Dari Gang Tamim ke Cibaduyut: Jejak Belanja Rakyat di Kota Kreatif Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Jumat 12 Sep 2025, 16:11 WIB
Pasar Cibaduyut telah lama dikenal sebagai sentra sepatu kulit berkualitas sejak 1920-an. (Sumber: Ayobandung.id)

Pasar Cibaduyut telah lama dikenal sebagai sentra sepatu kulit berkualitas sejak 1920-an. (Sumber: Ayobandung.id)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung bukan hanya kota kreatif, tapi juga surga belanja yang tak pernah kehilangan pesonanya. Dijuluki Paris van Java, kota ini menyuguhkan beragam destinasi wisata, mulai dari kuliner, alam, hingga belanja yang menggoda dompet dan selera. Di balik gemerlap Factory Outlet dan mall modern, tersembunyi jejak sejarah pusat belanja rakyat yang tetap eksis hingga kini.

Sejak era kolonial, Bandung telah menjadi pusat perdagangan di Jawa Barat. Pasar-pasar tradisional tumbuh di tengah geliat kota, menjadi tempat bertemunya pedagang lokal dan pembeli dari berbagai kalangan. Kini, tempat-tempat belanja murah meriah di Bandung tak hanya jadi andalan warga lokal, tapi juga destinasi favorit wisatawan domestik dan mancanegara.

1. Pasar Baru Trade Center: Simbol Belanja Grosir Sejak Era Kolonial

Pasar Baru Trade Center adalah ikon belanja Bandung yang telah berdiri sejak zaman Hindia Belanda. Awalnya dikenal sebagai pusat tekstil elite, tempat ini menjadi saksi transformasi Bandung sebagai kota dagang. Lokasinya yang strategis di pusat kota menjadikannya magnet bagi pedagang dan pembeli dari berbagai daerah.

Kini, Pasar Baru menjelma menjadi pusat grosir modern yang menawarkan beragam produk fashion, perlengkapan rumah tangga, hingga oleh-oleh khas Bandung. Turis dari Malaysia dan Timur Tengah pun menjadikannya destinasi wajib karena harga yang kompetitif dan pilihan barang yang melimpah.

Namun, tantangan digitalisasi mulai terasa. Persaingan dengan e-commerce dan perubahan gaya belanja generasi muda memaksa para pedagang untuk beradaptasi. Beberapa mulai merambah marketplace, tapi daya tarik pengalaman belanja langsung tetap menjadi kekuatan utama Pasar Baru.

2. Sentra Rajut Binong Jati: Rajutan Lokal yang Mendunia

Sentra Rajut Binong Jati lahir dari semangat swadaya masyarakat Bandung Timur. Sejak 1980-an, warga setempat memproduksi sweater, syal, dan cardigan dengan teknik rajut manual. Produk mereka dikenal awet, hangat, dan memiliki sentuhan personal yang sulit ditiru oleh pabrik besar.

Desain yang bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan menjadi nilai tambah. Harga yang terjangkau membuatnya digemari oleh pelajar, wisatawan, hingga reseller. Binong Jati pun menjadi bukti bahwa kreativitas lokal bisa bersaing dengan brand internasional.

Namun, tantangan muncul dari minimnya promosi digital dan keterbatasan akses pasar. Untuk tetap relevan, pelaku usaha rajut perlu memperkuat branding dan menjalin kolaborasi dengan komunitas kreatif serta influencer lokal.

3. Jalan Cihampelas: Lorong Jeans yang Bertransformasi

Jalan Cihampelas awalnya dikenal sebagai sentra jeans sejak 1980-an. Toko-toko kecil menjual celana dan jaket denim dengan harga terjangkau. Seiring waktu, kawasan ini berkembang menjadi pusat oleh-oleh dan kaos bertulisan humor khas Sunda yang menarik perhatian wisatawan.

Transformasi Cihampelas semakin terasa dengan hadirnya Cihampelas Walk dan skywalk yang menambah daya tarik visual. Meski begitu, kemacetan dan kepadatan pengunjung saat akhir pekan menjadi tantangan tersendiri bagi kenyamanan wisata belanja.

Di era digital, toko-toko di Cihampelas mulai menghadapi persaingan dari brand online. Namun, pengalaman belanja langsung dan interaksi dengan penjual tetap menjadi daya tarik yang sulit digantikan oleh layar gadget.

4. Pasar Cimol Gedebage: Petualangan Thrifting yang Autentik

Pasar Cimol Gedebage adalah surga bagi pencinta barang bekas berkualitas. Sejak awal 2000-an, pasar ini dikenal sebagai tempat berburu pakaian sisa ekspor, sepatu vintage, hingga barang langka yang tak ditemukan di toko biasa. Sensasi menemukan “harta karun” di antara tumpukan barang menjadi daya tarik tersendiri.

Meski panas dan berdesakan, suasana pasar ini justru menjadi bagian dari pengalaman belanja yang otentik. Banyak pembeli datang dengan pakaian nyaman dan semangat eksplorasi, siap menawar dan menemukan barang unik dengan harga miring.

Namun, tantangan kebersihan, keamanan, dan penataan ruang menjadi isu yang perlu diperhatikan. Jika dikelola lebih baik, Gedebage bisa menjadi destinasi thrifting yang mendunia dan ramah wisatawan.

5. Pasar Cibaduyut: Sepatu Lokal yang Tahan Uji Zaman

Pasar Cibaduyut telah lama dikenal sebagai sentra sepatu kulit berkualitas. Sejak 1920-an, pengrajin sepatu di kawasan ini melayani pesanan dari berbagai daerah. Produk mereka terkenal awet, nyaman, dan bisa disesuaikan dengan model yang diinginkan pelanggan.

Kemampuan untuk membuat sepatu custom menjadi keunggulan tersendiri. Meski waktu produksi bisa memakan 1–2 minggu, hasilnya sebanding dengan kualitas dan kepuasan pelanggan. Cibaduyut pun menjadi simbol ketekunan dan keahlian lokal.

Namun, persaingan dengan sepatu impor dan brand besar menuntut inovasi. Pengrajin perlu memperkuat desain, memperluas pemasaran digital, dan membangun narasi brand yang kuat agar tetap relevan di mata generasi muda.

6. Pasar Kota Kembang: Permata Tersembunyi di Dalem Kaum

Terletak di jantung kota, Pasar Kota Kembang sering terlewatkan karena tertutup pedagang kaki lima. Namun, di dalamnya terdapat kios-kios yang menjual tas, sandal, dan pernak-pernik dengan harga miring. Sejak era 1990-an, pasar ini menjadi alternatif belanja bagi warga yang ingin hemat tapi tetap gaya.

Pasar ini juga dikenal sebagai pusat CD dan DVD, meski kini peran itu mulai tergeser oleh digital streaming. Namun, kios-kios fashion dan aksesoris tetap bertahan, menawarkan barang-barang unik yang jarang ditemukan di pusat perbelanjaan modern.

Tantangannya adalah visibilitas dan akses. Jika dikelola lebih baik dan dipromosikan sebagai hidden gem, Pasar Kota Kembang bisa menjadi destinasi belanja yang menarik bagi wisatawan muda yang gemar eksplorasi.

7. Pasar Jumat Pusda’i: Tradisi Belanja Sehari yang Dinanti

Pasar ini hanya buka setiap Jumat, namun selalu ramai. Berawal dari inisiatif warga sekitar Pusda’i, pasar ini menjual baju bekas, sisa ekspor, hingga makanan ringan. Meski hanya sehari, daya tariknya tetap kuat karena harga yang sangat terjangkau dan suasana yang akrab.

Banyak pembeli datang pagi-pagi untuk mendapatkan barang terbaik. Interaksi langsung dengan penjual dan suasana kekeluargaan menjadikan pasar ini lebih dari sekadar tempat belanja—ia adalah ruang sosial yang hidup.

Namun, karena sifatnya temporer, tantangan pengelolaan dan promosi menjadi penting. Jika dikemas sebagai event mingguan yang konsisten, Pasar Jumat bisa menjadi bagian dari kalender wisata belanja Bandung.

8. Gang Tamim: Lorong Denim yang Tak Pernah Sepi

Gang kecil di belakang Pasar Baru ini menyimpan kekayaan fashion berbahan denim. Sejak 1980-an, Gang Tamim dikenal sebagai tempat membeli bahan jeans dan memesan celana custom. Banyak pembeli datang untuk mencari potongan yang pas dan desain yang sesuai selera.

Harga yang terjangkau dan kualitas bahan menjadi daya tarik utama. Pengrajin lokal di sini memiliki keahlian tinggi dalam menjahit dan menyesuaikan ukuran, menjadikannya favorit bagi pencinta fashion yang ingin tampil beda.

Namun, branding dan digitalisasi masih minim. Jika pelaku usaha di Gang Tamim mulai memanfaatkan media sosial dan e-commerce, potensi pasar mereka bisa jauh lebih luas.

9. Pasar Kaget Monumen Perjuangan: Relokasi yang Tetap Ramai

Dulu dikenal sebagai Pasar Gasibu, pasar ini direlokasi ke Monumen Perjuangan karena kebijakan tata kota. Meski berpindah, semangat belanja pagi tetap hidup. Baju sisa ekspor, makanan ringan, dan suasana komunitas menjadikannya tempat belanja sekaligus nongkrong warga Bandung.

Pasar ini juga menjadi tempat favorit bagi pelari pagi dan keluarga yang berolahraga. Setelah aktivitas fisik, mereka bisa langsung berbelanja atau menikmati jajanan khas Bandung yang tersedia di sekitar area.

Tantangannya adalah konsistensi dan kenyamanan. Jika fasilitas ditingkatkan dan promosi diperkuat, pasar ini bisa menjadi destinasi belanja mingguan yang menyenangkan dan aman.

10. Pasar Andir: Alternatif Belanja Grosir yang Terjangkau

Pasar Andir mungkin tak sepopuler Pasar Baru atau Cibaduyut, tapi sejak lama menjadi tempat belanja grosir pakaian dengan harga bersahabat. Terletak di Jalan Arjuna, kawasan Ciroyom, pasar ini melayani pedagang kecil, reseller, dan pembeli eceran yang mencari produk fashion dengan harga kompetitif. Produk yang ditawarkan pun cukup lengkap, mulai dari pakaian anak, dewasa, hingga perlengkapan rumah tangga.

Daya tarik utama Pasar Andir adalah sistem grosirnya yang memungkinkan pembeli mendapatkan harga lebih murah jika membeli dalam jumlah banyak. Banyak pelaku UMKM dan toko kecil di Bandung dan sekitarnya yang bergantung pada stok dari pasar ini. Meski tampilannya sederhana, kualitas barang yang dijual cukup bersaing dan cocok untuk kebutuhan sehari-hari maupun usaha kecil.

Namun, tantangan modernisasi dan minimnya digitalisasi membuat Pasar Andir perlu berbenah. Dengan promosi yang lebih kuat dan dukungan platform online, pasar ini berpotensi menjadi pusat distribusi fashion lokal yang lebih luas. Jika dikelola dengan strategi yang tepat, Pasar Andir bisa menjadi tulang punggung ekonomi mikro di Bandung yang tetap relevan di era belanja digital.

Tantangan Eksistensi dan Strategi Bertahan di Tengah Gempuran Modernisasi

Meski tempat-tempat belanja ini masih ramai, tren belanja online mulai menggeser kebiasaan masyarakat. Kemudahan transaksi digital, promo e-commerce, dan gaya hidup instan membuat pasar tradisional harus beradaptasi. Beberapa mulai hadir di marketplace, namun banyak yang masih mengandalkan kunjungan langsung.

Anak muda kini lebih memilih belanja cepat dan praktis. Namun, sebagian mulai kembali ke pasar tradisional karena nilai autentik dan pengalaman unik. Tren thrifting, belanja lokal, dan pencarian barang vintage menjadi celah bagi pasar-pasar ini untuk tetap relevan.

Komunitas lokal, influencer, dan kreator konten mulai mengangkat kembali tempat belanja murah meriah ini. Lewat video, blog, dan media sosial, mereka mengajak generasi muda untuk menjelajahi pasar-pasar yang menyimpan sejarah dan cerita rakyat.

Belanja bukan hanya soal transaksi, tapi juga pengalaman budaya. Bandung menjadikan wisata belanja sebagai bagian dari identitas kota. Dari rajutan tangan hingga sepatu kulit, setiap produk menyimpan cerita tentang kerja keras, kreativitas, dan semangat warga.

Agar tetap eksis, pelaku usaha di pasar-pasar ini perlu berinovasi. Digitalisasi, kolaborasi dengan kreator lokal, dan peningkatan kualitas layanan.

Alternatif produk kreatif Bandung atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/8zvkihQwiI
  2. https://s.shopee.co.id/9pUriKKFYz
  3. https://s.shopee.co.id/8AMdjNcPU1

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 31 Okt 2025, 07:50 WIB

Menepi Sejenak Menikmati Sore di Bandung Utara

Kamakarsa Garden adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi di daerah Bandung Utara untuk sejenak menepi dari hingar-bingar perkotaan.
Kamakarsa Garden (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 19:42 WIB

Perempuan Pemuka Agama, Kenapa Tidak?

Namun sejarah dan bahkan tradisi suci sendiri, tidak sepenuhnya kering dari figur perempuan suci.
Dalam Islam, Fatimah az-Zahra, putri Nabi, berdiri sebagai teladan kesetiaan, keberanian, dan pengetahuan. (Sumber: Pexels/Mohamed Zarandah)
Beranda 30 Okt 2025, 19:40 WIB

Konservasi Saninten, Benteng Hidup di Bandung Utara

Hilangnya habitat asli spesies ini diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir.
Leni Suswati menunjukkan pohon saninten. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 17:33 WIB

Mental Mengemis sebagai Budaya, Bandung dan Jalan Panjang Menuju Kesadaran Sosial

Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan.
Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan. (Sumber: Pexels)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 17:24 WIB

Review Non-Spoiler Shutter versi Indonesia: Horor lewat Kamera yang Tidak Biasa

Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004).
Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004). (Sumber: Falcon)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 16:33 WIB

Sastra dan Prekariat: Ketimpangan antara Nilai Budaya dan Realitas Ekonomi

Kehidupan penulis sastra rentan dengan kondisi prekariat, kaum yang rentan dengan kemiskinan.
Para penulis yang mengabdikan diri pada sastra terjebak dalam kondisi prekariat—kelas sosial yang hidup dalam ketidakpastian ekonomi. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 15:56 WIB

Dorong Kolaborasi dan Literasi Finansial, Sosial Media Meetup Bakal Digelar di Bandung

Indonesia Social Media Network (ISMN) yang digagas Ayo Media Network akan menggelar kegiatan ISMN Meetup 2025 di Bandung, pada 2 Desember 2025 mendatang.
Indonesia Social Media Network (ISMN) yang digagas Ayo Media Network akan menggelar kegiatan ISMN Meetup 2025 di Bandung, pada 2 Desember 2025 mendatang. (Sumber: dok. Indonesia Social Media Network (ISMN))
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 15:43 WIB

Gaya Komunikasi Teknokrat

Komunikasi dalam pemerintahan sejatinya dipakai untuk saling mendukung dalam mensukseskan program atau kebijakan pemerintah untuk publik.
Purbaya sebagai seorang figur dan representasi pemerintah, gaya komunikasi menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya, dan selalu menjadi sorotan. (Sumber: inp.polri.go.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 15:13 WIB

Sarkanjut, Cekungan Berair yang Tersebar Luas

Toponimi Sarkanjut, gabungan dari kata sar dan kanjut, secara arti kata, sarkanjut adalah kantong yang banyak tersebar di kawasan itu.
Citra satelit Situ Sarkanjut, di Tambaksari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Jelajah 30 Okt 2025, 14:42 WIB

Sejarah Stadion Sidolig, Saksi Bisu Perjuangan Sepak Bola Bandung

Sidolig dulunya simbol diskriminasi di Hindia Belanda, kini jadi saksi lahirnya legenda-legenda Persib Bandung.
Pertandingan antara SIDOLIG dengan de Militaire Gymnastiek- en Sportschool. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 14:41 WIB

Penguatan Fondasi Numerasi melalui Kelas Berhitung Sederhana

Numerasi merupakan kemampuan dasar yang menjadi fondasi penting bagi anak-anak dalam memahami berbagai aspek perhitungan di kehidupan.
Kelas mengitung sederhana di padepokan kirik nguyuh(11/10/2025)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 14:36 WIB

Kemacetan Bandung Bukan Sekadar Lalu Lintas, Ini Soal Kesadaran Kolektif

Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 13:15 WIB

Inspirasi dari Kampung Nyalindung, Petani Inovatif yang Mengubah Desa

Seorang petani biasa yang mengubah desanya daei sektor pertanian.
Petani Biasa yang mengubah desa dari sektor pertanian, Ahmad Suryana asal kampung nyalindung. (Foto: fikri syahrul mubarok/Sumber: Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 11:11 WIB

Nongkrong Estetik Tanpa Khawatir Kantong Jebol

Mau nongkrong santai, nugas bareng, atau sekadar hunting foto estetik, semua bisa kamu lakuin di sini tanpa takut kantong jebol!
 (Sumber: Akun Instagram @hangout Oi_)
Beranda 30 Okt 2025, 09:50 WIB

Ulin Barong Sekeloa, Tarian Tua yang Hidup Kembali di Tangan Generasi Z Bandung

Ia menyesalkan bahwa dulu, banyak kegiatan kesenian tidak terekam dengan baik. Kini, dokumentasi menjadi prioritas agar generasi mendatang punya jejak untuk dipelajari.
Seni Ulin Barong kesenian khas Sekeloa Kelurahan Lebakgede yang usianya sudah lebih dari satu abad. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 09:20 WIB

Belajar di Era Digital: Media, Sahabat Baru ASN

Di era digital, belajar tidak bisa lepas dari peran media.
Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: dinkominfo.demakkab.go.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 07:04 WIB

Bukan Sekedar Tren 'Clean Eating' Bentuk Tanggung Jawab terhadap Bumi

Clean eating tidak hanya sekedar upaya dalam menjaga tubuh tetap sehat melainkan bisa menjadi upaya menjaga bumi.
Siapa sangka Clean Eating adalah langkah paling kecil dan sederhana untuk menjaga bumi (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 29 Okt 2025, 20:38 WIB

Sunyi yang Tak Pernah Sepi, Rumah Cemara dan Luka yang Dirawat Diam-diam

Datang tanpa suara, menyusup pelan ke dalam tubuh, lalu menetap. HIV bukan penyakit yang berteriak. Ia diam, menyembunyikan diri di balik senyum, rutinitas, dan pakaian bersih.
Datang tanpa suara, Menyusup pelan ke dalam tubuh, lalu menetap. HIV bukan penyakit yang berteriak. Ia diam, menyembunyikan diri di balik senyum, rutinitas, dan pakaian bersih.
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 20:24 WIB

Mengenal Sel Super Maximum Security (SMS) yang Ditempati Artis Ammar Zoni di Nusakambangan

Kali ini bukan terkait terorisme, tetapi menyangkut Ammar Zoni yang baru saja menjadi penghuni baru Lapas Nusakambangan.
Ammar Zoni. (Sumber: PMJ News)
Ayo Biz 29 Okt 2025, 18:40 WIB

Bandung, Kota Bakmi Baru? Menakar Potensi Pasar Kuliner Lewat Festival Tematik

Bandung, dengan populasi lebih dari 2,5 juta jiwa dan tingkat kunjungan wisata yang tinggi, menjadi lahan subur bagi pertumbuhan bisnis kuliner berbasis mie.
Bandung, dengan populasi lebih dari 2,5 juta jiwa dan tingkat kunjungan wisata yang tinggi, menjadi lahan subur bagi pertumbuhan bisnis kuliner berbasis mie. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)