AYOBANDUNG.ID -- Makanan beku atau frozen food kini bukan lagi sekadar cadangan darurat di lemari es. Ia telah berevolusi menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat urban yang menginginkan kepraktisan tanpa mengorbankan cita rasa dan kualitas. Dari bakso, sosis, hingga smoked beef, produk olahan beku semakin digemari lintas generasi dan profesi.
Perubahan pola konsumsi ini erat kaitannya dengan ritme kehidupan modern. Waktu yang terbatas, mobilitas tinggi, dan tuntutan efisiensi membuat masyarakat mencari solusi makanan yang cepat, mudah, namun tetap lezat dan bergizi. Frozen food menjawab kebutuhan itu dengan fleksibilitas dalam penyajian dan penyimpanan.
Tak hanya ibu rumah tangga yang harus pintar menyiasati menu harian keluarga, mahasiswa dan pekerja kantoran pun kini mengandalkan frozen food sebagai penyelamat di tengah kesibukan. Makanan beku menjadi pilihan karena bisa diolah kapan saja, di mana saja, tanpa perlu persiapan rumit atau bahan tambahan.
Namun, di balik kenyamanan tersebut, muncul tantangan besar yang harus dihadapi oleh industri frozen food, di mana persepsi konsumen terhadap kualitas dan kesehatan produk beku. Masih banyak yang menganggap frozen food sebagai makanan instan yang minim gizi dan penuh pengawet, padahal kenyataannya tidak selalu demikian.
Teknologi pengolahan makanan beku telah berkembang pesat. Proses pembekuan modern mampu menjaga kandungan nutrisi dan rasa asli bahan makanan. Bahkan, beberapa produk kini diproses dengan standar keamanan pangan internasional dan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi.
“Dari sisi industri, dari sisi productivity mesin kami memang sudah cukup canggih untuk produksi frozen food mulai dari sosis, baso, smoked beef,” ujar Mulya Triyuana, Business Development Manager dari salah satu brand frozen food lokal Belmeat.
Meski demikian, edukasi konsumen tetap menjadi tantangan utama. Banyak yang belum memahami cara penyimpanan dan pengolahan frozen food yang benar. Kesalahan dalam menyimpan atau memasak bisa mengurangi kualitas produk, bahkan berisiko pada kesehatan. Produsen dituntut untuk memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami.
“Kami juga sebagai pelaku di industri ini sudah mempunyai sertifikasi yang cukup internasional dari ACCP, NKV, dan standar-standar mutu yang lain yang sudah disahkan oleh pemerintah,” tambah Mulya.
Segmentasi pasar frozen food pun semakin meluas. Jika dulu hanya menyasar kalangan tertentu, kini produk beku telah merambah ke berbagai strata sosial ekonomi. Inovasi menjadi kunci dalam mempertahankan daya saing. Produsen berlomba menghadirkan varian baru yang lebih sehat, lebih lezat, dan lebih praktis.
“Alhamdulillah kami sudah memproduksi 9 varian dan saat ini sudah existing di modern market,” ungkap Mulya.
Teknologi produksi juga memainkan peran penting dalam menjaga kualitas. Mesin-mesin canggih memungkinkan pengolahan makanan dengan suhu terkontrol, menjaga rasa dan tekstur tetap optimal meski disimpan dalam waktu lama.
“Di tingkat produksinya, mesin yang cukup canggih jadi keunggulan kami karena produk ini memang dari pabrik sudah di-setting tingkat pemasakannya di bawah 18 derajat celcius,” kata Mulya.
Namun, dari sisi kesehatan, konsumen tetap perlu cermat. Beberapa produk frozen food mengandung kadar garam, lemak jenuh, atau bahan tambahan yang tinggi. Konsumsi berlebihan tanpa memperhatikan komposisi gizi bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang, seperti hipertensi atau obesitas.
Pakar gizi menyarankan agar konsumen membaca label dengan teliti, memilih produk dengan bahan alami, dan mengimbangi konsumsi frozen food dengan makanan segar. Kesadaran ini penting agar kepraktisan tidak mengorbankan kesehatan.
Di sisi lain, tren konsumsi frozen food menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbuka terhadap makanan beku sebagai bagian dari keseharian. Namun, keberhasilan industri ini tidak hanya bergantung pada rasa dan harga, tetapi juga pada transparansi, edukasi, dan inovasi berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa frozen food bukan hanya soal kepraktisan, tapi juga soal kualitas dan rasa yang bisa dinikmati semua kalangan. Dengan teknologi dan standar mutu yang kami miliki, kami ingin menjadikan makanan beku sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan modern masyarakat," ujar Mulya.
Alternatif produk frozen food dari brand Belmeat: