Indahnya langit di pagi hari, sejuknya udara pegunungan nan asri yang menemani minggu. Namun, semangat warga tidak padam dalam menonton kesenian ketangkasan domba di Pamidangan Pusaka Wargi Pasirhuni di Kampung Pasirhuni, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu (02/11/25).
Rudian atau yang kerap di sapa Kendi, Ketua Pangidangan Pusaka wargi Pasirhuni, menjelaskan bahwa ketangkasan adu domba saat ini telah ada dan diwariskan sejak lama. Menurutnya, generasi muda sekarang ada yang tertarik dan terjun langsung ke dalam keseniannya.
“Kesenian ketangkasan adu domba sudah ada dari jaman kakek Saya dan telah diwariskan hingga ke generasi anak muda. Dulu itu yang ikut hanya orang-orang tua. Sekarang sudah ada anak-anak muda yang tertarik dengan kesenian, bahkan ada Perempuan yang ikut masuk ke dalam kesenian juga,” ujarnya.
Kesenian ketangkasan adu domba sendiri telah lama menjadi kesenian di tatar sunda sebagai warisan turun-temurun yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Selain sebagai hiburan rakyat, kegiatan ini menjadi ajang unjuk kebanggaan para peternak, karena di balik setiap tandukan, tersimpan cerita tentang dedikasi, seni, dan kebanggaan lokal.
Selain itu, Domba yang menang dalam pertandingan biasanya akan di bawa ke semi kontes maupun kontes, sehingga akan memiliki nilai jual lebih tinggi. Tak heran jika kesenian ketangkasan adu domba juga menjadi tempat dimana domba tersebut dihargai oleh pembeli, menjadikannya pusat perekonomian bagi para peternak domba di Cimaung.
Baca Juga: Mie Mandi Keju Ayam Krispi: Inovasi Nyeleneh yang Bikin Nagih di Bandung
Kendi berharap tradisi ini tidak hanya dilestarikan oleh komunitas, tetapi juga mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah. Menurutnya, dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah akan berdampak ke masyarakat dan komunitas pecinta domba yang sedang melestarikan kesenian di Cimaung.
“Harapan Kami, pemerintah daerah bisa mendukung keberadaan kesenian ketangkasan adu domba, saat ini masih belum ada dukungan ke pemerintah daerah. Jadinya Kami yang harus ngurus segala izin hingga kerja sama ke karang taruna untuk keseniannya,” ujar Kendi.
Para peternak domba di Cimaung telah membuktikan bahwa keberadaan seni ketangkasan adu domba bukan hanya tradisi, tapi juga sebagai pusat hiburan dan perekonomian lokal. Di tengah modernisasi, masih terdapat suara tandukan domba tetap bergema sebagai simbol warisan budaya yang tak lekang oleh waktu. (*)