Di sebuah gang kecil di Kota Bandung, berdiri sebuah sanggar sederhana, tempat yang menjadi ruang hidup bagi seni tari tradisional. Setiap akhir pekan, musik mengalun lembut mengiringi gerak dan langkah para penari muda di Sanggar Kalangkang Gumiwang, Jl. Soekarno Hatta, Kampung Caringin, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Minggu (9/11/2025).
Mina Mella Restuaffina, Pendiri Sanggar Kalangkang Gumiwang yang merupakan lulusan ISBI Bandung mengatakan bahwa berdirinya Sanggar Kalangkang Gumiwang berawal dari permintaan warga sekitar yang ingin belajar menari.
âAwalnya ngga ada niat buka sanggar, tapi karna ada beberapa yang di daerah sini mau belajar jadi yaudah saya mulai ngajar, dan waktu itu juga saya masih kuliah,â ujar wanita berbaju hitam itu.
Ia juga menambahkan bahwa nama Kalangkang Gumiwang dipilih bukan tanpa makna, Kalangkang berarti bayangan, sedangkan Gumiwang adalah nama tempat sang pendiri belajar seni tari sebelumnya.
âDulu nama sanggar aku itu Ringkang Gumiwang jadi nama Gumiwang aku ambil dari nama sanggar aku sebelumnya, kalau Kalangkang itu kan ibaratnya bayangan jadi, aku itu kaya bayangan yang di sana,â lanjutnya.
Berdiri sejak 1 Juli 2013, sanggar ini berpegang pada satu filosofi utama yaitu melestarikan tradisi tari tradisional, terutama tari Jaipong. Meski sanggar juga mengajarkan tari nusantara lainnya, fokus pembelajaran tetap pada Jaipong karena digunakan sebagai identitas budaya daerah yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

Anggota yang menari di Sanggar Kalangkang Gumiwang berasal dari berbagai rentang usia, mulai anak berusia lima tahun hingga remaja yang aktif latihan setiap akhir pekan. Tantangan terbesar yang dihadapi sang pendiri justru bukan perkara teknik gerak, tetapi mengelola mood, ego dan emosi dalam masa pertumbuhan anak-anak.
Tumbuh di era digital, Sanggar Kalangkang Gumiwang juga memanfaatkan media sosial pada Instagram @kalangkanggumiwang dan Tiktok untuk memperkenalkan kegiatan serta karya tarinya. Proses pendaftaran anggota baru yang dilakukan dua kali dalam satu tahun juga disebarkan melalui media sosial, sehingga informasi dapat menjangkau luas.
Pendiri Sanggar Kalangkang Gumiwang juga menceritakan bahwa ia memiliki keinginan agar anak-anak dapat tampil di panggung yang lebih besar, seperti festival tingkat nasional. Ia juga menambahkan bahwa pada bulan Desember mendatang, sanggar akan mengirim dua orang penari untuk mengikuti lomba tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Subang.
âKita pernah ikut lomba tingkat nasional terakhir itu tahun 2022 dan baru mau ikut lagi tahun ini nanti di bulan desember,â tutup Mina. (*)
