Di tengah kesibukan sekolah, Sholihin berdiri sebagai tiang penyangga harapan bagi generasi muda MTs Kifayatul Achyar Bandung. Ia adalah Pembina Tahfidz, sosok yang berjuang mengembalikan denyut program hafalan Al-Qur'an.
Program yang sempat vakum akibat situasi seperti COVID-19 ini , kini berkat kegigihannya, kembali bangkit di tahun ajaran 2025/2026.
Sholihin tidak hanya menjalankan tugas, ia menjawab panggilan jiwa untuk mewadahi anak-anak yang memang memiliki potensi dan kemauan kuat menjadi hafiz.
Semangatnya menular, kegiatan yang tidak diwajibkan ini diikuti sekitar 15 siswa dari semua kelas. Yang paling mengharukan, Sholihin berhasil membangun kepercayaan penuh dari masyarakat. Programnya yang gratis itu membuat orang tua proaktif mencari tahu jadwalnya, semata-mata demi kesempatan anak mereka berpartisipasi.
Kunci inspirasi Sholihin terletak pada keyakinannya terhadap metode yang kuat, Tikrar. Ia menerapkan pengulangan intensif, meminta siswa mengulang ayat secara bolak-balik hingga 40 kali, seperti pada surat An-Naba’.
Visi Sholihin melampaui masa kini. Ia menanamkan target tinggi: minimal setiap alumni MTs harus keluar dengan bekal hafalan satu juz. Saat ini, sudah ada bukti nyata bahwa target itu bisa dilampaui, bahkan ada siswa yang mencapai dua juz.
Namun, inspirasi terbesarnya adalah harapan untuk masa depan, mengadakan wisuda tahfidz. Ia ingin menciptakan momen kebanggaan tak terlupakan bagi orang tua di rumah.
Dampak dari sentuhan pembinaan Sholihin adalah bukti nyata inspirasinya. Ia tidak hanya membentuk penghafal Al-Qur'an, tetapi juga karakter yang utuh. Terlihat dari membaiknya akhlak siswa, dan secara mengejutkan, rata-rata peserta tahfidz ini adalah anak-anak yang juga menonjol di bidang akademik.
Melalui dedikasi tulusnya, Sholihin telah membuktikan bahwa dengan kemauan, metode yang tepat, dan keyakinan, tradisi mulia hafalan dapat kembali bersinar, membawa dampak positif yang meluas pada kehidupan spiritual dan akademik para siswanya. (*)