita mainkan, seperti musik-musik kontemporer dan pencak silat. Juga ada kolaborasi dengan alat-alat musik kekinian seperti gitar, kahon, dan kendang,” beber Agus.

Langkah ini bukan sekadar adaptasi, melainkan strategi pelestarian yang menjangkau generasi muda. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, Kasada berhasil menarik minat anak-anak muda untuk mengenal dan mencintai budaya Sunda.

Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Komunitas ini kini beranggotakan lebih dari 50 orang, terdiri dari budayawan, seniman, dan pecinta budaya tradisional. Mereka aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun komunitas lain.

“Kolaborasi ini sebagai bentuk penyebaran semangat untuk terus sama-sama melestarikan gerakan pelestarian budaya,” kata Agus.

Namun, menjaga eksistensi komunitas budaya bukan tanpa tantangan. Pendanaan, regenerasi, dan akses terhadap ruang publik menjadi hambatan yang kerap dihadapi. Di sinilah Kasada mulai melihat peluang bisnis sebagai jalan keluar.

Kasada merambah sektor ekonomi kreatif dengan menjual alat musik buhun, merchandise bertema budaya, hingga membuka kelas pelatihan seni tradisional. Produk-produk ini tidak hanya menjadi sumber pemasukan, tetapi juga sarana edukasi dan promosi budaya Sunda kepada khalayak luas.

Event-event budaya seperti Bandung Lautan Pangsi menjadi panggung utama bagi Kasada untuk menunjukkan eksistensinya. Acara ini digelar dari pagi hingga malam, menampilkan parade seni tradisional yang memikat dan menginspirasi.

“Contohnya event bertajuk 'Bandung Lautan Pangsi' yang merupakan rangkaian acara kebudayaan,” pungkas Agus.

Selain tampil di panggung, Kasada juga aktif di media sosial dan platform digital. Mereka memproduksi konten edukatif, dokumentasi kegiatan, dan video pertunjukan yang menjangkau audiens lebih luas. Strategi digital ini menjadi kunci dalam membangun komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.

Sebagai penggiat budaya, Agus tak lelah mengingatkan pentingnya menjaga warisan leluhur. Pasalnya, Kasada bukan hanya berdiri sebagai komunitas pelestari, tetapi juga kehadirannya untuk membuktikan bahwa budaya bukan barang usang, melainkan aset berharga yang bisa menjadi kekuatan ekonomi dan identitas bangsa.

Dengan semangat yang tak pernah padam, Kasada terus melangkah, menjaga bunyi-bunyian leluhur agar tetap hidup di tengah hiruk-pikuk modernitas. Mereka adalah bukti bahwa pelestarian budaya bisa berjalan beriringan dengan inovasi dan keberlanjutan.

“Jangan lupakan seni warisan karuhun kita, baik itu tulisan, seni musik, ataupun semua yang mencakup seni budaya. Sebab benteng terakhir sebuah bangsa terletak pada budaya. Jika budaya sebuah bangsa amburadul atau hancur, niscaya bangsa itu juga akan mengalami kehancuran,” tegasnya.

Alternatif produk kreatif kebudayaan Sunda dan UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/VxFgKhGSG
  2. https://s.shopee.co.id/2ViK45EenZ
  3. https://s.shopee.co.id/LdpUA4ip2
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 14 Sep 2025, 19:35 WIB

Sejarah Kegagalan Program Pembersihan Sungai Citarum, dari Orde Baru sampai Era Jokowi

Dari Prokasih sampai Citarum Harum, puluhan tahun janji bersih Sungai Citarum tak kunjung terwujud.
Sungai Citarum lautan sampah. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 14 Sep 2025, 17:52 WIB

Jejak Rasa di Pinggir Jalan: 5 Kuliner Kaki Lima Legendaris Bandung yang Tak Lekang Zaman

Di balik gemerlap kafe estetik dan restoran kekinian, kuliner kaki lima tetap menjadi denyut nadi yang menghidupkan Bandung sebagai surga wisata kuliner.
Di balik gemerlap kafe estetik dan restoran kekinian, kuliner kaki lima tetap menjadi denyut nadi yang menghidupkan Bandung sebagai surga wisata kuliner. (Sumber: Cireng Cipaganti)
Ayo Biz 14 Sep 2025, 16:43 WIB

Menakar Ulang Daya Tarik Bandung: Inovasi Wisata di Era Digital

Wisatawan kini lebih tertarik pada pengalaman yang menyatu dengan alam dan cita rasa lokal yang autentik.
Wisatawan kini lebih tertarik pada pengalaman yang menyatu dengan alam dan cita rasa lokal yang autentik. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 14 Sep 2025, 14:35 WIB

Melestarikan dengan Irama, Kasada dan Seni yang Bertahan

Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi.
Kasada lahir dari kegelisahan para pemerhati budaya terhadap lunturnya nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 14 Sep 2025, 13:26 WIB

Melihat Kemegahan Gunung-gemunung dari Puncak Telomoyo

Watu Tlatar itu aliran lava yang merupakan bukti tak terbantahkan bahwa Gunung Telomoyo semula gunung api aktif.
Citra satelit memperlihatkan jalan yang berkelok-kelok menuju puncak gunung. Di sisi timur terlihat cekungan, itulah kawah Gunung Telomoyo. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 14 Sep 2025, 10:29 WIB

Bandung Coret

Bandung Coret, pengingat bagiku untuk terus bertanya, "Apakah ini benar-benar penting? Apakah ini sungguh bermakna?".
Indahnya Gedung Sate (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 14 Sep 2025, 08:54 WIB

Jejak Panjang Sejarah Cianjur, Kota Santri di Kaki Gunung Gede

Dari batu-batu megalitik hingga kolonial Belanda, sejarah Cianjur kaya lapisan, sebelum akhirnya dikenal sebagai Kota Santri.
Pemandangan Danau Sindanglaya Cianjur di kaki Gunung Gede tahun 1900-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 14 Sep 2025, 08:45 WIB

Bandung Sudah Beken, Tinggal Dibikin Keren

Yang membuat Bandung keren bukan sekadar gedung tinggi atau mural warna-warni, tapi cara warganya hidup, berinteraksi, dan mencipta.
Salah satu proyek yang berlangsung di kota Bandung, beberapa waktu lalu. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 13 Sep 2025, 09:40 WIB

Kue Bandros, Cemilan Klasik Favorit Warga Bandung

Bandros merupakan jajanan tradisional khas Bandung yang hingga kini tetap eksis. Kue berbahan dasar tepung beras dan kelapa parut ini dikenal dengan tekstur lembut di bagian dalam serta sedikit garing
Ilustrasi Kue Bandros. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 13 Sep 2025, 08:57 WIB

Awug Cibeunying, Jajanan Tradisional Sunda yang Melegenda

Beras tidak hanya menjadi bahan utama nasi, tetapi juga dapat diolah menjadi berbagai sajian tradisional Nusantara yaitu Awug
Kue Awug atau dodongkal. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 20:25 WIB

Harapan Masa Depan Dunia Pencak Silat Majalengka

Siswa SMPN 1 Kasokandel sukses raih Juara 3 O2SN Pencak Silat tingkat Kabupaten Majalengka Tahun 2025.
Muhammad Vikri Hermansyah: Juara 3 Pencak Silat O2SN Tingkat Kabupaten Majalengka. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhammad Assegaf)
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 18:18 WIB

Bandung Melayani: Menghidupkan Pesan tentang Cinta, Hormat, dan Harapan

Membangun peradaban kota melalui pelayanan publik berintegritas,. Upaya strategis menghidupkan pesan tentang cinta, hormat, dan harapan.
Suasana Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 17:52 WIB

Satu Delapan Selfie & Eatery Merancang Ruang yang Menyentuh Psikologi Pengunjung

Dalam era digital yang serba visual, pengunjung kafe tak lagi hanya mencari rasa, tapi juga suasana yang bisa mereka abadikan dan bagikan.
Dalam era digital yang serba visual, pengunjung kafe tak lagi hanya mencari rasa, tapi juga suasana yang bisa mereka abadikan dan bagikan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 12 Sep 2025, 17:14 WIB

Jejak Sejarah Ujungberung, Kota Lama dan Kiblat Skena Underground di Timur Bandung

Sejarah Ujungberung menyatukan mitos Dayang Sumbi, sejarah kolonial, hingga dentuman gitar cadas Ujungberung Rebels di Bandung Timur.
Peta peta topografi Lembar Ujungberung tahun 1910. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 16:11 WIB

Dari Gang Tamim ke Cibaduyut: Jejak Belanja Rakyat di Kota Kreatif Bandung

Di balik gemerlap Factory Outlet dan mall modern, tersembunyi jejak sejarah pusat belanja rakyat di kota kreatif Bandung yang tetap eksis hingga kini.
Pasar Cibaduyut telah lama dikenal sebagai sentra sepatu kulit berkualitas sejak 1920-an. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 15:19 WIB

Street Season Wajah Kolektif Skena Bandung yang Tak Pernah Diam

Dari mural di gang sempit hingga dentuman musik indie di panggung terbuka, Bandung hidup dari semangat komunitas yang tak pernah padam.
Dari mural di gang sempit hingga dentuman musik indie di panggung terbuka, Bandung hidup dari semangat komunitas yang tak pernah padam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 15:10 WIB

Dakwah Gaya Baru lewat Lari dan Gaya Hidup Sehat

Bagi Mizan, seorang influencer dakwah, olahraga tidak hanya untuk menjaga kesehatan secara fisik tapi juga bisa menunjang semangat beribadah.
Mizan Zundulloh. (Sumber: Instagram/Mizan Zundulloh)
Ayo Jelajah 12 Sep 2025, 14:44 WIB

Tragedi Tanjakan Emen Subang 2018, Rem Blong yang Renggut Kehidupan Puluhan Ibu

Turunan Cicenang Subang populer disebut Tanjakan Emen. Tahun 2018, rem blong bus rombongan Tangsel bikin tragedi tewaskan puluhan nyawa.
Ilustrasi tragedi kecelakaan Tanjakan emen di Subang pada 2018 lalu.
Ayo Netizen 12 Sep 2025, 13:53 WIB

Tidak Hanya Jogja, Bandung Punya Sejarah Panjang Juga dengan Indonesia

Yogyakarta jadi ibu kota RI saat masa genting, sementara Bandung tampil sebagai simbol perlawanan lewat Bandung Lautan Api.
Ilustrasi Kota Bandung (Sumber: Foto: Pemerintahan Kota Bandung)
Ayo Biz 12 Sep 2025, 12:39 WIB

Dari Motif Oncom hingga Wajit Cililin, Semuanya Ada di Rumah Batik Lembang

Batik sudah lama menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Jika dahulu batik hanya dianggap sebagai hasil karya tangan dari beberapa daerah, kini posisinya telah naik kelas menjadi produk bernilai
Rumah Batik Lembang. (Foto: GMAPS)