Sinar matahari pagi menembus rimbunnya pepohonan, memantulkan cahaya lembut di antara jalan setapak yang terasa dingin dan lembap karena embun. Udara sejuk berpadu dengan hangatnya dan tawa riang sekelompok anak muda yang sibuk berfoto dan bercanda di antara rimbunnya hutan.
Suasana menyenangkan namun tenang itu seolah menegaskan bahwa bagi anak muda Bandung, ketenangan tak hanya ditemukan di Kafe saja, tapi juga di alam bebas. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kota Bandung, Minggu (9/11/2025).
Kalau dulu nongkrong identik dengan Kafe estetik dan playlist akustik, kini suasana alam justru jadi pilihan utama bagi sebagian besar anak muda. Di Tahura, mereka bisa mengobrol tanpa bising musik, berfoto di bawah cahaya matahari yang menembus daun, atau sekadar menikmati angin pagi.

Keindahan alam yang alami, tiket masuk yang terjangkau, serta udara segar jadi alasan sederhana kenapa banyak yang lebih memilih hutan daripada Kafe. Tempat ini juga memiliki berbagai spot menarik seperti Goa Belanda, Goa Jepang, serta jalur trekking untuk kegiatan healing ringan bersama teman atau pasangan.
Menurut Nadhira Faza, Front Office Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, jumlah pengunjung muda semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
âIya, sekarang pengunjung Tahura memang semakin beragam,â ungkap Nadhira.
âBanyak anak muda datang bukan cuma buat olahraga atau trekking, tapi juga sekadar nongkrong, foto-foto, bahkan ada juga yang ngedate di sini. Kami senang, artinya mereka melihat alam sebagai tempat yang menyenangkan, bukan sesuatu yang membosankan,â tambahnya.

Selain dua goa dan penangkaran rusa yang sudah terkenal, Tahura juga menyimpan permata tersembunyi yang belum banyak diketahui oleh para pengunjung muda. Namanya Curug Dago, air terjun mungil yang berjarak cukup jauh dari jalur utama dan harus melewati kawasan pedesaan warga setempat.
Meski aksesnya agak menantang, keindahan yang disuguhkan membuat rasa lelah terbayar, di sana berdiri sebuah kuil peninggalan Thailand yang masih terawat.
âPihak kami juga sudah beberapa kali berkomunikasi langsung dengan perwakilan dari Thailand untuk membantu renovasi kuil tersebut,â jelas Nadhira.

Bagi pengunjung yang sudah sampai di Curug Dago, suasana yang ditawarkan jauh lebih tenang dan alami dibanding area goa yang ramai. Suara air jatuh berpadu dengan angin lembut menciptakan atmosfer menenangkan, cocok untuk refleksi diri atau sekadar berbagi cerita dengan teman.
Kini, Tahura Djuanda bukan lagi sekadar destinasi wisata alam, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup baru anak muda Bandung. Hutan kini bukan lagi tempat sunyi, melainkan ruang nyaman untuk tertawa, bercanda, dan mencari ketenangan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Fenomena ini menunjukan bahwa bagi generasi muda, kebahagiaan bisa ditemukan dari hal-hal sederhana termasuk berjalan di bawah pepohonan tinggi. (*)
