AYOBANDUNG.ID -- Bukan hanya soal makanan atau desain, daya tarik sebuah kafe kini terletak pada bagaimana ia mampu membentuk pengalaman emosional. Satu Delapan Selfie & Eatery di Bandung memahami hal ini dengan sangat baik.
Kafe ini tidak sekadar menyajikan suasana tropikal vintage yang estetis, tapi juga merancang ruang yang menyentuh psikologi pengunjung, membuat mereka merasa nyaman, terhubung, dan ingin kembali.
Dalam era digital yang serba visual, pengunjung kafe tak lagi hanya mencari rasa, tapi juga suasana yang bisa mereka abadikan dan bagikan. Satu Delapan menjawab kebutuhan ini dengan menciptakan ruang yang memicu rasa senang, nostalgia, dan kebanggaan akan estetika.
“Kita pengin sesuatu yang renyah dan kelas tropikal vintage-nya dapat,” ujar Direktur Operasional Satu Delapan, Sony Herlambang.
Psikologi ruang menjadi elemen penting dalam desain interior kafe ini. Ornamen rotan, kayu, dan tanaman tropis kecil bukan hanya dekoratif, tapi juga menghadirkan nuansa alami yang menenangkan. Sarande Area, misalnya, dirancang untuk membangkitkan rasa rileks dan eksotis, lengkap dengan kursi rotan bermotif pohon kelapa dan kandang love birds yang menyerupai gapura.
Tulisan “Underneath the Mango Tree” di dinding Sarande Area bukan sekadar hiasan. Ia menjadi pemicu imajinasi, mengajak pengunjung membayangkan suasana pantai dan tarian Hawaii. Efek psikologisnya jelas, menciptakan momen yang menyenangkan dan layak diabadikan.
“Ujung-ujungnya, memancing orang-orang untuk datang ke kafe itu demi sebuah foto,” kata Sony.
Tagline “Selfie & Eatery” pun lahir dari pemahaman akan perilaku konsumen masa kini. Swafoto pun bukan lagi aktivitas sekunder, tapi bagian dari pengalaman utama yang ditawarkan kafe ini.

“Karena bisa dilihat banyak spot-spot di sini yang sayang dilewatkan buat ber-selfie,” tambah Sony.
Area utama kafe dirancang untuk memicu rasa nostalgia dan kehangatan. Kursi rotan berbagai ukuran, warna tosca yang segar, dan lampu-lampu hias menciptakan atmosfer yang akrab dan menyenangkan.
Pengunjung tidak hanya duduk dan makan, tapi juga merasa “di rumah”, sebuah efek psikologis yang memperpanjang durasi kunjungan dan meningkatkan kemungkinan mereka kembali.
Sudut favorit untuk berswafoto, dengan latar lampu kuning simetris dan jendela kayu besar, menjadi simbol bagaimana desain bisa memengaruhi perilaku. Pengunjung merasa “terlihat” dan “terhubung” dengan ruang, menciptakan rasa kepemilikan terhadap momen yang mereka alami.
"Di area utama memang aura vintage-nya kerasa banget. Mulai dari ornamen rotan, lampu, sama pohon-pohon kecilnya," ujar Sony.
Area bar di bagian belakang pun tak luput dari pendekatan psikologis. Dinding putih, balok kayu ekspos, dan kursi rotan menciptakan kesan bersih dan terbuka. Tata pencahayaan yang optimal dengan spotlight, downlight, dan LED tersembunyi membantu menciptakan suasana yang tenang dan fokus, cocok untuk menikmati racikan kopi atau mocktail.
Efek psikologis dari desain tropikal vintage ini bukan hanya dirasakan, tapi juga dibagikan. Pengunjung yang merasa nyaman dan terinspirasi akan cenderung mengunggah pengalaman mereka, memperluas jangkauan kafe secara organik. Satu Delapan Selfie & Eatery memahami bahwa psikologi pengunjung bisa menjadi strategi bisnis yang kuat.
“Karena kita juga pengin ngeliatin warna-warna yang ada memang penuh warna, mulai dari desain sampai tampilan makanannya juga,” pungkas Sony.
Alternatif kuliner atau produk UMKM serupa: