Bandung, Kota yang Pernah Terbang dan Kini Rindu Langitnya Sendiri

Bayu Hikmat Purwana
Ditulis oleh Bayu Hikmat Purwana diterbitkan Senin 10 Nov 2025, 17:01 WIB
Lintasan penerbangan di Bandara Husein Sastranegara. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Lintasan penerbangan di Bandara Husein Sastranegara. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Bandung tidak hanya dikenal dari udaranya yang sejuk, tapi juga karena langitnya yang pernah terbuka untuk dunia. Kini setelah kereta cepat dan bandara baru hadir, muncul pertanyaan sederhana, apakah bandung masih punya pintu langitnya sendiri untuk menjemput dunia?

Ada yang pelan-pelan hilang dari langit Bandung. Bukan awan, bukan kabut, tapi suara mesin pesawat yang dulu hilir mudik dari Bandara Husein Sastranegara. Suara yang pernah jadi penanda terhubungnya kota dengan dunia luar, dengan mereka yang ingin melihat, belajar, dan jatuh cinta pada Bandung. Kini, langit itu hanya menyisakan memori terdalam, kenapa dunia yang dulu dekat, kini terasa menjauh.

Ketika itu, Bandung tak perlu menunggu dunia datang lewat Jakarta atau Bali, kota ini punya pintu langitnya sendiri. Setiap pesawat yang mendarat di Husein bukan sekadar alat transportasi, tapi pembawa cerita yang membuat Bandung menjadi lebih dari sekadar kota tujuan wisata.

Bandung, kota yang disinggahi ide-ide besar, dan tawa para pelancong.

Dulu, wisatawan dari Singapura, Kuala Lumpur, bahkan Darwin bisa langsung menuju Bandung. Mereka melihat dari jendela pesawat, bentang hijau pegunungan, sawah yang berundak, atap merah yang berserak di bawah awan. Dan ketika mereka menjejak tanah, yang mereka temui bukan sekadar tempat, tapi suasananya, udara sejuk yang menenangkan, aroma kopi, dan senyum hangat orang-orangnya.

Bandung yang Pernah Mengudara

Tak banyak kota di dunia yang bisa berkata, “kami pernah membuat pesawat.” Tapi Bandung bisa. Di sinilah anak-anak bangsa belajar menembus langit. Di sinilah Nurtanio dan BJ. Habibie menulis bab pertama kisah kedirgantaraan Indonesia. Kisah bangsa yang mengudara dengan sayapnya sendiri.

Saat ini, kita hidup di masa ketika jarak bisa dilipat. Ada Whoosh, kereta cepat yang melesat dari Jakarta ke Bandung hanya empat puluh lima menit. Juga ada jalan tol yang menembus bukit dan lembah dengan pemandangan hijaunya.

Dulu turis asing dengan mudah menyeberang dari Singapura, menempuh dua jam penerbangan, lalu menginap di Dago atau Ciumbuleuit, berjalan kaki ke Jalan Braga, membeli batik di Cihampelas, menyesap kopi di Punclut sambil melihat senja. Atau menjelajah bentangan alam di Kawasan Bandung Raya, Kawasan Gunung Tangkuban Perahu, Pangalengen, Ciwidey, Garut, atau Pantai Pangandaran. Sekarang, mereka harus terbang ke Jakarta atau Kertajati, terus menempuh perjalanan darat panjang untuk sampai di sini. Sebagian memilih batal, sebagian kehilangan arah.

Tapi dunia terus berubah, dan Bandung tak bisa hanya hidup dari kenangan. Saat ini moda kereta cepat (whoosh) menjadi tend moda transportasi internasional menuju Bandung. Data BPS Jawa Barat menunjukkan tren penurunan wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang melalui BIJB Kertajati pada Desember 2024. Herman Suryatman, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat juga menyampaikan data kunjungan pada November 2024 dari 735, anjlok menjadi 337 kunjungan pada Desember 2024, kemungkinan wisman beralih moda, tuturnya.

Bagi sebagian orang, bandara hanyalah tempat pesawat mendarat dan lepas landas. Tapi bagi Bandung, Husein Sastranegara adalah bagian dari jiwanya. Ruang perjumpaan antara lokal dan global, antara ide dan peluang. Dari bandara kecil itulah para wisatawan, pebisnis, hingga mahasiswa asing pertama kali menjejakan kaki di Bandung, sebelum jatuh cinta pada kota ini. Husein menjadi pintu masuk bagi ekonomi kreatif, pendidikan tinggi, dan pariwisata berkarakter.

Menghidupkan kembali bandara ini bukan sekadar keputusan ekonomi, tapi keputusan kebudayaan. Bandung telah lama dikenal dunia sebagai kota kreatif, kota desain, kota pendidikan. Tapi tanpa koneksi udara yang langsung, terasa sulit menjaga irama global. Kota kreatif memerlukan pertemuan. Dan pertemuan memerlukan gerbang yang terbuka. Tentu, ini bukan tentang menyaingi Whoosh atau Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Ini tentang menemukan harmoni.

Antara Kertajati dan Husein

Situasi Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, tampak lengang. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Situasi Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, tampak lengang. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Pemindahan bandara Bandung ke BIJB Kertajati tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional. Di antara alasan yang mengemuka adalah Husein Sastra Negara dinilai tidak cocok untuk penerbangan komersial, terlebih bagi pesawat bermesin jet bahkan untuk kelas narrow body atau pesawat berbadan sempit.

Di balik narasi itu, tersembul cita-cita proyek strategis nasional (PSN) yang memprediksi mampu menjadi simpul baru mobilitas udara dan stimulus ekonomi Kawasan REBANA, yang didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.

Sebetulnya implementasi kebijakan tersebut bisa dibicarakan dengan tenang, duduk santai di bawah sejuknya embun pagi di Kawasan Dago Pakar. Para pihak ngobrol tentang berbagi manfaat dengan BIJB Kertajati yang sejak dinyatakan resmi beroperasi tahun 2018, booming di tahun 2023, kemudian lesu lagi hingga saat ini.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar pun, berupaya mendongkrak kelesuan tersebut dengan menambah penyertaan modal untuk BIJB Kertajati, senilai Rp 100 miliar yang tertuang dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun 2026. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi lugas berkata, upaya itu agar lis­trik­nya sama airnya tidak mati, malah kalau dibiarkan, nanti akan menjadi tempatnya kelelawar, sambungnya.

Menjemput Dunia, Menata Diri

Di sisi lain, semangat Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang terus berupaya memperjuangkan reaktivasi bandara Husein patut diapresiasi, sekaligus menjadi momen yang tepat untuk merenung. Apa yang membuat Bandung sekarang istimewa? Sebab, sebelum dunia kembali, Bandung harus berbenah. Kota ini punya semua modalitas untuk itu.

Bandung adalah laboratorium gagasan, tempat lahirnya kreativitas, tempat tumbuhnya pendidikan, dan tempat di mana seni dan teknologi bisa bertemu dengan cara yang lembut. Mungkin, langkah pertama untuk menjemput dunia adalah menata ulang masalah yang membuat Bandung tak kunjung masuk dalam peringkat UI GreenCityMetric dalam lima tahun terakhir.

Kota ini masih punya pekerjaan rumah. Pengelolaan sampah yang tertinggal, transportasi publik yang belum terintegrasi, tata ruang yang kian sesak, dan sungai-sungai yang kehilangan jernihnya, hingga tata kelola pemerintahan lintas wilayah. Tapi semua itu bukan alasan untuk pesimis, justru panggilan untuk bergerak.

Kota yang ingin kembali disinggahi dunia, harus terlebih dahulu layak dihuni oleh warganya sendiri.

Bukan beton yang paling penting, tapi kesadaran Bersama. Di sinilah makna "menjemput dunia dari langit Bandung" menjadi nyata. Bukan lagi tentang membangun landasan pacu baru, melainkan menata fondasi batin kota ini dengan kesadaran akan pentingnya keterhubungan, keseimbangan, dan keberlanjutan. Dunia hanya akan datang jika Bandung mengundangnya dengan wajah yang segar, lingkungan yang bersih, dan warganya yang hangat.

Setiap kota punya caranya sendiri untuk hidup. Jakarta hidup dengan lalu lintas dan ambisinya. Bali hidup dengan pesona lautnya. Bandung hidup dengan udara, kenangan, dan langitnya. Karena kota ini diciptakan untuk bergerak, berinovasi, dan menyapa dunia dengan semangat Soekarno dan Konferensi Asia Afrika yang menggelegar.

Mungkin, langit Bandung sedang menunggu waktu untuk kembali ramai.

“Ayo, Bandung. Buka lagi pintu langitmu. Dunia masih ingin datang menjejak tanahmu, mencium udaramu, dan jatuh cinta sekali lagi.” (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Bayu Hikmat Purwana
Analis Kebijakan dengan bidang kepakaran pengembangan kapasitas ASN di Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Talenta ASN Nasional LAN RI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 11 Nov 2025, 17:22 WIB

Hikayat Buahbatu, Gerbang Kunci Penghubung Bandung Selatan dan Utara

Pernah jadi simpul logistik kolonial dan medan tempur revolusi, Buahbatu kini menjelma gerbang vital Bandung Raya.
Suasana Buahbatu zaman baheula. (Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 17:00 WIB

Proyeksi Ekonomi Jawa Barat 2025: Menakar Potensi dan Risiko Struktural

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 15:20 WIB

Bakmi Tjo Kin Braga Jadi Ikon Kuliner yang Tak Lekang Waktu

Sejak 1920 Bakmi Tjo Kin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Bandung, sebuah warung tua yang bernuansa klasik ini terletak di Jalan Braga No. 20
Tampak Depan Warung Bakmi Tjo Kin (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:38 WIB

Bandung, Antara Heritage dan Hype

Bangunan heritage makin estetik, tapi maknanya makin pudar. Budaya Sunda tersisih di tengah tren kafe dan glamping.
Salah satu gedung terbengkalai di pusat Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:21 WIB

Mengintip Cara Pengobatan Hikmah Therapy yang 'Nyentrik' di Bandung

Praktik pijat organ dalam di Bandung yang memadukan sentuhan, doa, dan ramuan herbal sebagai jalan pemulihan tubuh dan hati.
Ibu Mumut berada di ruang depan tempat praktik Hikmah Therapy. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fira Amarin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:00 WIB

Potret Inspiratif Cipadung Kidul dari Sales Keliling hingga Kepala Seksi Kelurahan

Budi Angga Mulya, Kepala Seksi Pemerintahan Cipadung Kidul, memaknai pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian.
Kepala Seksi Pemerintah Kelurahan Cipadung Kidul, Budi Angga Mulya (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 13:05 WIB

Menapak Jejak Pandemi dalam Galeri Arsip Covid-19 Dispusipda Jawa Barat

Dispusipda Jawa Barat menghadirkan Galeri Arsip Covid-19 sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Koleksi Manekin Alat Pelindung Diri (APD) dikenal dengan nama baju Hazmat yang mengenakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid 19 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 11:25 WIB

ASN Frugal Living, Jalan Selamat ASN dari Jerat Cicilan dan Inflasi?

Dengan frugal living, ASN dapat menjaga integritas dan stabilitas keuanganny
Ilustrasi ASN. (Sumber: Pexels/Junior Developer)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 10:41 WIB

Goyobod Legendaris Harga Kaki Lima Kualitasnya Bintang Lima

Goyobod Nandi sudah berjualan sejak 1997 yang tetap bertahan hingga sekarang.
Ilustrasi es goyobod. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Afrogindahood)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 09:47 WIB

Bandung Lautan Macet Saat Liburan Akhir Pekan

Bandung yang sering dielu-elukan karena memiliki beberapa spot yang bisa mendatangkan ketenangan.
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Kota Bandung, Jumat 19 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 09:17 WIB

Air Mata Bahagia di Balik Toga, Kisah Keluarga yang Mengantar Mimpi ke Panggung Wisuda

Di balik gemuruh tepuk tangan dan toga yang melambai, tersimpan kisah haru sebuah keluarga sederhana.
Seorang wisudawan berpose bersama keluarganya di depan Fakultas, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Jajang Shofar Khoerudin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 07:58 WIB

Berjuang itu Mudah, Bertahan itu Sulit: Kisah Sosok Santri yang Tangguh

Kisah inspiratif Defani Raspati yang Mendapatkan Juara 1 Lomba Membaca Kitab Kuning pada Hari Santri Nasional di Persiapan Waktu yang Singkat.
Pemberian Piala Juara 1 Membaca Kitab Kuning kepada Defani Raspati, salah satu Santri Yayasan Pondok Pesantren Sukamiskin. (Istimewa)
Ayo Biz 10 Nov 2025, 19:25 WIB

Jawa Barat Menuju 2029: Sinergi Ekonomi Biru, Industri 5.0, dan Pemerintahan Progresif untuk Pertumbuhan Inklusif

Arah pembangunan Jawa Barat kini difokuskan pada sinergi antara ekonomi biru dan industri 5.0 sebagai fondasi baru untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Arah pembangunan Jawa Barat kini difokuskan pada sinergi antara ekonomi biru dan industri 5.0 sebagai fondasi baru untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 10 Nov 2025, 18:36 WIB

Hikayat Kasus Pembunuhan Marsinah, Pahlawan Buruh yang Kini Diakui Istana

Hikayat Marsinah yang dibunuh di sawah, tapi sejarah membawanya ke istana. Tiga dekade kemudian, negara akhirnya menyebutnya pahlawan.
Marsinah Pah;awan Buruh. (Sumber: Serikat Pekerja Seluruh Indonesia)
Ayo Jelajah 10 Nov 2025, 18:36 WIB

Hikayat Bandung Utara jadi Kawasan Impian Kolonial, Gagal Terwujud di Persimpangan Sejarah

Kawasan Bandung Utara (KBU) pernah jadi proyek mimpi kolonial: wilayah modern di dataran tinggi. Tapi perang dan sejarah mengubur impian itu di bawah kabut Priangan.
Pemukiman penduduk Eropa di Dago, bandung. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 10 Nov 2025, 18:14 WIB

Panggung Inohong: Tempat Tokoh Jawa Barat Hidup Kembali lewat Arsip

Panggung Inohong menampilkan puluhan sosok yang pernah berperan penting dalam sejarah dan kebudayaan Jawa Barat.
Dokumentasi foto seniman dari Jawa Barat (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)