Di saat pelatihan public speaking kerap dibandrol dengan harga mahal, Ripaldi atau yang akrab disapa dengan kang Ripal justru memilih jalan berbeda. Melalui komunitas Teman Bicara, Ripaldi membuka ruang belajar gratis bagi mahasiswa dan pencari kerja yang ingin berani bicara, tampil percaya diri, dan punya peluang lebih luas di dunia nyata.
Kehadiran Komunitas Teman Bicara bukan muncul begitu saja. Di balik komunitas tersebut, terdapat perjalanan panjang Ripaldi dalam dunia public speaking yang bermula dari ketertarikannya pada dunia MC sejak beberapa tahun lalu. Pengalaman itulah yang kemudian membentuk kepeduliannya terhadap pentingnya kemampuan berbicara, terutama bagi anak muda yang sedang mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
Komunitas Teman Bicara hadir sebagai ruang belajar public speaking gratis bagi mahasiswa dan pencari kerja. Teman Bicara membuka kelas tanpa biaya dengan materi yang beragam, mulai dari public speaking dasar, MC, announcer, hingga voice over. Ripaldi menegaskan bahwa sejak awal Teman Bicara memang ditujukan bagi mereka yang ingin belajar tetapi memiliki keterbatasan finansial.
“Target aku itu mahasiswa dan anak-anak yang lagi cari kerja, yang notabenenya harus pintar mengelola uang,” ujar Ripaldi.
Ia melihat banyak anak muda yang sedang menunggu pekerjaan dan memiliki waktu luang, namun belum memiliki wadah untuk mengisi waktu tersebut dengan kegiatan yang produktif. Dari kondisi itu, ia berinisiatif mengumpulkan para pencari kerja dan membekali mereka dengan keterampilan yang relevan, khususnya public speaking yang dibutuhkan di dunia kerja.
Ketertarikan Ripaldi pada dunia MC dan public speaking telah dimulai sejak 2017. Ia mulai belajar secara bertahap hingga akhirnya menekuni bidang tersebut secara profesional sekitar tahun 2020. Pengalaman tersebut membentuk pandangannya bahwa kemampuan berbicara bukan sekadar bakat, melainkan keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan melalui proses latihan yang konsisten.

Teman Bicara berkembang secara bertahap dari batch awal hingga kini mencapai batch ke-17. Seiring berjalannya waktu, jenis kelas yang disediakan pun semakin beragam. Selain public speaking dan MC, komunitas ini juga menghadirkan kelas announcer dan voice over dengan mengundang coach-coach berpengalaman. Seluruh kegiatan tersebut diselenggarakan secara gratis sebagai bentuk komitmen Ripaldi untuk menghadirkan ruang belajar yang inklusif dan bermanfaat.
Tantangan terbesar dalam membangun Teman Bicara adalah mengatasi rasa malu dan takut yang masih dimiliki banyak anak muda untuk berbicara di depan umum. Menurut Ripaldi, public speaking merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, namun belum banyak disadari pentingnya.
“Public speaking itu sangat dibutuhkan, karena ketika orang sudah bisa public speaking, di mana pun dia berada pasti akan dibutuhkan,” ungkapnya.
Yang membedakan Teman Bicara dengan komunitas serupa adalah pendekatannya yang tidak hanya fokus pada satu bidang. Selain belajar public speaking, peserta juga diajak untuk berbagi pengalaman dan belajar di berbagai kelas pendukung. Ripaldi menekankan pentingnya rasa kekeluargaan dalam komunitas, sehingga Teman Bicara tidak berkembang menjadi kelompok yang eksklusif, melainkan menjadi ruang yang nyaman dan terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.
Ripaldi tidak bergantung pada sponsor besar. Selama ini, kegiatan komunitas berjalan dengan dukungan dari hasil endorse serta donasi para anggota dan relawan. Dengan sistem tersebut, Teman Bicara tetap dapat bertahan dan berjalan konsisten tanpa menghilangkan prinsip awalnya sebagai komunitas belajar gratis yang mengutamakan kebermanfaatan.
Tidak sedikit anggota yang awalnya merasa ragu untuk berbicara di depan umum, kini mulai berani tampil dan mengasah kemampuan public speaking. Selain meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan yang diperoleh juga membuka peluang bagi peserta untuk mendapatkan pekerjaan sampingan melalui jalur MC atau bidang berbicara lainnya. Ripaldi berharap Teman Bicara dapat dikenal lebih luas dan menjangkau lebih banyak anak muda.
“Kedepannya aku mau teman bicara lebih banyak dikenal dan banyak memberikan kebermanfaatan tentunya, punya pekerjaan sampingan dari jalur bicara,” ujarnya.
Di balik kegiatan formal dan kesibukannya sebagai MC, Ripaldi tetap konsisten mengembangkan Teman Bicara sebagai ruang belajar gratis yang mengedepankan kebermanfaatan dan rasa kekeluargaan. Pesan yang ia tinggalkan untuk peserta pun sederhana namun kuat, terus belajar, jangan takut mencoba, dan serahkan hasilnya pada ikhtiar dan doa. Dengan semangat itu, Teman Bicara terus menjadi rumah kedua bagi anak muda yang ingin berani berbicara dan berkembang. (*)
