Kupat Tahu Gempol, kuliner khas Bandung yang hadir sejak 1965. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ayo Biz

Kupat Tahu Gempol: Menjaga Warisan Rasa Sejak 1965

Kamis 29 Mei 2025, 11:09 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Di sebuah sudut kecil Kota Bandung, di antara riuhnya pasar dan jalanan yang tak pernah sepi, berdiri tegak sebuah warisan rasa yang telah menemani pagi banyak orang selama puluhan tahun.

Kupat Tahu Gempol, lebih dari sekadar hidangan, adalah cerita tentang kesetiaan, perjuangan, dan cinta yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Bagi warga Bandung, kupat tahu bukan sekadar menu sarapan. Menu sederhana ini adalah kenangan, kehangatan, dan bagian dari tradisi yang tak lekang oleh waktu.

Dari sekian banyak tempat yang menyajikan kuliner khas Bandung ini, Kupat Tahu Gempol menjadi legenda yang tak pernah kehilangan pesonanya.

Di Pasar Gempol, melewati gang kecil dari Jalan Bahureksa, para pencinta kuliner akan menemukan warung sederhana yang telah berdiri sejak 1965.

Tak ada dekorasi mewah, hanya meja kayu sederhana dan bangku plastik yang menambah kesan jadul. Namun di balik kesederhanaan itu, ada sebuah ketulusan dalam menjaga rasa yang telah diwariskan turun-temurun.

Hj. Yayah, sang pemilik, adalah sosok di balik keistimewaan kupat tahu ini. Dengan tangan cekatan, ia meracik setiap piring kupat tahu dengan penuh ketelitian, memastikan setiap suapan mengingatkan pada cita rasa yang telah bertahan lebih dari setengah abad.

"Meskipun harga-harga serba naik, ibu mah dari 1965 tidak pernah mengubah komposisi bumbunya. Kerena ingin mempertahankan bumbu yang sudah menjadi ciri khas dari leluhur," ujar Yayah berbincang dengan Ayobandung saat mengisahkan perjalanannya menjaga warisan keluarga.

Tak ada yang berlebihan dalam tampilan seporsi kupat tahu ini, hanya potongan leupeut (lontong) yang kenyal, tahu kuning yang lembut, tauge rebus yang segar, serta bumbu kacang khas yang kental dan merah menggoda.

Tapi justru kesederhanaan itulah yang membuat setiap suapan begitu bermakna. Tambahan kecap manis yang berpadu dengan bumbu kacang, serta kehadiran kerupuk gendar merah, seakan menjadi simbol bahwa ada hal-hal yang tak perlu berubah untuk tetap dicintai.

"Pakai kerupuk merah ini memang sudah identik dari Kupat Tahu Gempol. Ditambah ibu juga ingin mempertahankannya terus," katanya, tersenyum.

Setiap pagi, para pelanggan setia datang, dari yang pernah menikmati kupat tahu ini sejak masih kecil hingga generasi baru yang penasaran mencicipi kisah dalam sepiring hidangan legendaris.

Mereka tak sekadar menikmati makanan, tapi juga meneguk sejarah, mengenang masa kecil, dan merasakan bahwa ada tradisi yang tetap bertahan di tengah gempuran perubahan zaman.

Kupat Tahu Gempol bukan hanya tentang makanan, tapi tentang bagaimana rasa, tradisi, dan cinta bisa bertahan melintasi waktu.

Tags:
Pasar Gempolmenu sarapankuliner khas BandungKupat Tahu Gempol

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor