Meskipun berbagai kebijakan transportasi telah diterapkan mengapa kemacetan di Bandung terus meningkat? Sebenarnya, kondisi lalu lintas terus menjadi lebih padat dan tidak menunjukan perbaikan yang signifikan.
Sekarang, kemacetan di Kota Bandung bukan hanya keluhan masyarakat. Kamis, 16 Januari 2025, Tom Tom Traffic Index melaporkan bahwa Bandung berada di posisi ke-12 kota dengan kemacetan terburuk di dunia.
Dikutip dari Databoks Dakata total jumlah kendaraan di Kota Bandung menapai 2,39 juta kendaraan. Betapa tidak masuk akalnya kondisi ini jika tidak segera di tangani
Mayoritas warga di Bandung memiliki lebih dari satu kendaraan. Mobil pribadi dan sepeda motor mendominasi lalu lintas, terutama di jam sibuk
Meskipun demikian, Trans Metro Bandung sudah beroperasi selama beberapa tahun. Masyarakat enggan beralih karena rute yang terbatas dan waktu kedatangan yang tidak konsisten.
Trans Metro Bandung sendiri tidak memiliki jalan khusus busway seperti di Jakarta. Hal ini membuat area jalan semakin sempit, sehingga kemacetan semakin parah.
Permasalahan lain yang membuat kota ini semakin macet adalah dengan adanya parkir liar di daerah ramai pengunjung. Beberapa orang yang menggunakan badan jalan sebagai lahan parkir mereka.
Dengan mempertimbangkan kondisi ini, saya berpendapat seharusnya Wali Kota Bandung M. Farhan bisa mengevaluasi sistem transportasi publik.Kota ini tidak dapat bergantung pada infrastruktur jalan yang hanya memungkinkan kendaraan pribadi untuk melewati.
Banyak waktu yang terbuang akibat kemacetan yang tidak mereda. Keluhan juga terdengar dari pekerja yang merasa dua kali lipat lebih lelah jika harus menghadapi macet saat pulang kerja.
Kemacetan ini tidak hanya merugikan watu, tetapi juga kesehatan. Kendaraan yang terkena macet mengeluarkan emisi gas yang menyebabkan peningkatan polusi udara.
Baca Juga: Trotoar Manjahlega Bandung dalam Bayang-Bayang JPO dan Reklame
Selain itu, sebagai orang nomor satu di Bandung seharusnya M. Farhan mendorong orang untuk beralih dari kendaraan pribadi dengan memberikan subsidi tarif, sistem pembayaran digital terpadu, dan jalur transportasi publik khusus.
Sebagai penduduk Bandung, saya mencoba menggunakan Trans Metro Bandung, tetapi waktu tunggu yang lama membuat kurang efisien daripada menggunakan jalur pribadi.
Wali Kota mantan DPR RI dapat memperluas jalur transportasi publik, meningkatkan kualitas dan frekuensi bus, dan memastikan aturan lalu lintas dan parkir.
Jika ini dilakukan secara teratur, Bandung dapat menjadi kota yang lebih tertib, mudah diakses, dan efektif. Kebijakan transportasi harus memperhatikan keindahan kota dan kemudahan pengguna. (*)