AYOBANDUNG.ID -- Bandung tak pernah kehabisan kejutan kuliner. Kota yang dikenal sebagai pusatnya kreativitas ini kini menyambut gelombang baru dari Timur yakni kuliner Jepang yang makin meresap dalam keseharian masyarakat urban. Dari sushi roll sederhana hingga foie gras premium, pilihan menu Jepang kini hadir di berbagai penjuru kota, membentuk lanskap gastronomi yang semakin beragam.
Sushi, yang dulunya dianggap sebagai makanan eksklusif, kini menjadi bagian dari rutinitas makan siang, hangout akhir pekan, hingga sajian elegan untuk perayaan. Popularitasnya tak hanya tumbuh di restoran mewah, tapi juga di gerai pinggir jalan yang menyajikan maki dan nigiri dengan harga terjangkau.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana Bandung, dengan karakter masyarakatnya yang terbuka dan pencinta inovasi, menjadi tempat ideal bagi kuliner Jepang untuk berkembang. Tak perlu terbang ke Tokyo, cukup melangkah ke sudut kota, dan kamu bisa menemukan sushi yang menggoda selera.
Salah satu nama yang ikut membentuk tren kuliner ini adalah Okinawa Sushi. Setelah sukses di Jakarta, Bali, Medan, dan Surabaya, restoran ini membuka cabang di 23 Paskal Bandung. Menurut Owner Okinawa 23 Paskal, Tjeng Evelyn, Bandung memiliki potensi besar karena kompetitor sushi belum sebanyak di ibu kota.
"Di Bandung, nama sushi-sushi yang besar itu masih dikit dan menurut aku kalau Okinawa Sushi masuk ke Bandung bisa jalan dan bisa sukses. Bisa ramai juga karena antusias orang Bandung ke makanan Jepang lumayan kuat," kata Tjeng Evelyn saat ditemui Ayobandung.
Okinawa Sushi menawarkan berbagai varian menu, dari maki sederhana hingga sushi premium berisi foie gras. Strategi harga yang fleksibel membuat restoran ini mampu menjangkau berbagai segmen konsumen.
"Okinawa Sushi ini menghadirkan macam-macam menu, dari range-nya yang bawah juga disajikan kayak menu maki hingga menu sushi paling premium," ungkap Evelyn.
Tak hanya soal rasa, Okinawa Sushi juga mengedepankan estetika penyajian. Sushi disajikan di tangga kayu, ornamen pohon, hingga rumah kayu mini yang menggemaskan. "Menurut aku cara penyajian kami juga berbeda," ujar Evelyn.

Interior restoran pun dirancang untuk menciptakan suasana hangat dan elegan. Ornamen kayu, batu putih, dan bunga kertas putih di langit-langit menjadi elemen desain yang memperkuat nuansa Jepang modern. Pengunjung tak hanya makan, tapi juga menikmati atmosfer yang mendukung pengalaman kuliner secara menyeluruh.
Selain sushi, Okinawa Sushi juga menyajikan gyu katsu, soba, udon, rice bowl, dan salad. Dengan harga mulai dari Rp30.000, restoran ini menjadi pilihan menarik bagi pecinta kuliner Jepang yang menginginkan kualitas tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. "Untuk harga dari sushi di Okinawa Sushi ini pun cukup beragam," ujar Evelyn.
Tak jauh dari Okinawa Sushi, Gion The Sushi Bar juga membuka cabang di 23 Paskal. Restoran asal Jakarta ini membawa konsep fusion food yang menggabungkan cita rasa Jepang dan Italia. Menu seperti sushi dengan lelehan keju di atas hot plate menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Pertumbuhan restoran Jepang di Bandung bukan sekadar soal bisnis, tapi juga cerminan dari perubahan gaya hidup. Masyarakat urban kini menjadikan kuliner sebagai bagian dari identitas dan ekspresi diri. Sushi, dengan keindahan visual dan cita rasa yang khas, menjadi simbol dari transformasi tersebut.
Operational Manager Gion The Sushi Bar, Maulana Siswanto, menyebut kehadiran cabang Bandung sebagai langkah strategis dalam ekspansi bisnis. "Pembukaan cabang ini menandai langkah penting dalam perluasan jaringan restoran kami," ujar Maulana.
Alternatif kuliner Jepang atau produk UMKM serupa: