Kabut pagi menyapa kota kembang nan indah, cahayanya menembus setiap insan yang melihat, akan tetapi hal itu tidak meruntuhkan semangat Gen Z dan para Ibu Rumah Tangga. Semangat yang dibentuk untuk mengikuti kajian yang dibawakan oleh Ilmia Amalia di Majid Agung Trans Studio Bandung, Jalan Gatot Subroto No. 289, Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (04/11/2025)
Ismin Khoirunnisa, Gen Z berusia 22 tahun mengatakan bahwa informasi seputar waktu dan tempat kajian ia dapatkan di media sosial seperti Instagram dan Tiktok.
“Saya tau informasi kajian ini karena saya sudah follow akun Instagram dan TikTok mereka, alasan saya mengikuti kajian adalah karena saya ingin mendekatkan diri kepada sang kuasa,” ujar Ismin sembari tersenyum.
Emelia Nurhayati, seorang Gen Z berusia 18 tahun juga mengatakan bahwa saat ini kajian banyak yang membahas isu mental health dan psikologis.
“Sekarang kajian bukan hanya membahas agama saja, tetapi ada juga membahas persoalan terkini seperti mental health dan insecurity yang relate untuk anak muda zaman sekarang,” tuturnya.
Generasi Z kini semakin aktif mengikuti kajian di masjid, sebuah kegiatan positif yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi melalui media sosial. Instagram, TikTok, dan platform digital lainnya menjadi sarana utama bagi anak muda untuk mengetahui jadwal kajian, tema pembahasan, hingga profil ustaz yang mengisi acara.
Fenomena ini menunjukkan pergeseran minat spiritual di kalangan generasi muda yang sebelumnya dianggap kurang tertarik pada kegiatan keagamaan. Dengan konten dakwah yang dikemas secara menarik dan relevan, masjid kini menjadi tempat yang tidak hanya dikunjungi oleh orang tua, tetapi juga oleh remaja dan mahasiswa.
Menurut pengurus beberapa masjid di Bandung, Dede dan Rusli, jumlah peserta kajian dari kalangan Gen Z meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir. Mereka datang tidak hanya untuk mendengarkan ceramah, tetapi juga untuk berdiskusi, bersosialisasi, dan memperkuat nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
“Sekarang banyak sekali anak-anak muda yang ikut kajian dan berkumpul satu sama lain, saya ngeliatnya senang sekali,” ujar Dede dan Rusli sembari tersenyum gembira.
Dengan dukungan teknologi dan kreativitas dalam penyampaian dakwah, masjid kini menjelma menjadi pusat pembinaan spiritual yang relevan dengan zaman. Gen Z pun membuktikan bahwa mereka mampu menjadi generasi yang religius, kritis, dan adaptif terhadap perubahan, sekaligus menjaga nilai-nilai luhur dalam kehidupan modern. (*)