Di sebuah tikungan Jalan Manisi, tak jauh dari Bundaran Cibiru dan pangkalan ojek, asap tipis dari bara arang kerap menarik perhatian pengendara yang melintas. Di lokasi yang tampak sederhana itu, seorang tukang sate setia mangkal setiap hari, menawarkan seporsi sate dengan harga yang ramah di kantong, khususnya bagi mahasiswa.
Tanpa spanduk besar atau promosi mencolok, lapak sate ini justru mudah dikenali karena posisinya yang strategis. Berada tepat di belokan jalan, pembeli bisa langsung melihat aktivitas membakar sate yang berlangsung sejak sore hari. Lokasi tersebut menjadi keuntungan tersendiri, membuat keberadaan lapak ini cepat diketahui oleh warga sekitar maupun pendatang.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. Harga tersebut terbilang terjangkau, terutama di kawasan yang dekat dengan lingkungan kampus dan kos mahasiswa. Tak heran, lapak ini kerap dipadati pembeli pada jam-jam makan malam.
Soal kualitas, sate yang disajikan tidak sekadar murah. Dagingnya empuk dan matang merata, dengan aroma khas hasil pembakaran arang yang menggugah selera. Potongan daging yang digunakan pun terlihat segar, memberikan cita rasa gurih yang konsisten di setiap tusuknya.
Baca Juga: Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual
“Sering beli di sini karena porsinya pas dan harganya bersahabat. Rasanya juga enak, dagingnya empuk,” ujar Fajar, mahasiswa yang mengaku sudah beberapa kali menjadi pelanggan.
Selain rasa dan harga, keramahan penjual menjadi nilai tambah yang membuat pembeli betah. Interaksi sederhana namun hangat antara penjual dan pembeli menciptakan suasana yang akrab, khas lapak kaki lima yang tumbuh bersama lingkungannya.
Keberadaan tukang sate di dekat Bundaran Cibiru ini menunjukkan bahwa kuliner sederhana masih memiliki tempat di tengah persaingan makanan modern. Dengan kualitas rasa, harga terjangkau, dan lokasi strategis, lapak sate di tikungan Jalan Manisi tersebut menjadi bukti bahwa makanan kaki lima tetap menjadi pilihan utama bagi banyak orang, terutama kalangan mahasiswa. (*)