Cibaduyut merupakan daerah yang terkenal dengan sentra sepatu di Kota Bandung. Kawasan yang berada di Bojongloa kidul ini bisa memproduksi ribuan sepatu.
Teman SMP saya bermukim di daerah Cibaduyut tepatnya di Gang Ma Eja. Saat itu saya berkesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana situasi warga sekitar saat berkunjung ke rumahnya.
Hampir di setiap rumah yang saya lewati, sebagian masyarakat di sana bertumpu pada perekonomian yang berasal dari pembuatan sepatu. Bahkan kalau bukan bos sepatu pun, masyarakat kecil mendapat pekerjaan kecil misalnya memberikan lem untuk merekatkan sol sepatu.
Saat saya sekolah, salah satu yang menjadi ikonik Cibaduyut adalah patung sepatu besar yang dipasang di sebuah tugu. Sepatu pantofel hitam yang gagah dan meronanya high heels hitam yang kasual.
Namun semenjak pembangunan flyover Kopo pada tahun 2022 tugu sepatu sempat diturunkan dari tempatnya.
Dilansir dari laman detikJabar, pertama kali pembongkaran terjadi pada 6 Maret 2022 yang disimpan di gudang PT. Pembangunan Perumahan (PP), Tbk. Kemudian pada September 2022 akhirnya tugu sepatu terlihat kembali tapi dengan desain yang berbeda.
Namun pemasangan desain baru di protes oleh sejumlah warga yang merasa bahwa desain tersebut tidak merepresentasikan kawasan Cibaduyut yang dulu karena menghilangkan ciri khas sebagai nilai sejarahnya.
Pada Oktober 2022, flyover Kopo diuji coba dan jalan dibuka secara resmi untuk pengendara. Sayangnya, tugu tak kunjung dipasang kembali dan hilang entah kemana.
Namun baru-baru ini saya menyadari jika tugu terpasang di pinggir jalan yang dahulunya adalah tempat pembuangan sampah. Lokasi tersebut dekat dengan MTs Nurul Iman dan berada tidak jauh di bawah terowongan Taman Cibaduyut Indah.
Namun sepertinya tugu yang terpasang memang desain baru. Berbeda dari ikonik sepatu yang sebelumnya berukuran besar, desain baru nampak lebih kecil dengan warna coklat.
Bagi saya dan sebagian orang sepertinya Tugu Sepatu Cibaduyut tidak hanya menjadi ciri khas yang memiliki nilai sejarah. Tapi tugu sepatu adalah penanda bagi penumpang angkot atau DAMRI yang akan turun menuju kawasan Cibaduyut.
Menghilangkan Tugu Sepatu Cibaduyut bukan hanya menghilangkan makna sejarah tapi juga menghilangkan arah mayarakat sebagai pembeda dengan belokan menuju jalan Kopo. (*)